Sabtu, 07 Agustus 2010

Gambaran Umum Kabupaten Pati (I)

Kondisi Greografis
Kabupaten Pati merupakan kabupaten sebelah timur ibukota Provinsi Jawa Tengah sebelum Kabupaten Rembang, dengan luas wilayah 150.368 hektar terletak pada 1100 50’sampai 111015’ Bujur Timur dan 6025’ sampai 7000’ Lintang Selatan, sedangkan luas perairan laut kurang lebih 4 mil dari garis pantai (kurang 7,2 x 60 km2). Letak Kabupaten Pati disebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Rembang dan Laut Jawa, serta disebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. Disebelah barat Kabupaten Pati berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Jepara. Secara administrasi, Kabupaten Pati terbagi atas 21 kecamatan, 401 desa dan 5 kelurahan. Dua puluh satu (21) wilayah kecamatan meliputi : Kec. Pati, Margorejo, Gembong, Tlogowungu, Tayu, Cluwak, Dukuhseti, Gunungwungkal, Margoyoso, Juwana, Trangkil, Wedarijaksa, Batangan, Jakenan, Jaken, Pucakwangi, Winong, Kayen, Sukolilo, Tambakromo dan Gabus.


Sumber Daya Alam
Luas Kabupaten Pati seluas 150.368 hektar, dimanfaatkan sebagai lahan sawah seluas 58.739 hektar (39,06%) dan lahan bukan sawah seluas 91.629 hektar (60,94%). Penggunaan lahan sawah meliputi : pengairan setengah tenis (18.313 Ha), pengairan teknis (8.969 Ha), pengairan sederhana (7.086 Ha), pengairan desa (1.767 Ha) dan tadah hujan (22.283 Ha), lainnya (312 Ha). Proporsi terbesar lahan sawah tersebut dipergunakan untuk tadah hujan (14,82%) dan pengairan teknis (12,18%). Sementara itu luas lahan bukan sawah sebagian besar dipergunakan untuk perumahan dan pekarangan seluas 28.291 Ha (18,81%), tegalan seluas 27.671 Ha (18,40%), hutan negara seluas 17.866 Ha (11,88%) dan tambak seluas 10.628 Ha (7,07%). Sisanya 4,85% dipergunakan untuk hutan rakyat, perkebunan, kolam dan lainnya. Tantangan yang dihadapi dalam tata guna lahan adalah menjaga terjadinya perubahan peruntukan tata guna lahan agar tetap selaras dengan keseimbangan ekosistem dan sinkronisasi penggunaan tata guna lahan dengan kawasan Hinterland.


Kondisi Topografi
Dilihat dari topografinya Kabupaten Pati mempunyai ketinggian terendah 1 meter, tertinggi 1.280 meter dan rata-rata 17 meter diatas permukaan air laut. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pati sebanyak 1.603 mm dengan 88 hari hujan, untuk keadaan hujan cukup, sedangkan untuk temperatur terendah 240C dan tertinggi 390C. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai type iklim (Oldeman) Wilayah Kabupaten Pati bagian utara merupakan Tanah Red,Yellow, Latosol, Aluvial, Hedromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan merupakan tanah aluvial, hidromer dan Gromosol. Wilayah bagian utara tanahnya relatif subur. Sedangkan tanah wilayah bagian selatan relatif tandus.Tantangan yang dihadapi adalah menjaga keseimbangan antara wilayah Pati Selatan dan Pati Utara dalam satu kesatuan ekologi.


Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Pati tahun 1989 sebanyak 1.058.385 jiwa, tahun 1994 sebanyak 1.113.958 jiwa, tahun 1999 sebanyak 1.160.197 jiwa dan pada tahun 2004 sebanyak 1.218.267 jiwa. Pada tahun 1989 laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,72% dan selama kurun waktu 15 tahun laju pertumbuhan penduduk Kab. Pati mengalami naik turun dan tahun 2004 menjadi 1,89%. Laju pertumbuhan penduduk tersebut masih diatas laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Jawa Tengah yang sebesar 1,08% pada tahun 2004. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,89% per tahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2026 diperkirakan akan mencapai 1.724.822 jiwa. Tantangan kependudukan adalah pengendalian laju pertumbuhan, kualitas, penyebaran penduduk serta penyediaan sarana dan prasarana.


Kedudukan Kabupaten Pati
Kedudukan Kabupaten Pati sebagai ibukota eks Karesidenan Pati seharusnya merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan pemerintahan bagi kabupaten-kabupaten disekitarnya. Sebagai ibukota eks Karesidenan Pati perkembangan kota dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati masih kalah apabila dibandingkan dengan Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara dan Blora, dimana kabupatenkabupaten tersebut pertumbuhan ekonominya sangat didukung oleh adanya industri-industri besar yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mempercepat pertumbuhan kota, sedangkan untuk Kab. Pati yang sangat dominan menyumbangkan kontribusi pada PDRB adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan kota, Kab. Pati sesuai mottonya ”Bumi Mina Tani” maka tantangan kedepan adalah meningkatkan pembangunan kawasan agropolitan melalui kemitraan antar daerah, masyarakat dan dunia usaha dibidang agrobisnis dan usaha mikro kecil menengah berbasis lokal lainnya dan mengembangkan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang baik, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan secara kreatif dan optimal. Tantangan lainnya yang dihadapi adalah semakin meningkatnya kependudukan, ketenagakerjaan, sosial kemasyarakatan dan infrastruktur publik dan pendukung lainnya.


Ketenagakerjaan
Struktur penduduk menurut ketenagakerjaan dapat digambarkan berdasarkan pada angkatan kerja di Kab. Pati. Jumlah angkatan kerja empat (4) tahun terakhir Kab. Pati adalah sebagai berikut : angkatan kerja tahun 2001 sebesar 606.856 jiwa atau 51,41% dari jumlah penduduk, tahun 2002 angkatan kerja sebesar 612.036 jiwa atau 51,48% dari jumlah penduduk, tahun 2003 angkatan kerja sebesar 667.657 jiwa atau 55,84% dari jumlah penduduk dan tahun 2004 angkatan kerja sebesar 598.680 atau 49,14% dari jumlah penduduk. Jumlah yang bukan angkatan kerja empat (4) tahun terakhir adalah : tahun 2001 sebesar 350.563 jiwa atau 29,69% dari jumlah penduduk , tahun 2002 sebesar 378.254 jiwa atau 31,81% dari jumlah penduduk, tahun 2003 sebesar 339.551 jiwa atau 28, 39% dari jumlah penduduk dan tahun 2004 sebesar 642.202 jiwa atau 52,71% dari jumlah penduduk. Selama empat (4) tahun terakhir rata-rata jumlah angkatan kerja sebesar 51,97% dan yang bukan angkatan kerja sebesar 35,65%.

Berdasarkan struktur umur usia produktif tahun 2002-2004 dengan pertumbuhan rata-rata 2,10% pertahun, penduduk usia produktif pada tahun 2026 diproyeksikan akan mencapai 1.205.455 jiwa atau 69,89% dari jumlah penduduk (Data diolah dari Profil Kecamatan tahun 2004).Tingkat partisipasi angkatan kerja empat (4) tahun terakhir adalah sebagai berikut tahun 2001 sebesar 63,38%, tahun 2002 sebesar 58,36%, tahun 2003 sebesar 66,29% dan tahun 2004 sebesar 53,89%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yakni pada tahun 2026 sebesar 67,19%. Tantangan kedepan adalah perlunya peningkatan lapangan pekerjaan yang cukup guna menampung banyaknya penduduk usia kerja yang setiap tahunnya semakin meningkat. Tantangan lainnya adalah mengembangkan struktur penduduk menurut ketenagakerjaan, sehingga mencapai komposisi yang proporsional.


Indek Pembangunan Manusian (IPM)
Berdasarkan sensus tahun 2003 nilai IPM Kab. Pati adalah sebesar 68,4 atau turun 0,1 dibanding tahun 2002 tetapi masih diatas rata-rata provinsi Jawa Tengah yang tercatat 66,2 dan masih tertinggi bila dibandingkan kabupaten di eks Karesidenan Pati, karena IPM Kabupaten Blora hanya tercatat sebesar 64,4, Rembang 64,8, Kudus 67,4 dan Jepara 66,7. Dengan angka tersebut Kabupaten Pati menduduki urutan kesepuluh (10) dari 35 kab/kota se Jawa Tengah. Kondisi tersebut merupakan salah satu indikator terhadap kualitas pembangunan manusia di Kab. Pati.

Sejak adanya krisis moneter tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 penduduk miskin mengalami peningkatan rata-rata sebesar 33,33%, tahun 2001 mengalami penurunan 20,65% dari tahun 2000, pada tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 34,11%. Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin karena alasan ekonomi sebesar 123.204 KK atau 34,34% dari jumlah penduduk. Tantangan kedepan adalah upaya pengentasan penduduk miskin tersebut. Keadaan tersebut juga menunjukan bahwa masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Pati merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat.


Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan sangat menentukan bagi masa depan bangsa dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan data tahun 1995, fasilitas pendidikan yang tersedia sebagai berikut : TK 319 buah, SD/MI 1.005 buah, SLTP/MTs 174 buah, SLTA/MA 66 buah. Pada tahun 2004 fasilitas pendidikan yang tersedia untuk jenjang pendidikan TK sebanyak 373 buah, SD/MI sebanyak 894 buah, SLTP/MTs sebanyak 195 buah, SLTA/MA sebanyak 81 buah dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 buah.

Daya tampung SD swasta mampu menampung 1.571 murid, sedangkan SD negeri dapat menampung sebanyak 106.429 murid atau 67,75 kali SD swasta. Untuk SLTP swasta mampu menampung 3.945 murid sedangkan SLTP negeri 29.822 murid atau 7,56 kali SLTP swasta. Untuk SMA negeri walaupun jumlah sekolahnya setengah dari SMU swasta tetapi muridnya masih relatif lebih banyak yaitu 6.635 murid, sedangkan swasta sebanyak 6.431 murid, daya tampung tersebut bisa seperti itu karena SMU negeri masing-masing jenjang kelasnya terdiri dari 9 kelas. Sedangkan SMU swasta sangat bervariasi tergantung kepercayaan orang tua murid yang menilai mutu/kualitas dari sekolahannya. Untuk SMK baik swasta maupun negeri yang ada di Kabupaten Pati mampu menampung 8.094 murid. Gambaran tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, peran serta atau partisipasi swasta dalam pemenuhan pendidikan semakin tinggi.

Hasil kelulusan tahun 2005/2006 SD/MI sebesar 100%, SMP sebesar 92,47%, MTs sebesar 90,20% dan SMA sebesar 97,24%, SMK sebesar 91,70%, MA sebesar 94,41%. Angka partisipasi kasar tahun 2005 untuk SD/MI/sederajat sebesar 116,43%, SMP/Mts/sederajat sebesar 93,91% dan SMU/MA/SMK/sederajat sebesar 42,56%. Sedangkan angka partisipasi murni tahun 2005 untuk SD/MI/sederajat sebesar 98,56% SMP/MTs/sederajat sebesar 76,36% dan SMU/MA/SMK/sederajat sebesar 30,63%. Kinerja pendidikan saat ini juga belum sepenuhnya mampu memberi layanan pendidikan secara penuh disetiap jenjang. Sementara dari sisi tenaga pengajar masih diperlukan peningkatan kualitas. Tantangan pembangunan pendidikan adalah penyediaan sarana prasarana pendidikan yang memenuhi syarat (layak pakai) meningkatkan proporsi sebaran fasilitas pendidikan selaras dengan persebaran penduduk, meningkatkan APK-APM dari SD, SMP, SMA, kualitas mutu tenaga pendidikan, meningkatkan kualitas kelulusan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, kesejahteraan guru dan tenaga pendidikan.

Sumber : RPJPD Kabupaten Pati 2006-2026

3 komentar:

  1. Kalau boleh ada peta kabupaten pati dan kecamatan pati tolong di kasih dong...kirim ke skebber@gmail.com
    matur tengyu....

    BalasHapus
  2. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai type iklim (Oldeman) Wilayah Kabupaten Pati bagian utara merupakan Tanah Red,Yellow, Latosol, Aluvial, Hedromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan merupakan tanah aluvial, hidromer dan Gromosol. (tlg dicek kembali apakah type iklim oldeman itu pembagiannya seperti itu?? setahu saya type iklim oldeman pembagiannya :
    Tipe BB BK
    A1 > 9 < 2
    A2 > 9 2 – 4
    B1 7 – 9 < 2
    B2 7 – 9 2 – 4
    B3 7 – 9 5 – 6
    C1 5 – 6 < 2
    C2 5 – 6 2 – 4
    C3 5 – 6 5 – 6
    C4 5 – 6 > 6
    D1 3 – 4 < 2
    D2 3 – 4 5 – 6
    D3 3 – 4 6
    E1 < 3 6
    E2 < 3 2 – 4
    E3 < 3 5 – 6
    E4 < 3 > 6

    keterangan : BK (bulan kering)
    BB (bulan basah)
    Pembagian iklim menurut Oldeman merupakan suatu sistem yang dibuat khusus untuk tanaman pangan atau semusim ini menggunakan data curah hujan rata-rata 10 tahun untuk menentukan bulan basah (Bulan dengan curah hujan > 2000 mm), bulan lembab (Bulan dengan curah hujan 100 – 200 mm) dan bulan kering (Bulan dengan curah hujan < 60 mm) secara berturut-turut...terima kasih...

    BalasHapus