Sabtu, 06 Maret 2010

Angel

Sebut saja namanya Angel ...

Betapa kasihan dia
Bila dia tersenyum, sebenarnya senyuman itu adalah senyum keputusasaan belaka

Betapa kasihan dia
Bila dia menangis, itu bukalah tangisan gombal, tetapi tangisan yang memang benar-benar berasal dari dalam hatinya

Betapa kasihan dia
Hidupnya seakan dipenuhi oleh kepalsuan

Betapa kasihan dia
Dia kesepian, lebih kesepian daripada siapapun

Betapa kasihan dia
Dia hidup dengan menanggung beban, bagaimana dia selalu merasa ketakutan menjelang pengumuman nilai raport

Betapa kasihan dia
Bagaimana dia ketakutan tidak bisa membuat orang tuanya bangga

Betapa kasihan dia
Dia tidak pernah mengenal dunia

Betapa kasihan dia
Dia mengesampingkan hidupnya sendiri

Betapa kasihan dia
Dia selalu terkurung dalam dua buah sangkar besar yang bernama rumah dan sekolah

Betapa kasihan dia
Dia terlalu banyak bercerita tentang teori-teori bodoh soal cinta, tetapi sebenarnya … dia tidak pernah mengetahui apa-apa

Betapa kasihan dia
Orang tuanya terlalu overprotektif dan selalu menjaganya agar dia tidak terluka

Betapa kasihan dia
Dia tidak berhak menentukan alur cerita kehidupannya sendiri, karena orang tuanya adalah sang sutradara dan dia adalah tokoh utamanya, hanya sebuah boneka tali yang malang

Betapa kasihan dia
Dia menjadi anak yang rapuh, memiliki pengetahuan yang sempit, manja, tidak tegar, lembek … intinya adalah dia tidak bisa apa-apa, tidak becus mengatasi apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar