Rabu, 17 November 2010

Intisari Jurnal SagePub - Ketahanan Sosial Ekonomi

Jurnal 1
Perlindungan Sosial dan Dasar Sosial Ekonomi Global : Berbasis pada Pendekatan Hak Asasi Manusia
Wouter Van Ginneken

Jurnal ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap hak asasi manusia, termasuk terhadap hak untuk mendapatkan jaminan sosial, akan memberikan kekuatan untuk mewujudkan dasar dari globalisasi sosial ekonomi. ILO memperkirakan bahwa pencapaian dasar globalisasi ekonomi pada umumnya telah dapat dijangkau bagi negara yang memiliki pendapatan yang rendah, meskipun dukungan internasional tetap diperlukan pada masa mendatang. Sehubungan dengan perluasan jaminan sosial yang dilakukan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah dalam mendesain dan mengatur hubungan antara pembiayaan pajak dengan skema kontribusi jaminan sosial dalam kerangka sosial ekonomi yang lebih luas.

Jaminan sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan kepada individu maupun rumah tangga untuk mendapatkan akses terhadap perawatan kesehatan dasar dan menjamin keamanan penghasilan, terutama bagi masyarakat usia lanjut, pengangguran, orang sakit, kecelakaan kerja, persalinan ataupun kehilangan pencari nafkah. Sementara, UDHR menyatakan definisi jaminan sosial dalam pasal 25, “setiap orang berhak mendapatkan standar kehidupan yang layak bagi diri maupun keluarganya, termasuk dalam hal makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, hak untuk mendapatkan jaminan sosial pada saat menganggur, sakit, cacat, janda, usia tua, dan lain sebagainya. Ketika seseorang dilindungi oleh jaminan sosial, maka dia berhak untuk mengklaim haknya. Menurut ILO, jaminan sosial ini ditujukan bagi kelompok-kelompok pekerja tertentu.

Hak untuk mendapatkan jaminan sosial merupakan kebijakan dasar nasional untuk memperluas cakupan dari jaminan sosial tersebut. Ada 3 metode dan pendekatan yang digunakan untuk memperluas cakupan dari jaminan sosial, dalam hal ini terkait dengan orang, kontingensi, dan tingkat manfaat yang diperoleh. Di negara miskin, jaminan sosail yang berupa sistem pensiun hanya mampu diberikan kepada sedikit pekerja di bidang ekonomi formal. Sistem ini masih memiliki permasalahan yang terletak pada pemberian pensiun bagi pekerja di sektor ekonomi informal. Di sub Sahara, masyarakat membentuk skema pembangunan berbasis masyarakat dan asuransi mikro. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang kesulitan di dalam membayar biaya perawatan kesehatan yang tinggi.

Secara umum, ada kecenderungan dari pemerintah untuk mulai meningkatkan perlindungan sosial secara nasional dan adanya perencanaan jaminan sosial dengan tujuan untuk memperluas cakupan jaminan nasional tersebut. Misalnya, pemerintah Senegal yang telah merumuskan perlindungan sosial pada tahun 2005. Strategi yang diambil adalah meningkatkan respon prioritas kebutuhan yang lebih baik bagi para pekerja informal.

The Report of World Commission of The Social Dimension of Globalisation mendukung ide dari dasar sosial ekonomi globl untuk semua warga negara, karena dapat membantu legitimasi dari globalisasi. Laporan ini juga menekankan ‘tingkat minimum dari perlindungan sosial perlu untuk disetujui dan diletakkan sebagai bagian dari dasar sosial ekonomi global.

The Basic Social Security Floor dapat meningkatkan akses finansial terhadap perawatan kesehatan, dan dapat meningkatkan dukungan jaminan sosial dasar untuk anak-anak, orang usia kerja, orang yang telah berusia tua. The Basic Social Security Floor ini terdiri dari serangkaian jaminan sosial dasar bagi seluruh masyarakat, dengan memastikan bahwa pada akhirnya :
• Semua masyarakat memiliki akses terhadap menfaat perawatan kesehatan dasar.
• Semua anak memikmati pelayanan kecukupan nutrisi, pendidikan, dan kesehatan.
• Ada dukungan pendapatan yang ditargetkan bagi masyarakat miskin dan pengangguran dalam periode usia aktif.
• Semua masyarakat usia tua atau cacat menikmati jaminan pendapatan melalui dana pensiun bagi usia tua, kaum difabel, dan korban.


Jurnal 2
Memahami Ketahanan Pemuda di Papua Nugini Melalui Kisah Nyata
Tracie Mafile’o and Unia Kaise Api

Media massa menggambarkan kehidupan pemuda Papua Nugini sebagai sub-kultur siswa yang negatif, kejahatan yang dilakukan pemuda dan pengangguran, dan tingginya HIV untuk perempuan muda. The PNG National Statistical Office menyatakan bahwa terdapat presentase yang tinggi bagi anak-anak yang tidak pernah bersekolah (33%), datang ke sekolah (29%), sedangkan 38% lainnya sudah tidak bersekolah. Akan tetapi, dalam hal ini adalah sekelompok pemuda yang memperkenalkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan, yang telah mempresentasikan alternatif pandangan yang berbeda.

Penelitian mengenai ketahanan pemuda di Papua Nugini ini menggunakan metode penceritaan kisah nyata. Hal ini salah satunya dikarenakan oleh penceritaan kisah nyata sebagai bentuk penyelidikan naratif dari kisah hidup yang dialami, dengan menyoroti aspek yang paling penting. Penelitian ini menggunakan kisah hidup Taylor. Keluarga, iman, dan masa depan merupakan 3 variabel yang dibahas dalam hubungan Taylor dengan beberapa permasalahan dan bernegosiasi dengan ketahanan menggunakan sumberdaya di lingkungannya. Hubungan keluarga merupakan faktor yang menghambat dan mendukung Taylor. Iman memberi Taylor filosofi hidup yang membantunya menghentikan penggunaan narkotika selama masa remaja, memberikan maaf dan penyembuhan dalam hubungan dengan ayah dan ibu tirinya dan pada umumnya mampu mengadopsi perspektif positif dalam hidupnya. Sementara, harapan di masa depan memberinya pandangan bahwa visi dan tujuan itu penting. Selanjutnya, dia memiliki komitmen untuk mewujudukan tujuan tersebut, agar dia ‘menjadi orang di negerinya, untuk menjadi pemimpin dan orang besar.

Keluarga dan diri mereka sendiri berkontribusi di dalam penyediaan pelayanan sosial informal dan harus dapat menjadi jaring pengaman sosial yang efektif bagi merekaa sendiri. Pengembangan jejaring pertemanan juga memberikan kontribusi terhadap perubahan sosial yang positif. Pengembangan jaringan teman di sekolah dan mendukung program yang diberikan akan memaksimalkan penggunaan layanan sosial masyarakat yang jarang dilakukan. kisah hidup Taylor menunjukkan perubahan yang signifikan mungkin dalam kehidupan orang muda dalam waktu relatif singkat. Hidup Taylor termasuk pengalaman keluarga yang broken, sekolah terganggu, mencoba bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, afiliasi geng, kekerasan fisik. Namun, di sisi lain kehidupan Taylor menggambarkan kelangsungan hidup, transformasi, kesetiaan, pemeliharaan keluarga dan rekonsiliasi, berpantang dari penggunaan narkoba, filantropi, kepemimpinan,dan inisiatif. Pada akhirnya, kisah Taylor menggambarkan pentingnya mendukung ketertarikan pemuda dan kekuatan yang mereka miliki. Kisah Taylor menunjukkan perubahan dari fokus utama pada tekanan psikologis menuju fokus pada kapasitas pengembangan kekuatan individual.


Jurnal 3
Pemasok Industri Baja di Pittsburgh : Klaster – Berdasarkan Analisis Ketahanan Ekonomi Wilayah
Carey Durkin Treado dan Frank Giarratani

Pada tahun 1970an, Pittsburgh mulai mengalami kemunduran sebagai salah satu pusat produksi baja di Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa produksi baja tidak akan bertahan lama dan akan segera digantikan oleh produk industri baru yang berteknologi tinggi. Akan tetapi, persepsi tersebut kurang tepat, mengingat bahwa Pittsburg memiliki perusahaan pensuplai bahan pembuatan baja, yaitu memasok material, peralatan, proses pengontrolan, dan aspek lainnya. perusahaan pensuplai industri baja telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari eskpor Pittsburght.

Adanya kluster industri pensuplai baja dapat berperan sebagai kontributor penting di dalam ketahanan ekonomi wilayah di dalam menghadapi penurunan industri signature. Pengalaman yang ada di Pittsburght meyakinkan bahwa bahkan dalam menghadapi penurunan industri signature, klaster industri yang terkait dengan signature industri akan mengembangkan tingkat kemandirian yang penting. Namun, kita tahu bahwa kluster, memiliki kontribusi terhadap ketahanan wilayah dan mempertahankan keberlangsungan wilayah. Apapun dasar asal mula aglomerasi industri baja, klaster pensuplai industri baja sekarang melayani sebagai sumber ekspor ke luar daerah.

Penemuan kita juga melayani untuk memperkuat perhatian, bahwa kecenderungan bagi praktisi pembangunan ekonomi wilayah untuk fokus terhadap produksi berbasis klaster, dapat menyebabkan kebijakan berinisiatif untuk menghilangkan kesempatan pembangunan. Konsep dari klaster industrri dari Porter memotret jaringan yang kaya akan hubungan vertikal dan horizontal. Analisis kita menunjukkan 2 tipe hubungan vertikal dan horizontal, yang dapat berkelanjutan oleh perusahaan pensuplai, bahkan ketika industri tersebut dalam produk berbasis kluster mengalami penurunan dalam suatu wilayah. Banyak responden yang mengidentifikasi ada keterkaitan horizontal di dalam klater. Misalnya pabrik di dalam klaster mungkin bekerjasama untuk mencari jaringan pasar melalui pembangunan produk atau untuk mengatasi permasalahan dengan mengambil keuntungan komplementer mereka dalam klaster.

Inisiatif kebijakan dapat memperkuat klaster dengan membantu perusahaan, terutama perusahaan baru untuk mengambil keuntungan dari komplemeteritas mereka. Hal ini dapat dicapai melalui investasi publik pada sektor infrastruktur, misalnya pembuatan kantor yang memiliki tujuan khusus atau upaya untuk meningkatkan komunikasi antarperusahaan di dalam klaster.

Organisasi swasta, misalnya asosiasi profesional dan universitas dapat memainkan peranan penting dalam memperkuat hubungan klaster. Menggunakan Pittsburght, kita melihat bahwa sejarah dominan dari industri manufaktur diterapkan dalam kenyataan bahwa wilayah merupakan rumah bagi dua asosiasi profesional utama yang menarik praktisi industri. Anggota asosiasi berkisar dari insinyur hingga wirausahawan profesional dan akademisi. Sebagai tamabahan, 3 pusat penelitian akademisi pada 2 universitas utama mempunyai fokus khusus terhadap baja.

Inisiatif kebijakan yang mempromosikan kerjasama di antara institusi dalam suatu wilayah melalui presentasi gabungan atau partisipasi dalam konferensi juga mempromosikan kepedulian terhadap komplementar yang mungkin menimbulkan keterkaitan horisontal yang positif dalam hubungan pemasok. Pengembangan klaster yang sukses dapat mendorong ketahanan ekonomi di suatu wilayah.


Jurnal 4
Kesulitan Sosial Ekonomi, Ketahanan dalam Bidang Pendidikan, dan Tingkat Adaptasi Orang Dewasa
Ingrid Schoon, Samantha Parsons, dan Amanda Sacker

Kesulitan sosial ekonomi menjadi faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dimana anak tidak mampu mengembangkan potensi akademik yang mereka miliki. Akan tetapi, sejumlah penelitian telah menyatakan bahwa banyak negara telah memberikan dukungan bagi peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, sehingga mereka dapat mengatasi kesulitan dan mampu menunjukkan adaptasi yang positif untuk mengatasi kesulitan, fenomena tersebut kemudian dikenal sebagai ketahanan.

Faktor resiko utama untuk kegagalan pendidikan adalah kesulitan sosial ekonomi dan investigasi mengatakan bahwa terdapat keterkaitan yang konsisten antara penampilan pendidikan dan latar belakang sosial keluarga. Penjelasan dari adanya fenomena ini menekankan pada kesempatan berbeda dan prsoses sosialisasi yang ada pada tingkat status sosial ekonomi. Tidak semua individual yang berasal dari keluarga yang kurang menguntungkan mengalami kegagalan untuk sukses di sekolah. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa banyak negara telah memberikan dukungan bagi kapasitas sumberdaya manusia, agar mereka dapat mengatasi kesulitan dan untuk menunjukkan adaptasi yang positif untuk mengatasi kesulitan, suatu fenomena yang disebut sebagai ketahanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan sosial ekonomi merupakan faktor resiko signifikan yang mencegah anak muda untuk mengembangkan potensi akademik mereka. Dampak dari resiko sosial dapat dimodifikasi oleh sejumlah faktor psikologi. Dukungan guru untuk remaja untuk melanjutkan sekolah mereka memainkan peranan penting dalam mengurangir resiko tersebut, begitu pula untuk motivasi pendidikan, keterlibatan orang tua, aspirasi untuk anak, aspirasi dari diri sendiri, dan penyesuaian diri yang baik di sekolah. Pengharapan positif untuk masa depan anak yang berasal dari guru, orang tua, diri sendiri, penting untuk merangsang keberhasilan sekolah menengah.

Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor resiko utama yang menentukan keberhasilan dalam bersekolah. Aspirasi dari orang tua untuk mendukung pendidikan anaknya yang lebih tinggi, tampaknya menjadi faktor penting bagi anak-anak yang kurang beruntung untuk mencapai pendidikan sekolah. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pola yang dimiliki oleh seseorang pada saat dia berada di sekolah menengah menuju tingkat adaptasi dewasa, terutama dalam sektor pendidikan dan dunia kerja. Sekolah menengah, memiliki pengaruh yang lemah berhubungan dengan kesehatan orang dewasa, yang berlangsung dalam fenomena yang sama, yaitu hampir selalu lebih besar diripada hubungan antar variabel yang tidak mirip untuk keluarga yang kurang mampu, sekolah menengah menjadi prediktor penting dari penyeseuaian diri menuju dewasa yang sukses daripada keluarga yang mapan. Mkan anak muda dari keluarga kurang beruntung haus membuktikan diri mereka.

Selanjutnya, di antara individu-individu sosial yang kurang beruntung, dewasa penyesuaian dalam pekerjaan yang berhubungan lebih kuat dengan penyesuaian di bidang kesehatan dari antara rekan-rekan mereka yang lebih istimewa, menunjukkan bahwa sekolah menengah penyesuaian memainkan peran penting di antara yang kurang beruntung secara sosial tidak hanya di penyesuaian memprediksi dewasa berhasil dalam domain dari bekerja tetapi juga dalam pencegahan awal onset penyakit dan tekanan psikologis atau depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar