Kamis, 17 Januari 2008

Lima Cara Mengatasi Rasa Malu …

Pernah berharap bisa lenyap dari muka bumi karena sesuatu yang kamu katakan atau lakukan? Tiap orang pasti punya saat – saat memalukan. Berikut ini langkah – langkah yang bisa kamu ambil jika lain kali kamu merasa telah mempermalukan dirimu sendiri.

Akui bahwa kamu memang malu
Jangan membela diri atau mencoba menyembunyikan perasaanmu. Kamu mungkin bahkan bisa tertawa dan berkata,”Wuah! Aku nggak pernah semau ini!” Perasaan seperti ini akan lebih cepat hilang kalau kamu nggak pernah berusaha menutupi atau berpura – pura nggak terjadi apa – apa.

Maafkan diri sendiri
Jadi, kamu bikin satu kesalahan. Memangnya kenapa? Hal – hal macam ini lazim terjadi. Jadi jangan menyalahkan diri terus – menerus. Kalau kamu telah menyakiti atau mempermalukan orang lain, minta maaflah. Kadang ini adalah bagian yang paling sulit, tapi minta maaf sangat penting karena akan membuat kedua belah pihak merasa lebih nyaman.

Sadarilah bahwa nggak semua orang memperhatikan apa yang barusan kamu lakukan
Suatu saat, kamu berkata atau melakukan sesuatu yang memalukan. Dan, rasanya seluruh dunia memperhatikanmu. Ini mungkin nggak seluruhnya benar. Kebanyakan orang bakal terlalu sibuk mengkhawatirkan kesalahan – kesalahan yang mereka buat sendiri hingga nggak akan sempat memperhatikan kesalahanmu.

Teruslah melangkah
Taruh saat – saat memalukan di tempat mereka seharusnya berada, yaitu di masa lalu. Dorong dirimu seperlunya, tapi pastikan kamu terus melangkah maju. Kalau seseorang menggodamu tentang apa yang baru saja terjadi, katakan,”Oh ya! Tadi memang agak memalukan.” Tertawa dan tunjukkanlah bahwa kamu bisa mengatasi godaan orang – orang. Orang lain akan segera lupa tentang saat – saat memalukan itu _ begitu pula seharusnya kamu.

Pikir masak – masak sebelum bertindak atau berbicara
Selalu ingat jurus ini akan membantumu terhindar dari saat – saat memalukan. Memang ini saja nggak akan membantu kamu bakal bebas dari semua bentuk rasa malu, tapi paling nggak kemungkinannya bisa dikurangi. Dan, ketika kamu terpeleset, ulangi langkah 1 – 4 agar bisa cepat pulih dari rasa malu.

Dikutip dari Buku Pintar Remaja Gaul, Penuntun Agar Sukses Belajar, Bergaul, dan Tetap Fun

Tolong … Tiadakah yang Mendengar Jeritan Kami?

Saat aku membaca Jurnal Perempuan untuk edisi 24 “Perempuan di Wilayah Konflik” hatiku merasa ikut sakit. Bagaimana tidak? Para tentara yang seharusnya bertugas untuk mengamankan daerah konflik, justru telah berbuat sesuatu yang telah melebihi batas. Dengan tega, mereka memperkosa perempuan di bawah todongan senjata. Padahal, mungkin di antara mereka masih ada yang seumur denganku.

Aku membayangkan bahwa mereka tentu saja mengalami trauma yang hebat, ketakutan yang berlebihan, merasa sangat tidak berdaya, dan putus asa dalam menjalani kehidupan. Bahkan, tragisnya, ada juga yang akhirnya menjadi ‘kupu – kupu malam’, karena sudah tidak dianggap suci oleh lingkungannya. Padahal, mereka semua hanya merupakan korban yang harus diselamatkan, bukan untuk dikucilkan. Padahal, bukan mereka yang pertama kali meletupkan perang!

Aku yang hidup di daerah yang damai, dimana tidak ada konflik yang terjadi, dimana aku dapat hidup hingga saat ini, dimana aku dapat mengenyam pendidikan hingga jenjang universitas, mungkin saja tidak sepenuhnya mengerti seberapa besar penderitaan yang dialami oleh kaumku di daerah konflik sana. Di sini, aku hanya bisa berharap bahwa mereka diberi kesabaran dan ketabahan dalam menjalani semua masalah ini. Aku tidak bisa membantu apapun yang berguna bagi mereka.

Nah, aku ingin menulis tentang apa yang aku baca di Jurnal Perempuan tersebut. Salah satu yang kuanggap ‘paling menarik’ adalah mengenai kondisi perempuan di daerah Papua. Kita tentu saja tahu bila tanah Papua merupakan tanah yang kaya akan barang tambang (terutama emas dan tembaganya) serta kekayaan alam yang berupa kelapa sawit, kopi, cokelat, hasil laut). Namun, hasil sumber daya alam yang melimpah tersebut ternyata sebagian besar mengalir ke pemerintah pusat. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan banyak penduduk Papua yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi ini tentu saja mempunyai dampak yang sangat besar bagi perempuan, terutama mengenai masalah kesehatan yang masih rendah dan adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Menurut Santie (2002: 67), pada tahun 1997, kematian ibu di Papua adalah 1025/100.000 kelahiran hidup. Padahal, angka nasional menunjukkan angka sebesar 343/100.000 kelahiran. Angka kematian ini disebabkan oleh beban pekerjaan perempuan yang sangat berat, kualitan gizi yang buruk, dan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.

Di daerah pedesaan Papua, perempuan menanggung pekerjaan yang sangatlah beragam, mulai dari memasak, mengasuh anak, mencari kayu bakar, hingga bertanggung jawab terhadap perekonomian keluarga. Pria hanyalah bertugas untuk membuka lahan, lalu selanjutnya perempuan lah yang mengolah semuanya sampai panen tiba. Ya! Pasti mereka sangat lelah …

Sedangkan mengenai kesehatan, banyak ibu hamil yang terserang malaria, sehingga bayinya cenderung terlahir prematur. Hal ini, tentu saja akan membahayakan kesehatan ibu dan anaknya. Apabila tidak mendapat pertolongan yang tepat, ibu akan mengalami pendaharan dan akhirnya menjadi keguguran. Selain malaria, banyak wanita yang juga mengidap TBC dan HIV/AIDS.

Pada umumnya, kaum perempuan tertular HIV/AIDS dari suaminya. Tidak ada kejujuran di antara pasangan sebelum mereka menikah. Menurut John Rahail (dalam Santi, 2002: 69), faktor yang mempengaruhi pesatnya HIV/AIDS adalah pandangan masyarakat yang belum tepat tentang kesehatan, keleluasan bagi pria untuk berhubungan dengan bukan dengan pasangannya, kebiasaan minum minuman keras, dan dikarenakan pemerintah hanya mendahulukan pembangunan fisik. Padahal, Puskesmas telah dibangun di setiap kecamatan, tetapi ternyata tidak ada dokter yang bertugas di sana.

Kekerasan Terhadap Perempuan
Kecamatan Waris merupakan sebuah kecamatan di perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Anak perempuan di sini rata – rata tidak bisa menyelesaikan pendidikannya karena adat mengharuskan mereka kawin dengan Oom – nya. Jadi, mereka biasanya menerima pinangan itu, karena bila mereka berani menolak ketentuan adat, terdapat kepercayaan bahwa perempuan tersebut tidak akan sehat tubuh dan alat reproduksinya.

Laki – laki juga boleh mempunyai istri lagi saat dia mempunyai banyak babi atau sudah mempunyai anak laki – laki. Ketika perempuan sudah dinikahi laki – laki, maka pria tersebut berhak melakukan apapun atas diri istrinya. Kekerasan dalam rumah tangga menjadi kejadian yang sudah umum terjadi. Banyak perempuan yang kemudian kabur karena sudah tidak tahan lagi diperlakukan semena – mena oleh suaminya. Namun, kaburnya istri untuk menghindari KDRT ini justru dianggap melanggar adat dan dituduh telah melakukan selingkuh.

Sumber :
Santie, Budi. 2002. “Perempuan Papua: Derita tak Kunjung Usai,” dalam Jurnal Perempuan 24, Perempuan di Wilayah Konflik. Hlm. 65 s.d. 82. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Lima Cara Mengatasi Rasa Cemas

Pernah merasa bahwa ada dua sisi dalam dirimu? Satu sisi yang keren, terbuka_dan sisi lain yang pemalu, gugup, dan nggak seberapa keren? Apakah dari luar kamu tampak percaya diri, tapi sebenarnya nggak yakin pada diri sendiri? Apakah kamu khawatir nggak bakal diterima di lingkunganmu kalau orang – orang tahu siapa kamu sebenarnya? Cobalah kiat – kiat di bawah ini untuk mengatasi rasa nggak yakin pada diri sendiri serta rasa cemas dalam dirimu.

Buat daftar kelebihanmu
Kamu mungkin bisa memasukkan hal – hal semacam,”Orang – orang tahu mereka bisa mengandalkanku,” atau “Aku adalah pendengar yang baik.” Kamu bisa juga memasukkan ketrampilan – ketrampilan khusus yang kamu punya, seperti gemar bikin lelucon, pandai menggambar, menyanyi, main sepak bola, atau bahkan kalau kamu adalah seorang murid yang baik.

Buat daftar kelemahanmu
Sifat – sifat apa saja yang menghalangi kebahagiaan atau keyakinanmu? Lupakan sejenak tentang penampilan. Pusatkan perhatian pada sifat – sifatmu yang perlu diubah, atau keahlian – keahlian yang perlu dikembangkan. Contoh: “Aku selalu menunda – nunda pekerjaan.” “Aku nggak selalu jujur tentang apa yang kurasakan.”

Pastikan kedua daftar yang kamu buat sama panjangnya
Kalau kamu menulis lima kelemahan, cari juga lima kelebihan dalam dirimu. Kalau merasa sulit menemukan kelebihanmu, minta masukan dari orang tua atau temanmu.

Tinjau ulang kelebihan – kelebihanmu
Bagaimana perasaanmu tentang kelebihan – kelebihan itu? Apakah dalam daftar yang kamu buat tercantum hal – hal yang sebelumnya nggak kamu anggap berarti? Kalau ya, sekarang juga beri dirimu pujian. Kemudian, pikirkan cara supaya kamu bisa lebih banyak memanfaatkan kelebihan – kelebihanmu. Tulis gagasan – gagasan yang muncul supaya nanti bisa diolah menjadi tujuan yang hendak kamu capai.

Tinjau ulang kelemahanmu
Pisahkan mana kelemahan yang masih bisa kamu toleransi sampai saat ini, dan mana yang harus dihadapi sekarang juga. Jangan langsung mengatasi semuanya. Sebaliknya, pilih satu kelemahan dan susun rencana untuk menghadapinya. Contoh, kalau kamu ingin membuang kebiasaan menunda – nunda pekerjaan sampai saat – saat terakhir, cari cara untuk lebih terorganisasi dalam menghadapi tenggat waktu. Mungkin kamu bisa memecahkan tugas jangka panjang jadi bagian – bagian lebih kecil. Dengan begitu, besar kemungkinan buatmu untuk bergerak dengan pasti menuju tujuan akhir. Ketika sukses menyelesaikan sebuah tugas, kamu akan merasa lebih memotivasi untuk memulai tugas berikutnya tanpa menunda – nunda lagi. Dalam waktu singkat,”Aku bisa hidup dengan teratur” mungkin bisa menjadi salah satu kelebihanmu.

Dikutip dari Buku Pintar Remaja Gaul, Penuntun Agar Sukses Belajar, Bergaul, dan Tetap Fun

Sabtu, 12 Januari 2008

Itulah Cinta

Apakah telapak tangan kamu berkeringat, hati kamu deg-degan, suara kamu nyangkut di dalam tenggorokan kamu? Hal itu bukanlah cinta, tapi suka.

Tangan kamu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya? Hal itu bukanlah cinta, tapi birahi.

Apakah kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang? Hal itu bukanlah cinta, tapi kamu sedang mujur.

Apakah kamu menginginkannya karena kamu tahu dia akan selalu disamping kamu? Hal itu bukanlah cinta, tapi kesepian.Apakah kamu masih bersama dia karena semua orang menginginkannya? Hal itu bukanlah cinta, tapi kesetiaan.

Apakah kamu menerima pernyataan cintanya karena kamu tidak mau menyakiti hatinya? Hal itu bukanlah cinta, tapi rasa kasihan.

Apakah kamu bersedia untuk memberikan semua yang kamu sukai deminya? Hal itu bukanlah cinta, tapi kemurahan hati.Akan tetapi …

Apakah kamu masih bersamanya karena campuran dari rasa nyeri dan kegembiraan yang tidak dapat digambarkan dan sangat membutakan? Itulah cinta.

