Senin, 10 November 2008

Keacuhanmu

Aku nggak tahu alasannya mengapa kau menyiksaku dengan semua keacuhan yang kau tampakkan padaku. Juga keangkuhanmu yang tak bisa kupecahkan, sekalipun aku sudah berusaha sekuat mampuku.


Aku tak ingin ada jarak di antara kita. Akan tetapi, aku sadar bila semua sudah terlambat. Semua sudah salah dari awal. Kau membangun tembok dinding yang begitu tinggi, hingga menggapai awan, dan aku tak punya tangga, aku tak punya keberanian untuk memanjat dinding menuju tempatmu.


Bagaimana mungkin aku dapat menggapai hatimu yang tertutup hanya kepadaku? Aku tak punya daya untuk memakasanya keluar dan menemuiku. Aku akan menerima, walaupun teramat berat bagiku dalam kesendirian, menapaki setiap nafas kehidupan. Bila itu maumu, aku akan menyerah, mengaku kalah.


Bolehkah kucoba untuk menunggumu datang padaku, hingga kita bisa berbicara dari hati ke hati dan dapat saling memahami? Dan, ketika merindumu, aku akan memandang rembulan, mengenang wajahmu, kenanganku bersamamu. Sekalipun takdir tak menyatukanku denganmu, aku ‘kan selalu melihatmu.


1 Mei 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar