Jujur, ketika pertama kali mengetahui nama dan cerita Forfeit Ruckus, saya merasa sedang mendengarkan kisah dari negeri antah berantah. Deathcore memang bukan dunia saya, tetapi saya suka mendengar cerita unik yang berbeda, termasuk mengenai Forfeit Ruckus!
Makna
Pertama kali mendengar nama Forfeit Ruckus, saya mengira bahwa kata “forfeit” diambil dari kata “for faith” yang berarti untuk takdir. Namun, apa yang saya pikirkan ternyata tidaklah tepat. Begitu membuka kamus Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia (niat banget ea), saya baru mengetahui bahwa Forfeit berarti pengorbanan atau kehilangan, sementara Ruckus sendiri diartikan sebagai kehebohan. Jadi, kesimpulan saya (saya mungkin saja salah), kata Forfeit Ruckus memiliki makna sebagai pengorbanan yang berlebihan. Lalu, pengorbanan apa? Pengorbanan untuk siapa? Saya tidak tahu, dan semua itu masih misteri. Selain itu, saya pun belum mengetahui sejarah kemunculan band indie asal Semarang ini.
Pandangan Umum
Kenapa memilih deathcore? Mereka menjawabnya hanya dengan dua kata sederhana, yaitu lebih kepada panggilan jiwa. Panggilan jiwa seperti apakah itu? Saya tidak tahu dan tidak mengerti. Mungkin ada yang mau menjawab?
Selain itu, menurut pandangan saya selama ini, pemain dan penggemar aliran musik deathcore identik dengan rokok, minuman keras, dan bahkan narkoba. Namun, pemikiran saya berubah total ketika melihat Forfeit Ruckus yang bebas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam. Paling hanya personilnya yang suka memakai kaos hitam dengan gambar-gambar yang berhubungan dengan sesuatu yang berbau kematian, misalnya tengkorak, kuburan, dan lain sebagainya. Dan, semua itu tentunya masih berada dalam taraf kewajaran …
Anggota
Forfeit Ruckus yang memilih deathcore di antara sekian banyak aliran musik ini digawangi oleh 5 orang. Untuk lebih jelasnya search saja di akun facebook dengan nama “Forfeit Ruckus!”. Selain jejaring sosial Facebook, Forfeit Ruckus juga mempunyai akun di My Space (saya lupa namanya, tetapi alamatnya tertera di stiker). Berikut ini adalah gambar yang saya ambil dari Facebook!
Kemudian, berdasarkan penuturan yang diberikan salah satu personilnya, saya mendengar bahwa di antara kelima anggota Forfeit Ruckus, vokalis dan basisnya lah yang paling suka mempermainkan perasaan cewek alias playboy abiz. Mereka berdua suka sekali berganti-ganti kekasih. Mungkin hal ini dikarenakan mereka tampak keren ketika berada di panggung, jadi banyak cewek yang suka. Oh ea? Benarkah? Mungkin juga iya, mungkin juga tidak …
Penggemar
Di Semarang, penggemar Forfeit Ruckus pada umumnya mulai dari anak SMP hingga mahasiswa. Sementara, di Jepara sendiri, penggemarnya benar-benar orang dewasa yang mungkin sudah mempunyai anak dan istri alias sudah menjadi bapak-bapak. Ea, bisa dibilang setiap kota memang memiliki karakteristiknya masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan saya sendiri? Apakah saya ikut menggemari Forfeit Ruckus? Hmm, jujur saja … saya belum mampu menikmati musik yang ditawarkan oleh Forfeit Ruckus.
Manggung
Forfeit Ruckus biasanya tampil di Taman Budaya Raden Saleh Semarang atau yang lebih dikenal dengan nama TBRS. Hingga salah satu personil dari band indie tersebut mengatakan,” kamu akan bisa menemukanku di TBRS setiap Sabtu malam minggu.” Jadi, dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa TBRS merupakan tempat yang paling sering disambangi oleh Forfeit Ruckus. Selanjutnya, selain tampil di Semarang sendiri, Forfeit Ruckus juga seringkali diundang ke kota-kota lain. Sayangnya, maaf … saya kurang begitu tahu kemana saja band tersebut telah melanglang buana. Pokoknya, terakhir kali, saya mendengar jika Forfeit Ruckus menggelar pertunjukannya di Kota Jepara, dalam salah satu event yang bernama “Jepara Gelap 5”. Sebenarnya, saya pun merinding juga dan bertanya-tanya … dimananya Jepara yang gelap ea? Kata-katanya, seperti Jepara akan tertimpa musibah saja.
Forfeit Ruckus di Jepara Gelap 5
Berbicara mengenai masalah kostum pada saat berada di panggung, Forfeit Ruckus tampil dengan pakaian biasa dan tidak mencolok. Ea, seperti manusia biasa … memakai kaos dan sepatu. Aliran Forfeit Ruckus berbeda dengan aliran musik rock yang berdandan putih-putih dan memakai rantai-rantai yang menakutkan.
Lagu
Saya mempunyai dua buah lagu dari Forfeit Ruckus, dan ketika saya mencoba untuk mendengarkannya … saya hanya mendengar suara orang berteriak-teriak tidak jelas arahnya kemana, dan bukan suara orang yang menyanyi dengan merdu. Kepala saya tiba-tiba merasa pusing. Apakah mungkin saya yang tidak bisa menikmati keindahan lagu? Masih mending yang menyanyi seoarang cewek, karena saya masih bisa mendengarkannya (walaupun tidak jelas juga …). Lirik dari Forfeit Ruckus sendiri susah didengarkan, padahal katanya … lagu yang diciptakan tersebut memiliki lirik yang bagus. Akan tetapi, bagaimana mungkin saya bisa mendengarkan liriknya jika saya hanya mendengar suara “awawawa …” dari awal hingga akhir lagu? Dan, menurut saya, lagu-lagu Forfeit Ruckus cenderung bertujuan untuk menyenangkan diri sendiri daripada menyenangkan orang lain, terutama saya. Haha, penting ea?
Stiker
Forfeit Ruckus mempunyai stiker band yang khas, yaitu kuning di atas hitam, sehingga terlihat mencolok (soalnya, biasanya itu … putih di atas hitam atau hitam di atas putih). Selain warnanya yang sungguh sedap dipandang mata, font yang digunakan dalam pembuatan stiker tersebut juga aduhai. Bagaimana tidak aduhai, lha wong tulisannya ruwet bikin tambah mumet begitu. Orang biasa seperti saya pun mungkin perlu kacamata yang lebih tebal, agar dapat membaca nama band tersebut setiap hurufnya. Akan tetapi, memang begitulah label dari band ini seringkali memang tidak terbaca. Oh ya, penting untuk diketahui bahwa kata salah satu personilnya, jika sedang membagikan stiker pada penggemar, dia merasa seperti memberi makan ikan lele. Hehe, saya hanya tertawa mendengarnya, tetapi dalam hati … saya bilang,” sok ngartis banget, sih …”. Memang benar kan kata-kata saya?
Sebagai orang awam yang belum mengerti mengenai apa itu deathcore, sangat dimungkinkan apabila penilaian saya ini tidaklah objektif. Mohon koreksi dan masukan atas penulisan artikel ini. Apabila terdapat kesalahan, sebagai penulis, saya minta maaf … Tetap semangat! Go Forfeit Ruckus!!!