Apakah kamu masih menerima kesalahan mereka, karena hal itu adalah bagian dari kepribadiannya? Itulah cinta.

Apakah kamu tertarik pada orang lain tapi masih bersamanya dengan setia? Itulah cinta.

Apakah kamu rela memberikan hati kamu, kehidupan kamu, dan kematian kamu? Itulah cinta.

Apakah hati kamu tercabik bila dia sedih? Itulah cinta.Apakah kamu menangis untuk kepedihannya biarpun dia cukup tegar? Itulah cinta.

Apakah matanya melihat hati kamu yang sesungguhnya, dan menyentuh jiwa kamu secara dalam sekali sampai terasa nyeri? Itulah cinta.

Sekarang, kalau kita tahu bahwa cinta itu menyakitkan dan menyiksa kita sebegitu rupa, lalu kenapa kita masih juga mencintai? Mengapa hal ini adalah hal yang kita cari dan ingini? Semua penyiksaan ini, sebuah kematian terhadap ego dan kepribadian sendiri? Mengapa? Semua ini disebabkan oleh.... CINTA

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan airmata dan masih peduli terhadapnya.

Cinta yang sebenernya adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.

Cinta yang sebenernya adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata "aku turut berbahagia untukmu".

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi, kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Disadur dari http://inspirasipagi.blogspot.com/

Selasa, 08 Januari 2008

DiriMu

Seandainya aku dapat melukisMu
yang penuh cahaya
dengan goresan takdir hidupku
Dan, kan kutemukan
kebenaran hati yang tersembunyi
ketakutan bayang naluri jiwa

Setiap jengkal ku melangkah,
selalu ada Engkau
Membimbingku ke jalan penuh damai
Memberi kekuatan tanpa pernah habis
abadi

Ya! Hidupku adalah milikMu
Duniaku adalah duniaMu
Senyumku adalah senyumMu
Helaian nafasku adalah pemberianMu

Namun,
KehadiranMu di sisiku tak pernah hadir
Padahal, aku sungguh merindukan
diriMu
Penuh hangat mempesona
Engkau telah membuatku jatuh
cinta

Aku menunggu
Aku menunggu … dengan sejuta harap

To Be U

Jadilah dirimu, maka hidupmu akan berarti

Kita tentunya sudah sering banget mendenga kata “Be Yourself”. Emang sih, hanya terdiri dari dua kata, tetapi tunggu dulu! “Be Yourself” memiliki makna yang sangat dalam.

Mau denger ceritaku …! Aku pernah menyukai seorang cowok. Dia adalah cinta pertamaku. Tentu perasaanku nggak karuan. Kalian tahulah gimana rasanya ngalamin first love. Namun, ternyata dia sudah mencintai cewek lain. Aku kan jadi broken. He … he … he …, waktu denger itu aku nangis, lho.

Cewek ini lebih cantik, lebih tinggi, pokoknya aku langsung mengibarkan bendera putih begitu melihat dirinya. Dan, di sinilah mulai timbul masalah! Aku menjadi seseorang yang tidak lagi bersyukur atas segala anugerah yang telah diberikanNya. Setiap hari, aku melihat cermin, dan selalu merasa bila aku ini cewek yang jelek, gemuk, hingga tidak pantas untuk dicintai. Pokoknya, perbedaannya jauh banget, kayak langit dan bumi. Aku pun kemudian menjadi semakin sering bertanya – Tanya, mengapa aku tidak terlahir secantik cewek itu?

Seiring waktu yang berputar, aku mulai tersadar dari mimpi dan anganku. Aku tidak akan bisa menjadi seperti dia, cewek itu, sampai kapanpun. Setiap manusia terlahir unik, tidak akan ada yang sama persis walau kembar sekalipun. Setiap manusia mempunyai keterbatasan, setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan yang menjadikannya selalu berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Belum terlambat untuk memulai jujur pada diri sendiri. Terimalah dirimu apa adanya, hadapi hidupmu dengan berani, cobalah untuk menemukan kebahagiaan. Yakinkan diri bahwa suatu saat nanti, kita akan menemukan seseorang yang memahami kita.

Selalu katakan, INILAH AKU !!!