Jumat, 14 Agustus 2009

Terlarang

Walau telah kutapaki
beribu ranting jalanan,
onak duri yang menyakitkan
Namun, aku tak bisa
takdir dunia selalu mengiringi jiwa
membelenggu cintaku
Cinta yang terlarang

Awan menjauhi diri
Langit mencaci tiada akhir
dan tuhan menolak bagi para pendosa
‘tuk terbang dalam taman impiannya

Hanya samar-samar
Kudengar rintih derita
Nyanyian suara hati
Pilu dan pedih dalam jiwa ini

Ku terbuai oleh percik-percik cinta
tanpa persetujuan
Melayang … tinggalkan bumi
Tetapi, di balik itu
Kenyataan seakan menyentakku
kasar …
menyeretku kembali, jatuh

Dalam sepi
Ku bertarung antara rasa dan logika
Rasa …
Logika …

Hhh, biarlah waktu saja
yang jadi putusan
Aku … sudah lelah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar