Jumat, 19 November 2010

Klasifikasi Perencanaan

Perencanaan Kota
Perencanaan kota merupakan penyiapan upaya untuk mengantisipasi perkembangan dan pertumbuhan kota, serta menjadi pedoman tujuan yang selaras untuk wadah perkembangan masyarakat kota menuju kehidupan yang lebih baik. Selain itu, perencanaan kota dapat diartikan sebagai gambaran tatanan fisik yang mengatur peruntukan lahan, penataan jaringan jalan, utilitas, penempatan fasilitas sosial dan umum, dan sebagainya (Catanese dkk, 1996).

Perencanaan kota perlu dilakukan dalam upaya untuk mengantisipasi perkembangan dan pertumbuhan kota. Perencanaan kota juga digunakan sebagai pedoman tujuan yang selaras untuk wadah perkembangan masyarakat kota menuju kehidupan yang lebih baik. Perencanaan tersebut memberikan gambaran tatanan fisik yang mengatur peruntukan lahan, penataan jaringan jalan, utilitas, penempatan fasilitas sosial dan umum, dan sebagainya.

Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah merupakan disiplin ilmu yang menekankan pada penjelasan sosial dalam ruang wilayah secara keseluruhan (Friedman, 1980). Selain itu, perencanaan wilayah dapat diartikan sebagai perubahan sosial ekonomi di berbagai wilayah, dinamika hubungan antarwilayah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pembangunan wilayah, tetapi pengertian ini terlalu luas dan tidak mengena pada faktor-faktor yang relevan untuk pembangunan.

Sebagai langkah awal, seorang perencana pembangunan sangat perlu untuk mengenal daerah/ wilayah perencanaan, dimana potensi daerah serta kondisi masyarakatnya akan menjadi masukan (input) yang sangat strategis dalam menyusun langkah-langkah rencana, program maupun kegiatan dan proyek pembangunan, sehingga benar-benar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Proses pengenalan wilayah dapat dilakukan dengan memahami profil wilayah terlebih dahulu. Profil wilayah merupakan gambaran umum suatu wilayah yang menjadi obyek perencanaan, meliputi keadaan alam, sosial ekonomi, budaya, politik, kelembagaan dan lain sebagainya yang diperlukan untuk analisis perencanaan selanjutnya.

Gambaran Umum Desa Semampir, Kecamatan Pati

Permukiman
Sebagian besar penduduk di Desa ini merupakan penduduk asli yang sudah menetap hingga lebih dari 25 tahun. Sebagian kecil dari masyarakat merupakan penduduk pendatang namun kebanyakan berasal dari Kabupaten Pati. Pemukiman ini timbul dikarenakan lokasinya yan dekat dengan jalur pantura. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh penduduk setempat, pemukiman ini sudah ada sejak lama, namun mulai berkembang pada awal tahun 1980. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai PNS dan pedagang.

Rumah
Sebagian besar penduduk menempati rumah pribadi yang memiliki sertifikat tanah namun tidak memiliki IMB. Mayoritas penduduk mendiami perkampungan ini sudah lama.

Sarana Prasarana
Mayoritas rumah memilki fasilitas MCK pribadi di hampir setiap rumah. Pemukiman pada desa ini mayoritas memiliki tempat penampungan sampah di depn rumah masing-masing. Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas setiap hari dan kemudian dibuang di TPA Margorejo. Masyarakat. Untuk minum dan mandi masyarakat menggunakan sumur artetis, Namun sebagian kecil masyarakat menggunakan air PAM.
Jalan di Desa ini cukup baik, perbaikan rata-rata dilakukan pada tahun 2008 di hampir setia perkampungan. Pemadaman listrik cukup jarang terjadi dan telepon rumah cukup banyak dibandngkan dengan desa lain karena desa ini cukup tua di Pati. Selokan di Desa ini cukup mampu mengalirkan air jika hujan karena juga terdapat kegiatan pembersihanyang rutin. Di desa ini tidak terdapat puskesmas, dan mayoritas masyarakat berobat ke Puskesmas Kota yang terletak di Kelurahan Plangitan. Menurut masyarakat pelayanan puskesmas plangitan terbilang baik. Mayoritas masyarakat berbelanja di Pasar Gowangsan dan berekreasi ke alun-alun. Namun banyak pula yang memilih ke luar kota.
Berdasarkan opini masyarakat, selokan merupakan prasarana pemukiman yang perlu masih diperbaiki.

Keamanan dan Kebersihan
Kondisi lingkungan di desa ini cukup aman dan mayoritas perkampungan memiliki siskamling dan kerja bakti rata-rata dilakukan sebulan sekali.

Kegiatan Sosial
Sama seperti desa lain, tradisi sedekah bumi masih rutin dilakukan setahun sekali Arisan dilakukan setiap bulan dan pengajian setiap jumat. Hubungan antar warga cukup akrab.

Program Pemerintah
PNPM di desa ini dilakukan rata-rata pada tahun 2008 dan mayoritas dilakukan untuk membangun jalan dan selokan dan partisipasi masyarakat cukup tinggi.

Rabu, 17 November 2010

Intisari Jurnal SagePub - Ketahanan Sosial Ekonomi

Jurnal 1
Perlindungan Sosial dan Dasar Sosial Ekonomi Global : Berbasis pada Pendekatan Hak Asasi Manusia
Wouter Van Ginneken

Jurnal ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap hak asasi manusia, termasuk terhadap hak untuk mendapatkan jaminan sosial, akan memberikan kekuatan untuk mewujudkan dasar dari globalisasi sosial ekonomi. ILO memperkirakan bahwa pencapaian dasar globalisasi ekonomi pada umumnya telah dapat dijangkau bagi negara yang memiliki pendapatan yang rendah, meskipun dukungan internasional tetap diperlukan pada masa mendatang. Sehubungan dengan perluasan jaminan sosial yang dilakukan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah dalam mendesain dan mengatur hubungan antara pembiayaan pajak dengan skema kontribusi jaminan sosial dalam kerangka sosial ekonomi yang lebih luas.

Jaminan sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan kepada individu maupun rumah tangga untuk mendapatkan akses terhadap perawatan kesehatan dasar dan menjamin keamanan penghasilan, terutama bagi masyarakat usia lanjut, pengangguran, orang sakit, kecelakaan kerja, persalinan ataupun kehilangan pencari nafkah. Sementara, UDHR menyatakan definisi jaminan sosial dalam pasal 25, “setiap orang berhak mendapatkan standar kehidupan yang layak bagi diri maupun keluarganya, termasuk dalam hal makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, hak untuk mendapatkan jaminan sosial pada saat menganggur, sakit, cacat, janda, usia tua, dan lain sebagainya. Ketika seseorang dilindungi oleh jaminan sosial, maka dia berhak untuk mengklaim haknya. Menurut ILO, jaminan sosial ini ditujukan bagi kelompok-kelompok pekerja tertentu.

Hak untuk mendapatkan jaminan sosial merupakan kebijakan dasar nasional untuk memperluas cakupan dari jaminan sosial tersebut. Ada 3 metode dan pendekatan yang digunakan untuk memperluas cakupan dari jaminan sosial, dalam hal ini terkait dengan orang, kontingensi, dan tingkat manfaat yang diperoleh. Di negara miskin, jaminan sosail yang berupa sistem pensiun hanya mampu diberikan kepada sedikit pekerja di bidang ekonomi formal. Sistem ini masih memiliki permasalahan yang terletak pada pemberian pensiun bagi pekerja di sektor ekonomi informal. Di sub Sahara, masyarakat membentuk skema pembangunan berbasis masyarakat dan asuransi mikro. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang kesulitan di dalam membayar biaya perawatan kesehatan yang tinggi.

Secara umum, ada kecenderungan dari pemerintah untuk mulai meningkatkan perlindungan sosial secara nasional dan adanya perencanaan jaminan sosial dengan tujuan untuk memperluas cakupan jaminan nasional tersebut. Misalnya, pemerintah Senegal yang telah merumuskan perlindungan sosial pada tahun 2005. Strategi yang diambil adalah meningkatkan respon prioritas kebutuhan yang lebih baik bagi para pekerja informal.

The Report of World Commission of The Social Dimension of Globalisation mendukung ide dari dasar sosial ekonomi globl untuk semua warga negara, karena dapat membantu legitimasi dari globalisasi. Laporan ini juga menekankan ‘tingkat minimum dari perlindungan sosial perlu untuk disetujui dan diletakkan sebagai bagian dari dasar sosial ekonomi global.

The Basic Social Security Floor dapat meningkatkan akses finansial terhadap perawatan kesehatan, dan dapat meningkatkan dukungan jaminan sosial dasar untuk anak-anak, orang usia kerja, orang yang telah berusia tua. The Basic Social Security Floor ini terdiri dari serangkaian jaminan sosial dasar bagi seluruh masyarakat, dengan memastikan bahwa pada akhirnya :
• Semua masyarakat memiliki akses terhadap menfaat perawatan kesehatan dasar.
• Semua anak memikmati pelayanan kecukupan nutrisi, pendidikan, dan kesehatan.
• Ada dukungan pendapatan yang ditargetkan bagi masyarakat miskin dan pengangguran dalam periode usia aktif.
• Semua masyarakat usia tua atau cacat menikmati jaminan pendapatan melalui dana pensiun bagi usia tua, kaum difabel, dan korban.


Jurnal 2
Memahami Ketahanan Pemuda di Papua Nugini Melalui Kisah Nyata
Tracie Mafile’o and Unia Kaise Api

Media massa menggambarkan kehidupan pemuda Papua Nugini sebagai sub-kultur siswa yang negatif, kejahatan yang dilakukan pemuda dan pengangguran, dan tingginya HIV untuk perempuan muda. The PNG National Statistical Office menyatakan bahwa terdapat presentase yang tinggi bagi anak-anak yang tidak pernah bersekolah (33%), datang ke sekolah (29%), sedangkan 38% lainnya sudah tidak bersekolah. Akan tetapi, dalam hal ini adalah sekelompok pemuda yang memperkenalkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan, yang telah mempresentasikan alternatif pandangan yang berbeda.

Penelitian mengenai ketahanan pemuda di Papua Nugini ini menggunakan metode penceritaan kisah nyata. Hal ini salah satunya dikarenakan oleh penceritaan kisah nyata sebagai bentuk penyelidikan naratif dari kisah hidup yang dialami, dengan menyoroti aspek yang paling penting. Penelitian ini menggunakan kisah hidup Taylor. Keluarga, iman, dan masa depan merupakan 3 variabel yang dibahas dalam hubungan Taylor dengan beberapa permasalahan dan bernegosiasi dengan ketahanan menggunakan sumberdaya di lingkungannya. Hubungan keluarga merupakan faktor yang menghambat dan mendukung Taylor. Iman memberi Taylor filosofi hidup yang membantunya menghentikan penggunaan narkotika selama masa remaja, memberikan maaf dan penyembuhan dalam hubungan dengan ayah dan ibu tirinya dan pada umumnya mampu mengadopsi perspektif positif dalam hidupnya. Sementara, harapan di masa depan memberinya pandangan bahwa visi dan tujuan itu penting. Selanjutnya, dia memiliki komitmen untuk mewujudukan tujuan tersebut, agar dia ‘menjadi orang di negerinya, untuk menjadi pemimpin dan orang besar.

Keluarga dan diri mereka sendiri berkontribusi di dalam penyediaan pelayanan sosial informal dan harus dapat menjadi jaring pengaman sosial yang efektif bagi merekaa sendiri. Pengembangan jejaring pertemanan juga memberikan kontribusi terhadap perubahan sosial yang positif. Pengembangan jaringan teman di sekolah dan mendukung program yang diberikan akan memaksimalkan penggunaan layanan sosial masyarakat yang jarang dilakukan. kisah hidup Taylor menunjukkan perubahan yang signifikan mungkin dalam kehidupan orang muda dalam waktu relatif singkat. Hidup Taylor termasuk pengalaman keluarga yang broken, sekolah terganggu, mencoba bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, afiliasi geng, kekerasan fisik. Namun, di sisi lain kehidupan Taylor menggambarkan kelangsungan hidup, transformasi, kesetiaan, pemeliharaan keluarga dan rekonsiliasi, berpantang dari penggunaan narkoba, filantropi, kepemimpinan,dan inisiatif. Pada akhirnya, kisah Taylor menggambarkan pentingnya mendukung ketertarikan pemuda dan kekuatan yang mereka miliki. Kisah Taylor menunjukkan perubahan dari fokus utama pada tekanan psikologis menuju fokus pada kapasitas pengembangan kekuatan individual.


Jurnal 3
Pemasok Industri Baja di Pittsburgh : Klaster – Berdasarkan Analisis Ketahanan Ekonomi Wilayah
Carey Durkin Treado dan Frank Giarratani

Pada tahun 1970an, Pittsburgh mulai mengalami kemunduran sebagai salah satu pusat produksi baja di Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa produksi baja tidak akan bertahan lama dan akan segera digantikan oleh produk industri baru yang berteknologi tinggi. Akan tetapi, persepsi tersebut kurang tepat, mengingat bahwa Pittsburg memiliki perusahaan pensuplai bahan pembuatan baja, yaitu memasok material, peralatan, proses pengontrolan, dan aspek lainnya. perusahaan pensuplai industri baja telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari eskpor Pittsburght.

Adanya kluster industri pensuplai baja dapat berperan sebagai kontributor penting di dalam ketahanan ekonomi wilayah di dalam menghadapi penurunan industri signature. Pengalaman yang ada di Pittsburght meyakinkan bahwa bahkan dalam menghadapi penurunan industri signature, klaster industri yang terkait dengan signature industri akan mengembangkan tingkat kemandirian yang penting. Namun, kita tahu bahwa kluster, memiliki kontribusi terhadap ketahanan wilayah dan mempertahankan keberlangsungan wilayah. Apapun dasar asal mula aglomerasi industri baja, klaster pensuplai industri baja sekarang melayani sebagai sumber ekspor ke luar daerah.

Penemuan kita juga melayani untuk memperkuat perhatian, bahwa kecenderungan bagi praktisi pembangunan ekonomi wilayah untuk fokus terhadap produksi berbasis klaster, dapat menyebabkan kebijakan berinisiatif untuk menghilangkan kesempatan pembangunan. Konsep dari klaster industrri dari Porter memotret jaringan yang kaya akan hubungan vertikal dan horizontal. Analisis kita menunjukkan 2 tipe hubungan vertikal dan horizontal, yang dapat berkelanjutan oleh perusahaan pensuplai, bahkan ketika industri tersebut dalam produk berbasis kluster mengalami penurunan dalam suatu wilayah. Banyak responden yang mengidentifikasi ada keterkaitan horizontal di dalam klater. Misalnya pabrik di dalam klaster mungkin bekerjasama untuk mencari jaringan pasar melalui pembangunan produk atau untuk mengatasi permasalahan dengan mengambil keuntungan komplementer mereka dalam klaster.

Inisiatif kebijakan dapat memperkuat klaster dengan membantu perusahaan, terutama perusahaan baru untuk mengambil keuntungan dari komplemeteritas mereka. Hal ini dapat dicapai melalui investasi publik pada sektor infrastruktur, misalnya pembuatan kantor yang memiliki tujuan khusus atau upaya untuk meningkatkan komunikasi antarperusahaan di dalam klaster.

Organisasi swasta, misalnya asosiasi profesional dan universitas dapat memainkan peranan penting dalam memperkuat hubungan klaster. Menggunakan Pittsburght, kita melihat bahwa sejarah dominan dari industri manufaktur diterapkan dalam kenyataan bahwa wilayah merupakan rumah bagi dua asosiasi profesional utama yang menarik praktisi industri. Anggota asosiasi berkisar dari insinyur hingga wirausahawan profesional dan akademisi. Sebagai tamabahan, 3 pusat penelitian akademisi pada 2 universitas utama mempunyai fokus khusus terhadap baja.

Inisiatif kebijakan yang mempromosikan kerjasama di antara institusi dalam suatu wilayah melalui presentasi gabungan atau partisipasi dalam konferensi juga mempromosikan kepedulian terhadap komplementar yang mungkin menimbulkan keterkaitan horisontal yang positif dalam hubungan pemasok. Pengembangan klaster yang sukses dapat mendorong ketahanan ekonomi di suatu wilayah.


Jurnal 4
Kesulitan Sosial Ekonomi, Ketahanan dalam Bidang Pendidikan, dan Tingkat Adaptasi Orang Dewasa
Ingrid Schoon, Samantha Parsons, dan Amanda Sacker

Kesulitan sosial ekonomi menjadi faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dimana anak tidak mampu mengembangkan potensi akademik yang mereka miliki. Akan tetapi, sejumlah penelitian telah menyatakan bahwa banyak negara telah memberikan dukungan bagi peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, sehingga mereka dapat mengatasi kesulitan dan mampu menunjukkan adaptasi yang positif untuk mengatasi kesulitan, fenomena tersebut kemudian dikenal sebagai ketahanan.

Faktor resiko utama untuk kegagalan pendidikan adalah kesulitan sosial ekonomi dan investigasi mengatakan bahwa terdapat keterkaitan yang konsisten antara penampilan pendidikan dan latar belakang sosial keluarga. Penjelasan dari adanya fenomena ini menekankan pada kesempatan berbeda dan prsoses sosialisasi yang ada pada tingkat status sosial ekonomi. Tidak semua individual yang berasal dari keluarga yang kurang menguntungkan mengalami kegagalan untuk sukses di sekolah. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa banyak negara telah memberikan dukungan bagi kapasitas sumberdaya manusia, agar mereka dapat mengatasi kesulitan dan untuk menunjukkan adaptasi yang positif untuk mengatasi kesulitan, suatu fenomena yang disebut sebagai ketahanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan sosial ekonomi merupakan faktor resiko signifikan yang mencegah anak muda untuk mengembangkan potensi akademik mereka. Dampak dari resiko sosial dapat dimodifikasi oleh sejumlah faktor psikologi. Dukungan guru untuk remaja untuk melanjutkan sekolah mereka memainkan peranan penting dalam mengurangir resiko tersebut, begitu pula untuk motivasi pendidikan, keterlibatan orang tua, aspirasi untuk anak, aspirasi dari diri sendiri, dan penyesuaian diri yang baik di sekolah. Pengharapan positif untuk masa depan anak yang berasal dari guru, orang tua, diri sendiri, penting untuk merangsang keberhasilan sekolah menengah.

Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor resiko utama yang menentukan keberhasilan dalam bersekolah. Aspirasi dari orang tua untuk mendukung pendidikan anaknya yang lebih tinggi, tampaknya menjadi faktor penting bagi anak-anak yang kurang beruntung untuk mencapai pendidikan sekolah. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pola yang dimiliki oleh seseorang pada saat dia berada di sekolah menengah menuju tingkat adaptasi dewasa, terutama dalam sektor pendidikan dan dunia kerja. Sekolah menengah, memiliki pengaruh yang lemah berhubungan dengan kesehatan orang dewasa, yang berlangsung dalam fenomena yang sama, yaitu hampir selalu lebih besar diripada hubungan antar variabel yang tidak mirip untuk keluarga yang kurang mampu, sekolah menengah menjadi prediktor penting dari penyeseuaian diri menuju dewasa yang sukses daripada keluarga yang mapan. Mkan anak muda dari keluarga kurang beruntung haus membuktikan diri mereka.

Selanjutnya, di antara individu-individu sosial yang kurang beruntung, dewasa penyesuaian dalam pekerjaan yang berhubungan lebih kuat dengan penyesuaian di bidang kesehatan dari antara rekan-rekan mereka yang lebih istimewa, menunjukkan bahwa sekolah menengah penyesuaian memainkan peran penting di antara yang kurang beruntung secara sosial tidak hanya di penyesuaian memprediksi dewasa berhasil dalam domain dari bekerja tetapi juga dalam pencegahan awal onset penyakit dan tekanan psikologis atau depresi.

Mengapa Perencanaan Kota dan Wilayah Penting?

Perencanaan sesungguhya berkaitan dengan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang terbatas, untuk dimanfaatkan mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal perencanaan wilayah, pentingnya perencanaan disebabkan faktor-faktor sebagai berikut:

Pertama, banyak di antara potensi wilayah yang terbatas jumlahnya dan juga tidak dapat dapat diperbaharui. Kalaupun ada yang masih mungkin untuk diperbarui akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biayanya cukup besar. Bayangkan jika potensi wilayah ini tidak direncanakan penggunaannya dengan baik, maka akan terjadi semacam kepunahan potensi. Potensi yang dimaksud antara lain menyangkut luas wilayah, sumber air bersih yang tersedia, bahan tambang yang sudah terkuras, luas hutan penyangga yang menciut, luas jalur hijau yang menciut, tanah longsor, atau permukaan tanah yang terkena erosi.

Kedua, kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia. Perencanaan kembali diperlukan agar tidak terjadi perubahan yang tak terkendali. Jika hal itu telah terjadi walaupun kemudian diketahui bahwa hal itu salah, akan sulit untuk mengembalikannya pada keadaan semula yang dapat ditoleransi.

Ketiga, kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali. Hal ini misalnya adanya penggunaan lahan yang tidak terencana ataupun salah dalam perencanaan. Walaupun kemudian diketahui dampaknya negatif tetapi sulit untuk diperbaiki atau ditata kembali. Hal ini terjadi karena dalam penggunaan lahan telah melekat berbagai kepentingan yang tidak ingin dilepas oleh pengguna lahan tersebut. Misalnya, masyarakat yang sudah terlanjur membangun rumah di jalur hijau atau daerah yang terna banjir tahunan.

Keempat, potensi wilayah berupa mberian alam maupun hasil karya manusia di masa lalu adalah aset yang harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam jangka panjang dan bersifat langgeng. Untuk mencapai hal ini maka pemanfaatan aset itu haruslah direncanakan secara menyeluruh dengan cermat.

Kelima, tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut, di mana kedua hal tersebut adalah saling mempengaruhi. Masyarakat yang tidak berdisiplin (tidak mematuhi aturan yang berlaku) cenderung membuat wilayahnya tidak tertata, tetapi di sisi lain wilayah yang tidak tertata juga cenderung membuat masyarakatnya tidak disiplin.


Diambil dari http://fitrawanumar.blogspot.com


Selasa, 16 November 2010

Sejarah Pemikiran Perencanaan

The CITY PATHOLOGICAL (1890-1901)
Permasalahan yang dihadapi adalah munculnya berbagai epidemi penyakit, seperti desentri, pes dan kolera yang diakibatkan oleh buruknya pelayanan sanitasi, di kota-kota besar yang tidak mampu mengantisipasi besarnya tingkat urbanisasi. Penanganannya melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan peremajaan permukiman kumuh.

The CITY BEAUTIFUL (1901-1915)
Berkembangnya kota-kota kecil dan menengah menjadi kota besar dan munculnya kota-kota baru, dikembangkan dengan pendekatan perencanaan fisik, yang menghadirkan bangunan-bangunan dan lingkungan yang indah, dengan mengedepankan arsitek sebagai perencananya.

The CITY FUNCTIONAL (1916-1939)
Kota dikembangkan dengan memperhatikan fungsi kota, yang diwujudkan dalan penataan guna lahan yang sesuai dengan kapasitas dan kesesuaian lahan untuk menampung kegiatan penduduknya. Konsep rencana guna lahan dimulai pada era ini.

The CITY VISONARY (1923-1936)
Para perencana dan arsitek mengemukakan berbagai konsep tentang kota masa depan, dan menjadi masukan bagi pengembangan kota dengan tema-tema tertentu. Konsep-konsep kota-kota besar, seperti metropolitan, broadacre city, townless highway dikemukakan pada periode ini. Konsep pengembangan kota dengan mempertimbangkan perencanaan wilayah (regional planning) muncul pada masa ini.

The CITY RENEWABLE (1937-1964)
Pada masa ini, upaya untuk meremajakan kota-kota kuno dan bersejarah sangat diperhatikan. Termasuk memperhatikan kawasan-kawasan permukiman kumuh. Tujuannya adalah untuk memperbaiki lingkungan pusat kota yang mengalami degradasi kualitas.

The CITY GRASSROOTED (1965-1980)
Perhatian yang besar terhadap human rights yang muncul pada masa ini, mendorong munculnya perencanaan pembangunan kota yang lebih memperhatikan masyarakat, khususnya masyarakat pinggiran. Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan kota secara mulai mengemuka pada masa ini.

The CITY THEORITICAL (1975-1989)
Pada masa ini, banyak perencana yang mengemukakan gagasan, ide, konsepnya tentang pengembangan kota. Perdebatan tentang teori perencanaan mulai mengemuka pada saat ini, dengan terbitnya banyak buku yang mengulas tentang bidang perencanaan kota.

The CITY ENTERPRISING (1980-1989)
Munculnya partisipasi pengusaha swasta yang besar pada pembangunan perkotaan, khususnya pembangunan sarana umum perkotaan, khususnya sarana hiburan. Konsep pembangunan sarana wisata Walt Disney mengemuka pada masa ini dan mempengaruhi kecenderungan pembangunan perkotaan di Amerika dan Eropa.

The CITY OF ECOLOGICALLY NIMBYSM (1980-1989)
Kota-kota berkembang pesat yang berkembang pesat dianggap dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Pembuangan sampah yang besar, alih fungsi lahan dan semakin terbatasnya sumber daya alam untuk mendukung kehidupan perkotaan, khususnya air bersih, menyebabkan munculnya perhatian yang besar untuk mengembangkan kawasan perkotaan dengan konsep-konsep lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Pada masa ini, ada upaya untuk mencegah munculnya pendekatan NIMBYS (Not In My Backyards) yang cenderung mengabaikan masalah lingkungan dalam pembangunan perkotaan.

The CITY PATHOLOGICAL REVISITED (1980-1989)
Munculnya berbagai masalah di perkotaan, seperti permasalahan lingkungan, penyakit-penyakit masyarakat, seperti HIV, kanker, sipilis dan sebagainya, menyebabkan perhatian kembalinya upaya untuk mengembangkan dan membangun kawasan perkotaan dengan konsep menangani penyakit-penyakit yang terdapat didalamnya.

Diambil dari Bahan Pengajaran Mata Kuliah Teori Perencanaan, Bapak Hadi Wahyono

Rabu, 27 Oktober 2010

Jadi Polisi

Jadi polisi itu susah, uangnya susah, kerjaannya susah, kalo ga berhasil nangkap teroris dianggap tidak mampu menangani upaya perterorisan di Indonesia, kalau ga mampu menangkap penjahat juga disalahin. Lha, bagaimana konsep pengayom masyarakat bisa diterapkan jika polisi belum mampu melaksanakan semua tugas dan kewajibannya dengan optimal? Seminggu yang lalu … saya tertangkap oleh Pak Polisi bagian Satlantas. Yah, maklum saja … saya yang salah karena melanggar lampu merah. Hehe, dah tahu merah malah asal ditabrak saja. Ya, dan begitu lah. Manusia Indonesia ya kebanyakan kayak saya ini, ga bener (saya tahu saya ga bener, tetapi ya begitulah), tidak mau repot-repot ngurus di pengadilan, mau gampangnya saja. Untunglah saya membawa seperangkat SIM dan STNK, jadi ya “cuma” kena 40 ribu. Pak Polisi mintanya 65 ribu, sih. Saya bingung sebenarnya … darimana asal dari 65 ribu itu? Apa sudah tercantum dalam Undang-Undang ataukah hanya Pak Polisinya sendiri yang menentukan? Oh ya, yang jelas memang aturan lalu lintas di jalan raya kota Semarang sangat ketat. Untunglah juga saya tidak ditangkap, karena saya tidak memakai helm ber-SNI. Hwa, tambah nangis saja kalau iya.

Jadi polisi di Kota Semarang itu susah. Mengapa? Karena rawan stres. Bagaimana tidak? Lalu lintasnya amburadul, bikin siapa saja mumet dan stres. Salah duanya ea di Jatingaleh dan Srondol pada jam-jam sibuk. Namun, belum seperti di Jakarta sih, yang macetnya sampe berhenti. Di Semarang, walaupun macet, motor saya masih bisa jalan kok. Hmm, tetapi … saya sebenarnya tidak setuju dengan kata temen saya beberapa minggu lalu yang mengatakan bahwa Kota Semarang mendapat predikat sebagai salah satu kota yang bebas macet. What! Sungguh ga percaya … di Jalan Prof. Soedharto Tembalang saja macet ug, padahal itu hanya jalan lokal. Masih membicarakan tentang pak polisi di Semarang, selain harus mengatur lalu lintas yang begitu amburadul, yang perlu diperhatikan adalah kantor pos polisi yang biasanya terletak di perempatan jalan. Wah, saya lihatnya rada ngenes. Kemaren itu, ada 3 orang pak polisi, tetapi pos polisinya itu lho … kecil banget. Sempit banget. Ketika berada di situ, rasanya jadi tertekan banget. Apalagi, pak polisinya yang sering ada di situ. Terkurung dalam tempat sesempit itu. Mending kerja di kantornya saja ya, lebih adem dan nyaman.

Lalu, masih berkaitan dengan aparatur negara yang satu ini, kemarin malam … 2 motor temennya adekku di 2 kos yang berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan ilang tanpa jejak. Wuh, si maling emang bener-bener canggih, bisa menggasak motor dalam 2 menit, sampe dirinya dikenal dengan julukan “siluman”. Nah, di sini ini, di Tembalang ini juga pak polisi bisa stres berat. Masa kalah canggih sama si maling? Dengan pencurian yang sebegitu banyaknya, terutama motor dan laptop, pak polisinya pasti bingung mau menangani kasus yang mana dulu. Laporan kehilangan memang diterima, tetapi apa yang kemudian dilakukan pak polisi setelah itu? Segera menerjunkan anggotanya untuk memburu si maling atau hanya berusaha menenangkan keluarga yang kehilangan. “Sabar … sabar, Pak, Bu. Kasus segera saya tangani,” apa cuma begitu saja? Padahal, keluarga yang kehilangan sungguh berharap bahwa si maling bisa ditangkap dan bila perlu digebuki (habisnya sebel, sih!).

Yah, begitulah … kinerja polisi harus terus ditingkatkan, supaya bisa mengayomi masyarakat, bukan cuma slogan tok. Bikin slogan itu gampang, tetapi emang tindakan di lapangannya itu yang tidak gampang. Jadi polisi itu susah, tetapi hal ini hanya berlaku bagi para polisi yang setia menjalankan tugasnya, benar-benar mengabdi pada tugasnya. Kalau pak polisi yang masa bodoh dan dibenci masyarakat sih, …

Kamis, 21 Oktober 2010

Pangeran Katak

“Tuhan, mengapa semua menjadi begini? Aku merasa tidak akan sanggup lagi menjalani hidup, Tuhan. Apa yang harus kulakukan? Hidupku tidak pernah sama lagi sejak dia meninggalkanku,” keluhku dalam hati.
Sudah berpuluh tempat aku jelajahi untuk melupakan Gilang, tetapi hasilnya nihil alias nol besar. Percuma saja! Walaupun dia pergi ke ujung dunia atau kemanapun, bayangan Gilang selalu tampak di depan mataku. Menghantuiku!
Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Hening. Hanya ada angin yang berhembus perlahan dan membelai rambutku. Mengingatkanku kembali akan masa-masa indah bersamanya. Aku tertawa sekaligus menangis.
“Putri …”
Tiba-tiba ada sepotong suara yang mengagetkanku. Namun, tidak ada siapapun di padang rumput ini. Sama sekali tidak ada satupun manusia di sini. Dan, aku mulai berpikir yang tidak-tidak.
“Jangan-jangan, ada …,” aku tidak sanggup meneruskan ucapannya. Lututku bergetar hebat, jantungku pun ikut berdebar kencang, bahkan kesedihanku tadi menguap begitu saja entah kemana.
“Putri …”
Suara itu memanggilku lagi. Kini aku benar-benar tidak bisa bergerak. Semua anggota tubuhku seketika telah menjadi batu. Berdiri pun tidak sanggup, apalagi berteriak minta tolong.
Setelah sekian menit berubah menjadi patung, aku akhirnya bisa mengeluarkan suara juga.
“Ka … kamu siapa?” kataku seperti orang yang sedang tersedak.
Hening beberapa saat.
“Aku ada di sini, Putri. Di dekat sepatumu.”
Hah? Aku hanya terbengong mendengarnya. Kuarahkan juga mataku untuk melihat ada apa di kakiku.
“Kataaaaaak,” tanpa sadar aku berteriak sekencang-kencangnya. Setelah agak tenang, otakku mulai berpikir. Bagaimana mungkin ada seorang katak hijau yang dapat berbicara? Ini kan bukan negeri impian. Bukan negeri dongeng seperti dalam buku-buku cerita yang pernah kubaca sewaktu kecil. Apakah ini nyata? Kucubit pipiku untuk memastikan bahwa semuanya hanyalah mimpi belaka, dan aku akan segera terbangun di tempat tidurku yang nyaman.
Aduh! Pipiku terasa sakit. Dalam sekejap, dunia seakan berputar di sekelilingku.
“Putri, kamu tidak apa-apa?”
“Jangan panggil aku putri. Aku bukan putri,” aku berteriak pada katak itu.
Kaget, bingung, takut bercampur aduk menjadi satu dalam diriku.

“Ibu, aku pulang,” kataku seraya menenangkan diri. Menganggap bahwa apa yang kualami setengah jam yang lalu hanyalah ilusi semata. Titik!
“Kamu makan dulu sana.”
“Iya.”
Setelah makan, aku kembali ke kamar. Namun, aku melihat seekor makhluk sedang bertengger di atas kasurku.
“Kyaaa,” aku berteriak kencang.
“Ada apa, Ndin? Ada apa?” kata Ibu berlari penuh kepanikan menuju kamarku.
“Tidak. Tidak ada apa-apa kok, Bu. Tadi aku cuma kaget liat katak di atas tempat tidur. Tapi, sekarang kataknya sudah pergi, kok. Maaf, Bu.”
“Cepetan tidur. Sudah malam,” jawab Ibu.
Aku mengangguk.
“Bagaimana katak bisa masuk ke kamarku?” tanyaku heran. Namun, ketika melihat jendela kamarku yang masih terbuka, aku langsung diam.
“Pergi!” Aku mengarahkan sapu ke tubuh katak itu.
Akan tetapi, suara itu tiba-tiba terdengar lagi.
“Jangan, Putri!”
Sapuku mengawang di udara.
“Kamu bisa berbicara?” tanyaku terbata.
“Iya, Putri.”
Aku tidak berani berkata apa-apa. Seakan kakiku sudah terpaku di lantai. Mau lari pun rasanya tidak sanggup.
“Kamu siapa?”
“Aku, Putri?”
“Siapa lagi?”
“Aku Pangeran Suryo.”
“Hah?”
Mana mungkin? Saat ini kan sudah modern, mana ada cerita dongeng seperti itu? Aku tertawa. Sampai-sampai rasanya tidak bisa berhenti.
“Aku serius, Putri.”
“Katak, aku bukan Putri,” kataku pada katak itu sambil terus tersenyum. “Aku Andin.”
“Aku serius, Putri Andin.”
“He … he … he …, jangan panggil aku Putri. Tidak cocok, dan aku bukanlah putri.”
“…”
“Jadi, bagaimana Pangeran bisa kembali menjadi manusia? Berarti, harus ada seorang cewek yang mencium Pangeran, ya?”
“Mungkin.”
“Hah? Beneran?”
“Mana aku tahu.”
“Pangeran mau kucium? Sini!” kataku setengah bercanda.
“Ogah! Dicium cewek seperti kamu bisa mati aku!” Nah nah, mulai muncul sifat asli seorang pangeran. Ga elit!
“Ih, menghina. Ya sudah, terserah Pangeran. Sana! Minggir dari kamarku! Pangeran tidur di lantai saja! Makan tuh nyamuk!”
“Kamu berani kasar dengan Pangeran! Biar kalau aku menjadi manusia lagi, aku akan menyuruh pengawalku untuk menangkapmu! Seorang Pangeran tidak mungkin tidur di lantai! Kamu saja yang tidur di lantai!”
“Apa? Ini katak berani ngatur-ngatur! Tidak bisa. Pangeran harus minggir. Siapa tahu Pangeran cuma ngaku-ngaku, aku kan tidak tahu.”
“Tiba-tiba, suara Ibu mengagetkanku.
“Andin, kamu bicara dengan siapa?” seru beliau dari luar kamar.
“Nggak kok, Bu. Aku cuma ngomong sendirian.”
Kruyukkk.
“Ndin, suara apa itu?”
“Oh, malam dingin begini membuatku lapar lagi.”
“Ya, sudah. Di dapur masih ada makanan.”
“Makasih, Bu.”
Aku pun mengambil makanan, melewati kamar Ibu. Untunglah, beliau sudah kembali tidur.
“Nih, makanan. Pangeran lapar, kan?” Aku menyodorkan sepiring makanan ke dekat kaki katak itu.”
Aku tersenyum. Aku seperti menemukan mainan baru. Dan, aku seakan merasa bagaikan seorang putri dari negeri dongeng. Ya, walaupun tidak mungkin menjadi nyata.
Sambil mengunyah makanan, katak itu berkata,” Hmm, makanannya enak sekali. Ibumu memang pandai memasak.”
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
“Tidur sana! Pangeran di bawah, aku di atas.”
“Nggak bisa. Kita tidur sekasur saja. Biar lebih gampang. Masa Pangeran tidur di lantai?”
“Dasar Pangeran manja! Siapa tahu sebenarnya kamu ini cuma tukang becak.”
“Jangan berani kurang ajar ya sama Pangeran!”
Karena kelelahan, aku tertidur dan nggak mikirin lagi pangeran tidur dimana.

Keesokan pagi …
“Selamat pagi, Ndin.”
“Pagi,” jawab Andin.
Ketika membuka mata, Andin hampir pingsan melihat seekor katak telah berada di atas selimutnya.
“Aaaa …,” Andin berteriak sekencang-kencangnya, tetapi beberapa detik kemudian, dia menutup mulutnya sendiri. Takut mengganggu orang rumah yang masih terlelap.
“Pangeran jangan seenaknya gitu, dong. Masa baru membuka mata, aku langsung melihat sepasang mata yang memandangku,”protes Andin marah,” mentang-mentang pangeran bisa berbuat seenaknya. Kalau aku mati kena serangan jantung, pangeran lah yang akan aku hantui.”
“Suka-suka, dong. Oh ya, banyak yang salah, tuh. “
“Hah?” Andin tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Pangeran.
“Matematika dan Bahasa Inggris. Aku liatnya sambil menahan tawa, lho. Masa soal-soal segampang itu saja nggak bisa.”
“Emang umur Pangeran sekarang berapa?”
“…”
“Berapa?”
“17 tahun.”
“Hah, berarti kita sebaya, dong.”
“Iya, yang membedakan kita, kamu tuh bodoh, sedangkan aku pinter.”
“Nyebelin banget nih Pangerab. Padahal, pangeran yang berada dalam impianku selalu ramah, sopan, pengertian, tampan, dan punya segudang kebaikan lainnya. Wew! Tapi, Pangeran yang satu ini beda banget dari harapan,” kata Andin dalam hati.

“Pangeran, makasih ya,” Andin tertawa-tawa ga jelas gitu di depan seekor katak. Kalau ada yang melihat, pasti bakal menyangka kalau Andin sudah sakit jiwa. Untunglah, saat itu dia sedang ada di kamar.
“Nih, makanan enak buat Pangeranku.”
“Emang ada apa?” tanya Pangeran heran.
Andin tersenyum bahagia.
“Tadi, PR kuu paling perfect, lho.”
“Selamat, ya,” kata Pangeran datar.
“Kok tanggapannya gitu?”
“Biasa aja kenapa? Pake histeris segala.”
“Ya udah, terserah,” jawab Andin cemberut.
“Andin marah ya? Maaf.”
“Nggak mau. Pokoknya malam ini Pangeran tifur di bawah. Titik!”

Keesokan harinya, kemarahan Andin telah surut.
“Pangeran?” panggil Andin, tetapi tidak ada jawaban,” Pangeran, cepetan keluar, donk.”
Hening.
Andin tidak tahu lagi apa yang mesti dia lakukan. Sudah seisi rumah digeledah, tetapi tidak ketemu juga. Ibunya sampai heran melihatnya.
“Ada apa, Ndin? Kamu sedang mencari apa?”
“Katak,” jawab Andin singkat.
“Sejak kapan kamu suka katak?”
“Nggak tahu, Bu,” jawab Andin sambil mencari Pangeran di kolong meja makan.
Ibu masih terbengong keheranan, ketika Andin teringat pada suatu tempat.
“Ya, Pangeran pasti ada di sana.”

“Pangeran ada dimana?”
Teriakan Andin menggema di padang rumput. Beberapa orang yang sedang melintas melihatya dengan pandangan yang mengatakan bahwa dia telah sinting. Tapi, mau bagaimana lagi? Masa mencari seorang Pangeran? Di padang rumput? Memang mana ada sih yang percaya kalau ada seorang Pangeran yang berubah menjadi katak.
Sudah satu jam lebih Andin mencari di sela-sela rumput, di lubang-lubang pohon, tetapi tidak ada hasilnya. Dia merasa putus asa. Dia sudah lelah berjalan, sudah lelah berteriak. Akhirnya, Andin memutuskan untuk pulang, tentu saja dengan wajah cemberut dan menggerutu.
“Dasar Pangeran bodoh! Kalau ketemu, biar kuinjak dia.”
Namun, Andin tiba-tiba sadar,” Ngapain ya, aku memikirkan Pangeran? dia kan bukan siapapun. Kenal wajahnya saha tidak, ngaku-ngaku dari Keraton, padahal nggak ada beritanya sama sekali. Tapi, aku … sudah sepuluh hari kita bersama, bertengkar, tertawa.”
Tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak di rerumputan.
“Wah, Pangeran!” kata Andin sambil mendekati rumput itu. Namun, alangkah terkejutnya Andin, yang muncul justru seekor ular yang berdesis dengan jarak hanya setengah meter dari tempatnya berdiri. Sungguh, dia tidak berani bergerak selangkah pun. Ular itu perlahan-lahan mulai mendekatinya. Sumpah, baru kali ini dia bertatapan dengan ular. Andin melihat bisanya menyembur-nyembur keluar.
Hanya tinggal berjarak satu detik saja, ketika tiba-tiba seekor katak menerjang ular itu. Berusaha mengusirnya agar menjauhi Andin.
Dengan kepala matanya sendiri, Andin melihat bagaimana perjuangan katak itu. Bukankah makanan ular memang katak?
Hingga beberapa saat kemudian, katak itu terluka, seakan dia sudah menyerah sebentar lagi. Melihat hal itu, akhirnya Andin tidak bisa tinggal diam. Dia mencari apa saja yang dapat digunakan untuk menolong katak itu. Untunglah, dia kemudian menemukan batu tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tanpa berpikir panjang, Andin saat itu sudah tidak peduli lagi apakah ular itu akan menggigitnya, dia menghantamkan batu itu tepat ke tubuh ular, berkali-kali hingga ular itu pergi meninggalkan katak.
Andin segera bergegas mendekati katak itu dan meletakkannya dengan hati-hati di telapak tangannya.
“Pangeran! Bangun Pangeran!” kata Andin cemas. Sejak tadi Pangeran tidak juga membuka mata. Dia ternyata mengalami luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya.
“Pangeran, apakah kau mendengar suaraku?” Namun, pangeran tidak juga bergerak.
“Ya Tuhan, semua ini salahku. Kalau saja Pangeran tidak menolongku, dia tidak akan menjadi begini,” batin Andin. Perlahan-lahan, air mata mulai mengalir membasahi pipinya, walaupun dia sudah berusaha menyekanya, tetapi masih saja tetap keluar.
Andin memeluk Pangeran,” betapa aku sangat menyayangimu, Pangeran. Sungguh, aku tidak ingin Pangeran menghilang dari hidupku.”
Tanpa terasa, air mata Andin menetes membasahi kepala katak.

Tiba-tiba, ada cahaya yang keluar dari tubuh katak. Cahaya yang sangat indah menyelimuti mereka berdua. Andin merasa silau. Dan, ketika membuka mata, dia telah meliha seorang pria yang sedang berdiri di hadapannya. Semua bagaikan mimpi.
Andin bingung. Sejak kapan ada seorang cowok di tempat ini? Namun, dia langsung sadar ketika katak yang ada di dalam pelukannya menghilang.
“Pangeran?”
Beberapa saat Andin terpana dan tidak bisa mengatakan apapun. Apakah ini hanya fatamorgana? Berulang kali dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah mimpi.
Cowok ini, tidak seperti pangeran-pangeran Yogya yang selama ini dia bayangkan. Memakai blangkon dan segala atribut pakaian Jawa. Bukan! Cowok ini seperti dirinya, memakai baju biasa dan berpenampilan biasa pula. Namun, Pangeran memang mempunyai wajah tampan dan kharisma seorang pangeran.
“Terima kasih, Ndin. Aku tidak akan kembali menjadi manusia tanpamu.”
Andin tidak berkata apapun selama beberapa saat.
“Ti … tidak apa-apa, Pangeran. Seharusnya, aku yang berterima kasih karena Pangeran sudah menolongku.”

Hari-hari berlalu. Andin kembali menjalani kegiatannya sehari-hari. Kadang-kadang dia merindukan Pangeran, tetapi dia tahu jika dia takkan bertemu kembali dengan pangeran. Andin tidak percaya akan janji pangeran yang berkata bahwa suatu hari nanti pasti akan berkunjung ke rumah. Namun, kapan? Bukankah kata ‘suatu hari’ itu terasa begitu jauh?
“Hh …” Andin merasa lelah sekali hari ini dan memutuskan untuk membaca koran saja. Alangkah terkejutnya Andin ketika dia melihat salah satu artikel, yang berjudul “Pangeran telah Kembali.” Di koran itu, terpampang foto Pangeran Suryo, tidak mungkin Andin salah mengenalinya, sedang berpelukan dengan Sri Sultan. Menurut artikel itu, Pangeran sudah menghilang sejak tiga bulan yang llau, tetapi tidak disiarkan kepada publik, karena hanya akan membuat semua masyarakat merasa khawatir. Maklum, Pangeran Suryo merupakan pewaris tunggal Kesultanan.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang telah menolong saya. Seumur hidup, saya tidak akan melupakan kebaikan hatinya,” kata Pangeran Suryo.
“Ya Tuhan, ternyata Pangeran tidak melupakannya,” batin Andin tersenyum.

Hari Minggu yang cerah, Andin pergi ke mall bersama dengan teman-temannya. Ketika sedang memilih-milih barang, walaupun hanya sekilas, dia melihat Pangeran Suryo melintas.
“Tunggu sebentar, Mi,” katanya pada Ami.
“Oke, tapi jangan lama-lama!”
“Sip.”
Tanpa pikir panjang, Andin mengejar Pangeran.
Namun, alangkah terkejutnya dirinya, ketika melihat Pangeran berjalan berdampingan dengan cewek yang seusia dengannya. Kemudian, dia menyadari bahwa memang seorang rakyat jelata biasa seperti dirinya tidak boleh berteman dengan seorang Pangeran.
Pangeran yang ada di dalam mimpinya … menunggang seekor kuda putih dan menghampirinya.
Dan, bukankah kenyataan itu tidak seindah impian?

TAMAT

Rela

Tak ubah berbunga lalang
Rendahnya pandanganmu
Padaku yang amat memerlukan
Kegersangan sekeping hati
Mengharapkan setitis embun
Agar basah rindu ini

Aku yang terbuang
Sejak mula lagi
Puas ku merintih
Puas ku berduka

Ku hanya mampu berserah
Berserta doa harapan
Ubahlah haluan hidup ini

Demi cinta yang menyala
Kurela menggenggam bara api
Demi kasih yang mengharum
Sungguh aku rela

Biarpun pada pandangan
Seperti bunga yang layu terbuang
Namun kau pasti tahu
Semua kerna
Aku masih lagi setia padamu
Biar ku menangis seumpama pengemis

Ku hanya mampu berserah
Berserta doa harapan
Ubahlah haluan hidupku ini

Jumat, 13 Agustus 2010

Cinta Nana untuk Aldi

Sejak malam itu, hati Nana selalu dirundung gelisah. Dia merasa sudah tidak sanggup lagi menatap kehidupan dengan kepala tengadah. Dia bukan Nana yang dulu lagi. Sekarang, dia sudah kotor. Walaupun telah berendam selama satu jam, walaupun telah menggosok tubuhnya berulang kali, tetapi dia bukanlah seorang gadis yang masih suci. Ah, Nana ingin menangis, meraung-raung, berteriak untuk melepaskan semua ini.

“Tuhan, mengapa aku begitu bodoh? Aku … aku …,” Nana tidak dapat melanjutkan kata-katanya, karena di detik berikutnya matanya telah kembali tertutup oleh air mata. Namun, nasi telah menjadi bubur. Apa yang dapat dia lakukan sekarang?
“Ya, aku harus menguburnya dalam-dalam,” tekad Nana.

Dua bulan kemudian, apa yang semual dikhawatirkan oleh Nana benar-benar terjadi. Kini, dia benar-benar panik. Dia tidak tahu apa yang mesti dilakukannya.

“Sudah dua bulan …,” gumam Nana lirih, hampir pingsan melihat tes uji kehamilan yang menunjukkan dua buah garis merah yang jelas. Nana merasa sangat lemas, tidak sanggup lagi berdiri. Dunia Nana menjadi terbalik seketika, runtuh menimpanya, membuat jiwanya hancur menjadi kepingan. Kiamat sudah!

Tak ada yang Nana lakukan selain menangis sepanjang hari. Dia tidak lag memiliki nafsu makan, apalagi tidur pulas. Yang tidak bisa dia lakukan lagi, sejak …

Nana ingin mati sekalian saja. Namun, dia tidak bisa melakukannya! Sudah ada seseorang yang berada di dalam tubuhnya dan menyatu bersama dengannya. Dia tidak tega untuk membunuh janin itu bersama dengannya. Janin ini tidak berdosa, dia berhak untuk mendapatkan kehidupan dan menghirup udara bebas di luar rahim ibunya. Yang pasti, dia tidak minta untuk dilahirkan ke dunia.

“Aldi …,” panggil Nana lirih. Seandainya tidak sedang mengandung, dia tidak akan mau mengemis di hadapan Aldi seperti saat ini.
“Ada apa?” tanya Aldi agak ketus pada Nana.
Nana tersentak. Padahal, sebelum ini, Aldi selalu bersikap manis kepadanya, tidak pernah berkata kasar sekalipun.
“Al, aku hamil,” kata Nana sangat pelan hampir tidak terdengar.
“Apa?” teriak Aldi. Ternyata, kata-kata itu masih bisa didengarnya. Bagai disambar petir Aldi mendengarnya.
Cepat! Gugurkan dia, Na! Aku belum siap punya anak,” kata Aldi panik.
“Tapi, dia tetap anakmu.”
“Tidak.”
“Al, dia tetaplah darah dagingmu.”
“Na, dengarkan kata-kataku. Kita berdua akan hancur karena anak sialan ini!”
“Jadi …,” Nana menatap Aldi dengan perasaan yang bercampur aduk. Wajahnya semakin bertambah pucat. Tiba-tiba, dia merasakan firasat yang buruk datang menghampirinya.
“Na, aku belum siap menjadi ayah!”
Hati nana sangat sakit mendengarnya. Padahal, selama ini, dia begitu percaya kepada Aldi. Aldi yang mampu membangkitkan rasa cinta yang entah sekian tahun terkubur di dasar hatinya. Aldi yang baik, pengertian, selalu siap menolong itu sudah tidak ada lagi. Kini, yang dilihatnya adalah seorang cowok yang tidak berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dimana Aldi yang dulu?
Seketika Nana tersadar. Ternyata, cinta selama ini telah membutakan matanya, menutup telinganya, membelenggu hatinya.
“Jadi, semua itu benar? Aku … telah dijadikan taruhan olehmu dan teman-temanmu?” kata Nana dengan suara bergetar.
Aldi terkejut menyadari ke arah mana pembicaraan mereka saat ini. Dia terdiam tak menanggapi. Bukannya tak mau bertanggungjawab, tetapi karena dia tidak pernah menyangka kejadiannya akan berakhir dengan jalan cerita seperti ini.
“Jawab, Al! Aku ingin mendengarnya langsung darimu,” kata Nana dengan suara serak.
Aldi tetap membisu. Dia diam saja, berusaha tidak menanggapi pertanyaan Nana. Dia masih punya hati. Jika dia mengatakan semuanya, gadis yang ada di hadapannya sekarang pasti akan sangat … sangat terluka.
“Al, aku siap mendengar apapun darimu.”
Walaupun sebenarnya Nana tidak pernah siap menghadapi apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini.
Setelah didesak terus oleh Nana, akhirnya Aldi menyerah. Dia sungguh ingin menggeleng, tetapi entah mengapa dia justru mengangguk membenarkannya.
Nana memandang Aldi dengan perasaan terluka, perih, kecewa, sakit …
Kini, dia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, dia tidak peduli lai seandainya Aldi melihatnya menangis di hadapannya.
“Maafkan aku, Na! Aku … aku …,” kata Aldi sambil meraih tangan Nana. Namun, Nana menepisnya.
“Sudahlah, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Aku sudah tahu …”jawab Nana setelah dia bisa mengatur perasaannya. Bukankah kenyataan ini terlalu memilukan?
“Al, jadi kamu tidak pernah mencintaiku?”
Kali ini Nana sudah siap mendengar jawaban tidak dari mulut Aldi.
“Na, maaf. Aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya ingin …”
Sebelum Aldi sempat meneruskan kata-katanya, Nana sudah memotong,” Ya, aku tahu.” Nana tersenyum pilu,” terima kasih karena kau telah memberikan makna cinta untukku. Setelah hari ini, semoga kamu tidak pernah melihatku lagi.”
Nana beranjak dari kursinya. Akan tetapi, Aldi masih saja duduk, masih terpana dengan kata-kata yang diucapkan oleh Nana. Begitu tersadar, Aldi berlari mengejar, tetapi Nana sudah menghilang. Padahal, tadi dia sudah siap apabila dipukul, ditampar, atau diapakan juga.
Itulah terakhir kali Aldi melihat Nana. Sejak saat itu, Nana sudah tidak pernah masuk kuliah. Kosnya kosong, dan dia pergi tanpa pamit. Teman-temannya pun tidak ada yang tahu dimana Nana terakhir berada. Nana bagaikan ditelan bumi. Entah kemana dia pergi, Aldi tidak tahu …
Nana memutuskan untuk tinggal di kota ini. Kota yang damai. Kota yang bisa digunakannya untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Dengan uang tabungannya, Nana mengontrak sebuah rumah kecil yang akan ditinggalinya bersama anaknya kelak. Anak dari seseorang yang sangat dicintainya …

Ckittt …, Aldi mengerem mobilnya. Di hadapannya, ada seorang anak kecil yang hendak menyeberang. Untunglah, dia bisa menghentikan laju mobilnya tepat pada waktunya. Terlambat sedikit saja, Aldi tidak yakin lagi apakah anak itu akan selamat atau tidak. Dia merasa bersalah, hanya karena dia tidak ingin terlambat menghadiri rapat bersama Bapak Bupati, dia mau saja menerobos lampu kuning.
Aldi turun dari mobilnya.
“Dek, kamu tidak apa-apa?” tanya Aldi pada anak kecil yang memakai seragam SD itu.
“Aldi tidak apa-apa kok, Om,” jawabnya polos sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya.
Deg! Aldi merasa ada yang tidak beres dengan jantungnya. Nama anak ini sama dengan dirinya. Dan, apabila diperhatikan, bisa dibilang anak ini mirip dengannya.
“Mungkinkah?”
Namun, Aldi menepis pikirannya jauh-jauh.
“Tidak mungkin,” gumamnya pada dirinya sendiri.
“Da … da …, Om,” teriak anak itu dari seberang jalan.
Aldi hanya tersenyum dan segera teringat dengan rapat yang harus dihadirinya. Segera dilarikannya mobil itu menuju kantor Bupati dengan perasaan yang tidak tenang. Aldi masih memikirkan anak SD itu. Seakan, ada ikatan batin yang tidak terlihat di antara mereka berdua.

“Ibu, tadi di jalan, Aldi melihat Ayah,” kata Aldi senang.
“Apa, Aldi? Kamu melihat Ayah?” tanya Nana tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan dari anaknya.
“Aldi beneran melihat Ayah?” tanya Nana untuk kedua kalinya, hanya untuk meyakinkan telinganya apakah dia salah dengar atau tidak.
“Iya, Bu. Aldi bener-bener melihat Ayah. Ayah yang ada di foto itu,” tunjuk Aldi pada sebuah foto kusam yang dipajangnya di ruang tamu. Foto satu-satunya yang dimiliki oleh Nana.
“Aldi pasti salah lihat. Ayah kan sedang pergi berlayar …”
“Untuk menangkap ikan ya, Bu? Terus, ikannya yang kita makan itu? Besok, Aldi juga mau menjadi kapten kapal …”
“Kalau begitu, Ibu mau dengar Aldi nyanyi.”
Aldi pun mulai menyanyi diiringi tepukan dari Nana. “Nenek moyangku seorang pelaut …”
Siang harinya, Aldi sudah melupakan sosok yang bernama ‘ayah’. Dia sudah bermain bersama dengan teman-teman sebayanya. Dari kejauhan, Nana tersenyum. Sekarang, Aldi telah tumbuh menjadi seseorang yang tampan, pintar, dan baik hati, seperti … Ah Nana berusaha membuang kenangan masa lalunya yang tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam pikirannya.
“Maafkan Ibu, Nak. Ibu tidak pernah mengenalkan sosok Ayah bagimu.”

“Dok, bagaimana keadaan Aldi?” Aldi seperti memanggil dirinya sendiri.
“Dia berhasil melewati masa kritisnya. Untunglah, Anda cepat membawanya ke sini. Jika tidak, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada anak itu.”
“Terima kasih, Dokter sudah menyelamatkan nyawa Aldi.”
“Itu memang sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong sesama,” jawab Doketer itu tersenyum,” sebentar lagi ibu anak itu akan ke sini.”
“Iya, terima kasih, Dokter,” seru Aldi sambil menyalami Dokter itu.

Satu jam berlalu, ketika seorang wanita dengan langkah tergesa-gesa segera mendatangi ruangan dokter. Aldi tidak memperhatikannya, bukankah wajar saja jika setiap hari ada ratusan orang yang berlalulalang di lorong rumah sakit ini?
“Dok, bagaimana anak saya?” kata wanita itu dengan setengah menangis.
“Tenang dulu, Bu,” jawab Dokter itu dengan sabar.
“Saya harus tenang bagaimana melihat anak saya terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit!”
“Saya tahu bahwa Ibu cemas. Tapi, Aldi tidak apa-apa. Dia selamat berkat seseorang.”
Nana memandang memandang wajah dokter itu tidak mengerti.
“Maksud Dokter?”
“Untuk anak sekecil itu, Aldi telah kehilangan banyak darah. Tapi, mohon maaf sebelumnya, karena kami tidak memiliki persediaan daerah putra Anda. Golongan darahnya, A.”
Nana masih tidak mengerti. Wajar saja jika golongan dalah Aldi A, lha dia kan mempunyai golongan darah A dan begitu pula ayah biologisnya.
“Lalu, apa masalahnya, Dok?”
“Putra Anda memiliki Rh –, sangat jarang orang Indonesia memiliki golongan darah Rh –, darah ini termasuk jenis langka.”
Nana mengangguk mengerti.
“Untunglah, bapak yang ada di luar tadi memiliki golongan darah yang sama dengan putra Ibu. Ini termasuk keajaiban dan anugerag bagi putra Ibu.”
“Terima kasih, Dokter.”
“Sama-sama, Bu.”
“Jadi, Bapak itu sekarang masih ada di luar?”
Dokter itu mengangguk.

Nana segera bergegas keluar mencari pria yang telah menolong nyawa anaknya. Dia harus mengucapkan terima kasih banyak kepadanya, bahkan beribu terima kasih. Tanpa Aldi, dia tak akan lagi sanggup bertahan hidup …
Dilihatnya pria itu sedang membaca pengumuman yang ada di rumah sakit. Dia memunggungi Nana. Nana pun segera menuju ke tempat pria itu.
“Maaf, Pak. Saya IBu dari dari anak yang Bapak tolong …”
“Ya …,” Pria itu berbalik dan seketika Nana pingsan melihatnya.

Ketika terbangun, Nana mendapati dirinya terbaring di atas tempat tidur rumah sakit.
“Sejak kapan aku berbaring di sini?” Nana mengingat-ingat, tapi dia tetap tidak mengingatnya.
“Dokter …”
“Anda ini bagaimana to? Kok bisa pingsan? Bapak itu yang membawa Anda kemari.”
Begitu mendengar kata-kata Dokter, Nana kembali mengingat semuanya.
Ya, dia tadi melihat Aldi …
“Lalu, dimana Bapak itu sekarang?”
“Oh, dia sudah pulang, Bu?”
Ada rasa kecewa di hati Nana. “Ya Tuhan, rasa apa ini?”
“ … tapi, dia akan kemari lagi nanti sore.”
Nana mengangguk.

Sore hari … di rumah sakit.
“Benarkah dia anakku?”
Nana mengangguk. Kini dia lebih bisa menerima kenyataan dibandingkan dengan 7 tahun yang lalu. Waktu yang cukup lama untuk menawar racun dalam hatinya.
“Dia mirip sekali denganku, Na.”
Nana hanya tersenyum.
“Terima kasih kamu sudah mau menyelamatkan Aldi, walaupun aku masih merasa aneh dengan kehadiran dua Aldi di sini.
“Al, setelah sekian tahun lamanya, akhirnya aku bisa mengatakan bahwa aku baik-baik saja.”
Aldi tersentuh mendengarnya. Wanita yang duduk di depannya ini sangatlah tabah, lebih dari yang diduganya selama ini.
“Maafkan aku, Na,” kata Aldi sambil memegang tangan Nana.
“Sudah tidak apa-apa. Hidupku kini hanya tercurah untuk Aldi. Yah, memang aku dulu begitu bodoh, tidak mengerti apa-apa.”
“Tidak, Na. Semua itu salahku. Seandainya aku tidak main-main …”
Aldi seakan menerawang kembali masa-masa ketika dia dulu bersama Nana.
“Maafkan aku.”
“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Al. Aku senang akhirnya dapat bertemu denganmu lagi, walaupun dalam keadaan yang tidak menyenangkan seperti ini,” kata Nana tersenyum.
“Lalu, selanjutnya apa rencanamu setelah ini, Na?”
Nana terdiam sesaat.
“Aku akan hidup berdua dengan anakku. Dia merupakan satu-satunya bukti bahwa aku ada di dunia ini.”
“Bolehkah aku menjenguk Aldi kapan-kapan?” kata Aldi berdiri dari tempat duduknya.
“Jangan pergi, Al!” Nana memegang tangan Aldi. Namun, sesaat kemudian segera dilepaskannya.
“Maaf, aku lupa jika aku tidak mempunyai hak untuk menahanmu di sini bersamaku. Maaf!”
“Kamu ingin agar aku menemanimu?”
Nana dan Aldi berpandangan.
“Tidak. Lupakan saja pembicaraan tadi.”
“Baiklah, aku pergi dulu.”

Nana mengangguk. Dia menatap kepergian Aldi dengan hati yang sangat terluka. Ternyata, tidak cukup cinta antara Aldi dengan putranya sendiri. Apalagi, cinta untuk seorang Nana yang tidak mempunyai hubungan darah. Padahal, Nana hanyalah manusia biasa yang juga membutuhkan kasih sayang, walaupun selama ini dia berusaha sabar untuk menghadapi berbagai badai yang menerjangnya.

Minggu, 08 Agustus 2010

Gambaran Umum Kabupaten Pati (II)

Kesehatan
Perkembangan kondisi kesehatan masyarakat menunjukan perubahan yang positif. Keberhasilan bidang ini dapat dilihat dari perkembangan beberapa indikator umum diantaranya adalah : perkembangan angka harapan hidup mesyarakat Kab. Pati pada tahun 1996 sebesar 58,61 tahun meningkat menjadi 71,6 tahun untuk tahun 1999 dan pada tahun 2003 naik menjadi 72,7 tahun, angka harapan hidup Kab. Pati setiap tahunnya masih diatas rata-rata Jawa Tengah sebesar 69,1 tahun tahun 2003. (IPM Kab. Pati tahun 2003).

Cakupan pelayanan kesehatan telah menjangkau keseluruh wilayah se Kabupaten Pati, hal itu dapat dilihat dari perkembangan sarana kesehatan. Pada tahun 1995 Rumah Sakit 6 buah, Puskesmas 28 buah, Puskesmas Pembantu 45 buah, Puskesling 27 buah, Polindes 84 buah, Rumah Bersalin 6 buah, Balai Pengobatan 13 buah. Pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebagai berikut : Rumah Sakit 8 buah, Puskesmas sebanyak 29 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 50 buah, Pukesling sebanyak 29 buah, Polindes sebanyak 198 buah, Rumah Sakit Bersalin sebanyak 13 buah, Balai Pengobatan 37 buah. Peningkatan derajat kesehatan telah menyebabkan perubahan pola hidup sebagian masyarakat. Oleh karena itu tantangan kedepan yang harus diwaspadai adalah berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh perubahan pola hidup dan lingkungan , disamping tuntutan akan kualitas pelayanan kesehatan yang makin prima, profesionalisme aparatur kesehatan, sarana prasarana kesehatan dan mewujudkan budaya dan perilaku sehat bagi masyarakat. (Pati Dalam Angka tahun 1997 dan tahun 2004)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Berdasarkan harga konstan 1993 pertumbuhan ekonomi tahun 1993-1996 rata-rata sebesar 0,54% sedangkan tahun 1998 setelah terjadi krisis, pertumbuhan ekonomi minus 4,02%. Pada tahun 1999 kembali mengalami pertumbuhan sebesar 1,55% dan pada empat tahun terakhir mengalami pertumbuhan sebagai berikut : tahun 2000 sebesar 0,36%, tahun 2001 sebesar 2,99%, tahun 2002 sebesar 2,71% dan tahun 2003 sebesar 3,08%. Kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1999 mengalami pergeseran, tahun 1994 sektor pertanian memberikan kontribusi 44,27%, sektor perdagangan memberikan kontribusi 17,90%, sektor indutri pengolahan memberi kontribusi sebesar 11,61% dan sektor jasa-jasa memberi kontribusi sebesar 9,34%. Pada tahun 1999 sektor pertanian menjadi 48,24%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tinggal 16, 87%, sektor industri pengolahan menjadi 12,03% dan sektor jasa-jasa tinggal 7,80%. Sedangkan sektor lainnya ada yang naik dan ada yang turun. Selama lima tahun terakhir sektor terbesar yang memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri pengolahan. Peranan sektor-sektor tersebut pada tahun 2003 sebesar 45,82%, 17,14% dan 12,39%. Sementara untuk peranan sektor lainnya besarnya masih di bawah sepuluh persen. Aktivitas ekonomi tersebut merupakan pertanda bahwa dimasa yang akan datang selain sektor pertanian, sektor perdagangan, industri pengolahan dan jasa akan menjadi aktivitas utama perekonomian Kabupaten Pati. Perkembangan pendapatan per kapita dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 atas harga berlaku dan konstan terlihat meunjukkan peningkatan. Pada tahun 2003 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Pati atas dasar harga berlaku mencapai Rp.2.853.293 atau mengalami pertumbuhan 3,08% lebih tinggi dari tahun sebelumnnya (Tahun 2002 sebesar Rp.2.653.652 atau dengan pertumbuhan ekonomi 2,71%). Sedangkan atas dasar harga konstan 1993 pada tahun 2002 pendapatan per kapita Kabupaten Pati tercatat sebesar Rp.837.537, kemudian berkembang pada tahun 2003 menjadi Rp.861.255. Tantangan yang dihadapi dalam bidang ekonomi adalah adanya globalisasi perdagangan yang berdampak pada makin ketatnya persaingan usaha terutama dari sisi teknologi, permodalan dan kualitas sumber daya manusia. Tantangan lainnya masih rentannya struktur ekonomi, kesempatan berusaha, ketimpangan pendapatan dan belum berkembangnya ekonomi kerakyatan, masih rendahnya investasi serta masih belum memadainya infrastruktur ekonomi dan perdagangan.


Keuangan Daerah
Penerimaan keuangan daerah semakin membaik setelah diberlakukannya otonomi daerah. Penerimaan keuangan daerah pada tahun 1997/1998 sebesar Rp.57.699.669.000,00, tahun 2002 menjadi Rp.324.089.778.500,00, sumbangan yang berasal dari PAD sebesar Rp.23.411.773.000,00 atau sebesar 7,22 %. Selama lima (5) tahun terakhir penerimaan keuangan daerah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20%, pada tahun 2002 penerimaan sebesar Rp.324.087.778.500,00 yang berasal dari PAD sebesar Rp.23.411.773.000,00 atau sebesar 7,22% dan pada tahun 2006 jumlah penerimaan daerah mencapai Rp.637.166.877.000,00 yang berasal dari PAD sebesar Rp.56.824.933.000,00 atau sebesar 8,92%. Tantangan pembangunan keuangan daerah adalah masih besarnya ketergantungan penerimaan keuangan daerah dari dana perimbangan dan belum seimbangnya proporsi pengeluaran daerah untuk belanja aparatur dengan belanja publik.


Politik
Pendekatan politik massa mengambang (Floating Mass) sebagai upaya untuk mengendalikan dinamika politik masyarakat demi pembangunan ekonomi menjadikan pembangunan politik mengalami stagnasi. Pada sisi lain, dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, otonomi tidak lebih sebagai kewajiban dari pada hak. Meningkatnya taraf hidup dan derajat pendidikan masyarakat serta terbukanya informasi, menimbulkan tuntutan yang lebih besar dalam partisipasi politik, namun saluran yang tersedia tidak memadai. Terjadinya krisis ekonomi sejak awal Mei 1997 berlanjut menjadi krisis multidemensi secara akumulatif menimbulkan desakan kuat pada tuntutan reformasi. Reformasi politik nasional yang menemukan momentum di tahun 1998, secara monumental diwujudkan dalam pemilu tahun 1999 dan pemilu legislatif serta pemilu presiden / wakil presiden tahun 2004, melalui dua kali perubahan perundang-undangan politik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan juga terus dilakukan pembenahan ditandai dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah serta berbagai Peraturan pelaksanaan yang dibutuhkan. Tingginya dinamika politik dan perlunya konsolidasi dan sinkronisasi ketentuan normatif maka lahirlah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah untuk mengganti Undang-Undang sebelumnya. Tantangan pembangunan politik adalah mempertahankan momentum reformasi agar sesuai dengan tujuannya serta membangun budaya politik yang santun.


Aparatur Pemerintah Daerah
Dimasa lalu, aparatur pemerintah diposisikan sebagai salah satu pilar kekuasaan politik. Hal ini menyebabkan aparatur pemerintah berada dalam posisi yang tidak netral, kurang profesional dan kurang mempertimbangkan aspek kompetensi, sehingga menimbulkan dampak inefisiensi, ketidaksesuaian antara struktur organisasi dengan jumlah pegawai, kualitas aparatur dan beban kerja. Jumlah aparatur Pemerintah Kabupaten Tahun 1997 sebelum otonomi sebanyak 2.180 orang pegawai. Dengan berlakunya otonomi daerah terdapat pelimpahan pegawai dari instansi vertikal sehingga sampai dengan tahun 2005 jumlah pegawai sebanyak 12.301 Pegawai Megeri Sipil (PNS) dan 5.134 Tenaha Harian Lepas (TPHL). Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah per September 2005. Pada satu sisi jumlah pegawai yang besar tersebut merupakan aset, namun disisi lain apabila tidak dapat dioptimalkan akan merupakan beban bagi pemerintah daerah. Oleh karena itu tantangan bidang aparatur adalah Mengoptimalkan kinerja aparatur agar mampu menjadi aset pembangunan sehingga menjadi sosok aparatur yang profesional dan berkarakter.


Kinerja Aparatur Pemerintah
Kinerja Pemerintah Daerah sebagai pelayan masyarakat dapat diukur dari kinerja pelayanan publik. Kondisi masa lalu masih menunjukkan adanya banyak kelemahan dalam penyelenggaran pelayanan publik seperti : diskriminasi pelayanan, tumpang tindih perijinan, prosedur yang berbelit maupun keterbatasan. Cakupan layanan setelah era reformasi, penyelenggaraan pelayanan publik semakin mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan. Beberapa langkah perubahan yang dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan publik antara lain : upaya penyempurnaan sistem, regulasi, pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu dan Kebijakan Pelayanan One Stop Service (OSS) untuk mendorong masuknya investor ke Kabupaten Pati. Tantangan utama yang dihadapi oleh pemerintah terkait dengan pelayanan publik adalah semakin meningkatnya tuntutan publik akan sistem mananjemen pemerintahan yang menekankan pada kualitas pelayanan publik, yang memperhatikan dan mengutamakan hak-hak publik melalui optimalisasi penggunaan tehnologi dan informasi.


Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
Penyelenggaraan pemerintahan sangat ditentukan keberhasilannya oleh instalasi birokrasi pemerintah. Sebelum era otonomi daerah, pembentukan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah sangat diwarnai dengan nuangsa sentralistik, dimana semuanya ditentukan oleh pusat. Setelah tahun 2001 kelembagaan pemerintah daerah semakin memperhatikan nuansa lokal. Kondisi delematis tersebut semakin nampak ketika daerah diberi kebebasan untuk menentukan jenis dan jumlah unit organisasi berdasarkan kemampuan, kebutuhan dan beban kerja sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Secara faktual kombinasi pertimbangan manajerial dan non manajerial dalam penempatan apartur sulit dielakkan. Hal ini semakin mencolok ketika muncul Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 sebagai revisi Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 dimana didalamnya memberi banyak pembatasan terhadap jumlah dan jenis unit organisasi. Terjalinya perubahan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 ke Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 membuka harapan baru bagi daerah dalam mengatasi situasi dilematis. Tantangan ke depan terkait dengan aspek kelembagaan adalah tuntutan instansi pemerintahan untuk dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; mampu mengantisipasi dan mengakomodasi dampak positif perubahan lingkungan eksternal maupun internal dari berbagai aspek, seperti desentralisasi, demokratisasi, globalisasi maupun perkembangan teknologi dan informasi.


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sejalan dengan perubahan peradaban dan budaya manusia, yang berdampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia, termasuk bagi pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, telah banyak diaplikasikan hasil-hasil pengembangan pengetahuan dan teknologi, disertai dengan adanya berbagai penelitian dan pengembangan untuk mengatasi berbagai permasalahan strategis daerah secara terarah dan berkelanjutan. Tantangan utama yang dihadapi adalah semakin derasnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut perubahan sikap dan perilaku agar tidak menjadi korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti memunculkan kesenjangan arus globalisasi yang berdampak pada perubahan paradigma sistem dan mekanisme pemerintahan, instansi dan aparatur harus semakin tanggap dan mampu dalam menyiapkan dan mengaplikasikan berbagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta hasil-hasil penelitian demi kesejahteraan manusia.


Hukum
Pembangunan bidang hukum telah berkembang begitu pesat seiring dengan berkembangnya dinamika penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik. Selama 2 tahun terakhir telah dihasilkan berbagai produk legislasi daerah sebanyak 4 buah Peraturan Daerah yang berupa Perda baru. Berbagai permasalahan yang ditemukan selama ini terkait dengan aspek hukum adalah masih lemahnya kinerja penegak hukum daerah terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi, masih perlu ditingkatkannya kualitas dan kuantitas produk hukum daerah, perlu dikembangkannya budaya / kesadaran hukum masyarakat. Tantangan pembangunan hukum pada masa yang akan datang adalah jaminan akan kepastian, rasa keadilan dan perlindungan hukum. Hal ini sejalan dengan semakin besarnya tuntutan untuk membentuk tata Peraturan Daerah yang baik disertai dengan peningkatan kinerja lembaga dan aparatur hukum serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat dan HAM.


Keamanan dan Ketertiban
Pada era masa lalu, penyelenggara pemerintahan menggunakan keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai salah satu prasyarat utama untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan; sebagai dampaknya tingkat kriminalitas cenderung rendah. Pada era reformasi cenderung terjadi peningkatan gangguan kriminalitas sebagai akibat tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan faktor ekonomi lainnya. Data 3 tahun terakhir menunjukkan grafik peningkatan gangguan masyarakat dan kriminalitas dari 98 kali pada tahun 2003 menjadi 99 kali pada tahun 2004 dan tahun 2005 terjadi 102 kali. Tantangan utama yang dihadapi pada masa yang akan datang adalah semakin tinggi dan kompleknya gangguan keamanan dan ketertiban yang disebabkan dampak dari permasalahan ekonomi, kependudukan, ketenagakerjaan dan maupun faktor-faktor lainnya.


Budaya Masyarakat
Sebagai wilayah pesisir/pantai dan kota pensiunan, Kabupaten Pati memiliki beberapa jenis budaya yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Budaya tersebut lahir dari proses akulturasi asli dengan budaya yang dibawa para pendatang. Banyak sekali peninggalan dalam bentuk kesenian maupun keragaman budaya itu menjadi kekayaan yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Tantangan budaya yang dihadapi adalah semakin besarnya pengaruh globalisasi yang berdampak pada perubahan budaya lokal, yang bila tidak diantisipasi dan dikendalikan tentunya akan berdampak negatif pada nilai-nilai budaya lokal.


Transportasi
Pelayanan transportasi darat Kabupaten Pati mencapai 706,664 km, terdiri dari jalan Negara sepanjang 44,010 km, jalan Provinsi 107,970 km dan jalan Kabupaten 554,684 km serta jalan Desa/Kelurahan dengan panjang 51,2 km. Dilihat kondisinya, jalan Kabupaten Pati yang diaspal 698,414 km atau sebesar 98,83%, jalan kerikil 8,25 km atau 1,17%. Kondisi dari masingmasing jalan adalah jalan Negara 27,060 km dalam keadaan baik, 16.950 km dalam keadaan sedang; jalan Provinsi 62,920 km dalam keadaan baik, 45,050 km dalam keadaan sedang; jalan Kabupaten 247,474 km dalam keadaan baik 192,425 km dalam keadaan sedang, 106,535 dalam keadaan rusak dan 8,250 km dalam keadaan rusak berat. Pergerakan penumpang dilayani oleh keberadaan angkutan umum, minibus dan angkutan kota. Selain itu juga dilayani dengan ojek untuk pergerakan dalam kota dan ke desa, becak dan dokar. Di Kabupaten Pati terdapat 3 buah terminal tipe B yaitu terminal Pati, terminal Juwana dan terminal Tayu. Transportasi laut dilayani oleh keberadaan Pelabuhan Juwana yang merupakan pelabuhan bongkar muat Papal Niaga dan Papal Nelayan (sumber data Kabupaten Pati dalam angka Tahun 2004). Tantangan kedepan adalah semakin besarnya pengerukan barang dan jasa yang menuntut terbangunnya sistem jaringan transportasi yang efektif dan efisien.


Air Bersih
Pemenuhan air bersih masyarakat Kabupaten Pati sebagian besar menggunakan perubahan sumur dangkal maupun sumur dalam dan sebagian kecil masyarakat Pati yang menggunakan fasilitas air bersih dari PDAM atau sebesar 15.839 pelanggan. Terutama masyarakat Kec. Pati dan Juwana. Tantangan kedepan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih adalah terpenuhinya air bersih dari PDAM untuk masyarakat terutama untuk masyarakat wilayah Pati Selatan. Tantangan lainnya adalah semakin maraknya pembuatan sumur pantek untuk pertanian dan untuk cucian mobil sehingga dapat menyedot sumur-sumur bagi rumah penduduk.


Daerah Aliran Sungai (DAS)
Diwilayah Kabupaten Pati banyak mengalir sungai yang tergolong besar yang langsung bermuara pada laut Jawa dan bersumber langsung dari hulu/ pegunungan muria. Sebagai daerah yang hilir, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas dan mengakibatkan terjadinya banjir. Kondisi ini diperparah lagi dengan penggundulan hutan-hutan di lereng gunung muria dan semakin dangkalnya muara sungai sehingga apabila terjadi hujan di lereng gunung muria, air sungai akan meluap dan menggenangi wilayah Kabupaten Pati. Penanganan banjir kiriman ini sangat dipengaruhi oleh belum optimalnya pengelolaan drainase, pola penataan dan pengelolaan kawasan wilayah sungai di daerah hulu dalam lingkup lintas wilayah. Kondisi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak lagi memenuhi fungsí hidrologi mengakibatkan semakin besarnya debit banjir. Tantangan kedepan adalah pengelolaan drainase secara terpadu mencakup wilayah hulu dan hilir serta mewujudkan penghijauan diseluruh wilayah Kabupaten Pati.


Sampah
Produksi sampah pada tahun 2003 mencapai + 189,98 m3/hari, sedangkan pada tahun 2004 sebesar + 193,02 m3/hari. Pada tahun 2004 cakupan pelayanan sampah baru mencapai 92,05% dari volume produksi sampah yang dilayani oleh 63 kontainer diangkat dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Tantangan ke depan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah adalah semakin meningkatnya volume produksi sampah, kapasitas pelayanan dan semakin terbatasnya lahan tempat pembuangan akhir serta teknologi pengolahan sampah.


Tata Ruang
Pada tahun 1984/1985 telah ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 1985 tentang Rencana Induk Kecamatan (RIK) Pati Tahun 1984-1994 yang direvisi pada tahun 1993/1994 tetapi sampai direvisi lagi pada tahun 2004 belum diterbitkan Peraturan Daerah (Perda). Untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pati telah disusun Tahun 1991/1992 dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 1992-2002 yang kemudian menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang telah disusun lagi Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pati Tahun 2002-2012. Permasalahan yang dihadapi dalam penataan ruang adalah pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang tidak konsisten dan belum adanya desempatan serta komitmen antar pelaku pembangunan dalam pengelolaan tata ruang.


Perumahan
Empat (4) tahun terakhir perumahan di Kabupaten Pati dengan status kepemilikan rumah milik sendiri terus mengalami peningkatan, pada tahun 2003 sebesar 312.221 unit, tahun 2004 sebesar 347.832 unit, tahun 2005 sebesar 354.224 unit dan pada tahun 2006 sebesar 361.435 unit. Jumlah tersebut baru mencapai 95% dari kebutuhan rumah sebesar 379.507 unit. Sedangkan perumahan yang penyediaannya dari Perumnas, KPR / BTN, Real Estate, penerangan empat tahun terakhir relatif tidak mengalami perubahan yaitu untuk Perumnas 2 unit, KPR/BTN 4 unit, Real Estate 9 unit. Pesatnya perkembangan permukiman yang tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai akan berdampak pada peningkatan limpasan air yang mengakibatkan kebutuhan rumah yang ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai. Tantangan kedepan adalah meningkatnya kebutuhan rumah yang ditunjang oleh tersedianya sarana prasarana lingkungan yang memadai.

Sumber : RPJPD Kabupaten pati 2006-2026

Sabtu, 07 Agustus 2010

Gambaran Umum Kabupaten Pati (I)

Kondisi Greografis
Kabupaten Pati merupakan kabupaten sebelah timur ibukota Provinsi Jawa Tengah sebelum Kabupaten Rembang, dengan luas wilayah 150.368 hektar terletak pada 1100 50’sampai 111015’ Bujur Timur dan 6025’ sampai 7000’ Lintang Selatan, sedangkan luas perairan laut kurang lebih 4 mil dari garis pantai (kurang 7,2 x 60 km2). Letak Kabupaten Pati disebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Rembang dan Laut Jawa, serta disebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. Disebelah barat Kabupaten Pati berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Jepara. Secara administrasi, Kabupaten Pati terbagi atas 21 kecamatan, 401 desa dan 5 kelurahan. Dua puluh satu (21) wilayah kecamatan meliputi : Kec. Pati, Margorejo, Gembong, Tlogowungu, Tayu, Cluwak, Dukuhseti, Gunungwungkal, Margoyoso, Juwana, Trangkil, Wedarijaksa, Batangan, Jakenan, Jaken, Pucakwangi, Winong, Kayen, Sukolilo, Tambakromo dan Gabus.


Sumber Daya Alam
Luas Kabupaten Pati seluas 150.368 hektar, dimanfaatkan sebagai lahan sawah seluas 58.739 hektar (39,06%) dan lahan bukan sawah seluas 91.629 hektar (60,94%). Penggunaan lahan sawah meliputi : pengairan setengah tenis (18.313 Ha), pengairan teknis (8.969 Ha), pengairan sederhana (7.086 Ha), pengairan desa (1.767 Ha) dan tadah hujan (22.283 Ha), lainnya (312 Ha). Proporsi terbesar lahan sawah tersebut dipergunakan untuk tadah hujan (14,82%) dan pengairan teknis (12,18%). Sementara itu luas lahan bukan sawah sebagian besar dipergunakan untuk perumahan dan pekarangan seluas 28.291 Ha (18,81%), tegalan seluas 27.671 Ha (18,40%), hutan negara seluas 17.866 Ha (11,88%) dan tambak seluas 10.628 Ha (7,07%). Sisanya 4,85% dipergunakan untuk hutan rakyat, perkebunan, kolam dan lainnya. Tantangan yang dihadapi dalam tata guna lahan adalah menjaga terjadinya perubahan peruntukan tata guna lahan agar tetap selaras dengan keseimbangan ekosistem dan sinkronisasi penggunaan tata guna lahan dengan kawasan Hinterland.


Kondisi Topografi
Dilihat dari topografinya Kabupaten Pati mempunyai ketinggian terendah 1 meter, tertinggi 1.280 meter dan rata-rata 17 meter diatas permukaan air laut. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pati sebanyak 1.603 mm dengan 88 hari hujan, untuk keadaan hujan cukup, sedangkan untuk temperatur terendah 240C dan tertinggi 390C. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai type iklim (Oldeman) Wilayah Kabupaten Pati bagian utara merupakan Tanah Red,Yellow, Latosol, Aluvial, Hedromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan merupakan tanah aluvial, hidromer dan Gromosol. Wilayah bagian utara tanahnya relatif subur. Sedangkan tanah wilayah bagian selatan relatif tandus.Tantangan yang dihadapi adalah menjaga keseimbangan antara wilayah Pati Selatan dan Pati Utara dalam satu kesatuan ekologi.


Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Pati tahun 1989 sebanyak 1.058.385 jiwa, tahun 1994 sebanyak 1.113.958 jiwa, tahun 1999 sebanyak 1.160.197 jiwa dan pada tahun 2004 sebanyak 1.218.267 jiwa. Pada tahun 1989 laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,72% dan selama kurun waktu 15 tahun laju pertumbuhan penduduk Kab. Pati mengalami naik turun dan tahun 2004 menjadi 1,89%. Laju pertumbuhan penduduk tersebut masih diatas laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Jawa Tengah yang sebesar 1,08% pada tahun 2004. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,89% per tahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2026 diperkirakan akan mencapai 1.724.822 jiwa. Tantangan kependudukan adalah pengendalian laju pertumbuhan, kualitas, penyebaran penduduk serta penyediaan sarana dan prasarana.


Kedudukan Kabupaten Pati
Kedudukan Kabupaten Pati sebagai ibukota eks Karesidenan Pati seharusnya merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan pemerintahan bagi kabupaten-kabupaten disekitarnya. Sebagai ibukota eks Karesidenan Pati perkembangan kota dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati masih kalah apabila dibandingkan dengan Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara dan Blora, dimana kabupatenkabupaten tersebut pertumbuhan ekonominya sangat didukung oleh adanya industri-industri besar yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mempercepat pertumbuhan kota, sedangkan untuk Kab. Pati yang sangat dominan menyumbangkan kontribusi pada PDRB adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan kota, Kab. Pati sesuai mottonya ”Bumi Mina Tani” maka tantangan kedepan adalah meningkatkan pembangunan kawasan agropolitan melalui kemitraan antar daerah, masyarakat dan dunia usaha dibidang agrobisnis dan usaha mikro kecil menengah berbasis lokal lainnya dan mengembangkan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang baik, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan secara kreatif dan optimal. Tantangan lainnya yang dihadapi adalah semakin meningkatnya kependudukan, ketenagakerjaan, sosial kemasyarakatan dan infrastruktur publik dan pendukung lainnya.


Ketenagakerjaan
Struktur penduduk menurut ketenagakerjaan dapat digambarkan berdasarkan pada angkatan kerja di Kab. Pati. Jumlah angkatan kerja empat (4) tahun terakhir Kab. Pati adalah sebagai berikut : angkatan kerja tahun 2001 sebesar 606.856 jiwa atau 51,41% dari jumlah penduduk, tahun 2002 angkatan kerja sebesar 612.036 jiwa atau 51,48% dari jumlah penduduk, tahun 2003 angkatan kerja sebesar 667.657 jiwa atau 55,84% dari jumlah penduduk dan tahun 2004 angkatan kerja sebesar 598.680 atau 49,14% dari jumlah penduduk. Jumlah yang bukan angkatan kerja empat (4) tahun terakhir adalah : tahun 2001 sebesar 350.563 jiwa atau 29,69% dari jumlah penduduk , tahun 2002 sebesar 378.254 jiwa atau 31,81% dari jumlah penduduk, tahun 2003 sebesar 339.551 jiwa atau 28, 39% dari jumlah penduduk dan tahun 2004 sebesar 642.202 jiwa atau 52,71% dari jumlah penduduk. Selama empat (4) tahun terakhir rata-rata jumlah angkatan kerja sebesar 51,97% dan yang bukan angkatan kerja sebesar 35,65%.

Berdasarkan struktur umur usia produktif tahun 2002-2004 dengan pertumbuhan rata-rata 2,10% pertahun, penduduk usia produktif pada tahun 2026 diproyeksikan akan mencapai 1.205.455 jiwa atau 69,89% dari jumlah penduduk (Data diolah dari Profil Kecamatan tahun 2004).Tingkat partisipasi angkatan kerja empat (4) tahun terakhir adalah sebagai berikut tahun 2001 sebesar 63,38%, tahun 2002 sebesar 58,36%, tahun 2003 sebesar 66,29% dan tahun 2004 sebesar 53,89%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yakni pada tahun 2026 sebesar 67,19%. Tantangan kedepan adalah perlunya peningkatan lapangan pekerjaan yang cukup guna menampung banyaknya penduduk usia kerja yang setiap tahunnya semakin meningkat. Tantangan lainnya adalah mengembangkan struktur penduduk menurut ketenagakerjaan, sehingga mencapai komposisi yang proporsional.


Indek Pembangunan Manusian (IPM)
Berdasarkan sensus tahun 2003 nilai IPM Kab. Pati adalah sebesar 68,4 atau turun 0,1 dibanding tahun 2002 tetapi masih diatas rata-rata provinsi Jawa Tengah yang tercatat 66,2 dan masih tertinggi bila dibandingkan kabupaten di eks Karesidenan Pati, karena IPM Kabupaten Blora hanya tercatat sebesar 64,4, Rembang 64,8, Kudus 67,4 dan Jepara 66,7. Dengan angka tersebut Kabupaten Pati menduduki urutan kesepuluh (10) dari 35 kab/kota se Jawa Tengah. Kondisi tersebut merupakan salah satu indikator terhadap kualitas pembangunan manusia di Kab. Pati.

Sejak adanya krisis moneter tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 penduduk miskin mengalami peningkatan rata-rata sebesar 33,33%, tahun 2001 mengalami penurunan 20,65% dari tahun 2000, pada tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 34,11%. Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin karena alasan ekonomi sebesar 123.204 KK atau 34,34% dari jumlah penduduk. Tantangan kedepan adalah upaya pengentasan penduduk miskin tersebut. Keadaan tersebut juga menunjukan bahwa masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Pati merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat.


Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan sangat menentukan bagi masa depan bangsa dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan data tahun 1995, fasilitas pendidikan yang tersedia sebagai berikut : TK 319 buah, SD/MI 1.005 buah, SLTP/MTs 174 buah, SLTA/MA 66 buah. Pada tahun 2004 fasilitas pendidikan yang tersedia untuk jenjang pendidikan TK sebanyak 373 buah, SD/MI sebanyak 894 buah, SLTP/MTs sebanyak 195 buah, SLTA/MA sebanyak 81 buah dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 buah.

Daya tampung SD swasta mampu menampung 1.571 murid, sedangkan SD negeri dapat menampung sebanyak 106.429 murid atau 67,75 kali SD swasta. Untuk SLTP swasta mampu menampung 3.945 murid sedangkan SLTP negeri 29.822 murid atau 7,56 kali SLTP swasta. Untuk SMA negeri walaupun jumlah sekolahnya setengah dari SMU swasta tetapi muridnya masih relatif lebih banyak yaitu 6.635 murid, sedangkan swasta sebanyak 6.431 murid, daya tampung tersebut bisa seperti itu karena SMU negeri masing-masing jenjang kelasnya terdiri dari 9 kelas. Sedangkan SMU swasta sangat bervariasi tergantung kepercayaan orang tua murid yang menilai mutu/kualitas dari sekolahannya. Untuk SMK baik swasta maupun negeri yang ada di Kabupaten Pati mampu menampung 8.094 murid. Gambaran tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, peran serta atau partisipasi swasta dalam pemenuhan pendidikan semakin tinggi.

Hasil kelulusan tahun 2005/2006 SD/MI sebesar 100%, SMP sebesar 92,47%, MTs sebesar 90,20% dan SMA sebesar 97,24%, SMK sebesar 91,70%, MA sebesar 94,41%. Angka partisipasi kasar tahun 2005 untuk SD/MI/sederajat sebesar 116,43%, SMP/Mts/sederajat sebesar 93,91% dan SMU/MA/SMK/sederajat sebesar 42,56%. Sedangkan angka partisipasi murni tahun 2005 untuk SD/MI/sederajat sebesar 98,56% SMP/MTs/sederajat sebesar 76,36% dan SMU/MA/SMK/sederajat sebesar 30,63%. Kinerja pendidikan saat ini juga belum sepenuhnya mampu memberi layanan pendidikan secara penuh disetiap jenjang. Sementara dari sisi tenaga pengajar masih diperlukan peningkatan kualitas. Tantangan pembangunan pendidikan adalah penyediaan sarana prasarana pendidikan yang memenuhi syarat (layak pakai) meningkatkan proporsi sebaran fasilitas pendidikan selaras dengan persebaran penduduk, meningkatkan APK-APM dari SD, SMP, SMA, kualitas mutu tenaga pendidikan, meningkatkan kualitas kelulusan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, kesejahteraan guru dan tenaga pendidikan.

Sumber : RPJPD Kabupaten Pati 2006-2026

Kamis, 05 Agustus 2010

Lembaga Pembiayaan Perumahan di Amerika Serikat ( III ) - The Pennsylvania Housing Finance Agency ( III )

Keuangan PHFA Pada Akhir 30 Juni 2009
  • PHFA memberi pinjaman bagi The Multifamily Housing Program sekitar $ 25 juta untuk pinjaman bagi pembangunan perumahan sewa. Pinjaman tersebut berkurang sebesar 4% atau $ 20 juta dibandingkan Juni 2008.
  • Pinjaman yang dialokasikan PHFA bagi The Single Family Mortgage Loan Program adalah $ 365 juta pada Juni 2009.
  • Pada akhir 30 Juni 2009, PHFA menyetujui pemberian pinjaman 43 pembangunan perumahan bagi multifamily yang terdiri dari 1.786 unit rumah. PHFA menyetujui pinjaman bagi 4.064 keluarga single.
  • Selama 2009, PHFA membeli $ 302.575 obligasinya sendiri dan dilaporkan sebagai tender yang memenuhi syarat obligasi pada neraca. Hal tersebut dilakukan sebagai respon atas kondisi pasar kredit yang sedang terganggu akibat adanya faktor tertentu yang mempengaruhi permintaan akan obligasi.
  • PHFA meningkatkan aset total mereka sebesar 1% sebagai hasil dari operasi mereka pada 30 Juni 2009, yaitu $ 746 juta apabila dibandingkan dengan aset PHFA pada 30 Juni 2008 yang hanya $ 744 juta.
  • Penerimaan pinjaman hipotek berkurang menjadi sebesar $ 4,2 milyar pada akhir 30 Juni 2009 dari 4,3 milyar pada satu tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh suku bunga yang menguntungkan suatu keluarga yang mengakibatkan adanya refinancing antara peminjam dengan lembaga pemberi pinjaman keuangan lainnya dan penjualan hipotek tertentu ke Federal National Mortgage Association (FNMA).
  • Obligasi dan surat hutang tetap berada dalam keadaan konstan $ 4,2 milyar pada akhir tahun 30 Juni 2008 dan 30 Juni 2009.
  • Secara keseluruhan, jumlah pendapatan PHFA meningkat sebesar 4% menjadi $ 733 juta pada akhir 30 Juni 2009 dari $ 710 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga yang menguat sebesar 3% selama satu tahun sebelumnya, meskipun ada pengurangan terhadap keseimbangan portofolio kredit.
  • Aset bersih total PHFA meningkat $ 32 juta pada akhir 30 Juni 2008, dibandingkan dengan sebesar $ 44 juta pada akhir 30 Juni 2007.

Cara Mendaftar
The Pennsylvania Housing Finance Agency (PHFA) menawarkan kredit perumahan dengan bunga rendah melalui dua program, yaitu Keystone Home Loan dan Keystone Home Loan PLUS. Kedua program tersebut memiliki penghasilan yang maksimal dan batas harga pembelian yang berbeda-beda sesuai dengan daerah dimana masyarakat membeli rumah. Mungkin, masyarakat juga perlu untuk menjadi pembeli pertama dan segera memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang menjadi pedoman khusus untuk setiap program. Semua kredit perumahan yang disediakan oleh PHFA memiliki tingkat bunga yang cenderung tetap selama 30 tahun, dan tidak ada denda pada awal pembayaran cicilan awal.

1. Pertama, menentukan apakah calon pembeli rumah memenuhi syarat untuk kredit rumah PHFA.
  • The Keystone Home Loan memiliki persyaratan yang paling sedikit. Anda bahkan tidak perlu menjadi orang yang pertama kali membeli rumah, jika Anda membeli sebuah rumah di sebuah ‘daerah target’. Daerah-daerah tersebut ditunjukkan pada daftar pendapatan dan batas harga pembelian. Pertama kali, pembeli dapat mengajukan pinjaman hingga $ 1.500 dalam bantuan dalam bentuk pinjaman berbunga nol persen yang tidak memerlukan pembayaran sampai pembeli membayar atau refinances dari yang Keystone Home Pinjaman hipotek pertama.
  • The Keystone Home Loan PLUS memiliki tingkat bunga terendah yang tersedia, tetapi besar pinjaman dan batas harga beli juga lebih rendah, dan ada beberapa tambahan dalam pedoman kelayakan. Pembeli yang memenuhi syarat untuk program PLUS juga dapat menerima sampai dengan $ 3.000 dalam bentuk pinjaman berbunga nol persen yang tidak memerlukan pembayaran sampai pembeli membayar atau refinances dari hipotek pertama PLUS.
  • Jika pembeli bekerja untuk oleh PHFA Participating Employer, maka ada keuntungan tambahan yang tersedia, yaitu mereka berhak meminjam melalui Employer Assisted Housing Program.

2. Selanjutnya, hubungi kreditur atau agen konseling.
Jika, setelah membaca informasi di atas link di atas, Anda pikir Anda mungkin memenuhi persyaratan untuk pinjaman rumah PHFA, langkah berikutnya Anda akan menghubungi kreditur. PHFA tidak menangani proses aplikasi hipotek. Sebaliknya, kami memiliki jaringan pemberi pinjaman dan pialang di seluruh negara bagian yang akan memproses dan menutup pinjaman Anda. Kami kemudian membeli pinjaman dari mereka segera setelah penutupan pinjaman (juga disebut sebagai penyelesaian). Jadi, Anda akan melakukan pembayaran hipotek Anda langsung ke PHFA untuk kehidupan pinjaman Anda. Pemberi pinjaman akan dapat menentukan apakah Anda siap untuk pinjaman rumah, dan jika demikian, berapa banyak rumah yang Anda mampu untuk bayar. PHFA juga menawarkan kesempatan konseling bagi pembeli rumah melalui salah satu agen konseling yang disetujui. PHFA sangat menyarankan Anda untuk mencari bantuan dari seorang konselor sebelum Anda menandatangani perjanjian penjualan, terutama jika Anda baru pertama kali membeli rumah.

Lembaga Pembiayaan Perumahan di Amerika Serikat ( III ) - The Pennsylvania Housing Finance Agency ( II )

Persyaratan
Program pinjaman yang ditawarkan oleh PHFA, antara lain Keystone Home Loan Program dan Keystone Home Loan PLUS, dimana masing-masing program tersebut memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pembeli rumah.

a. The Keystone Home Loan PLUS
PHFA telah mengembangkan sebuah program yang dirancang khusus agar memiliki sebuah rumah lebih terjangkau untuk masyarakat yang memiliki pendapatan yang rendah dengan aset yang terbatas. PHFA juga menyediakan program sepanjang tahun, kemampuan pembiayaan yang terjangkau, harga di bawah nilai pasar, dan bantuan bagi mereka yang yang memenuhi persyaratan tertentu. Pembeli juga menghemat biaya, termasuk 25 persen diskon pada asuransi dalam kebanyakan kasus.
  • Memiliki tingkat suku bunga yang tidak berubah selama 30 tahun.
  • Tersedia pinjaman konvensional, FHA, VA, dan Pelayanan Perumahan Pedesaan.
  • Uang muka rendah (dalam beberapa kasus, tidak ada), tergantung pada jenis pinjaman
Adapun, dasar persyaratan untuk program ini adalah:
  • Peminjam tidak boleh mempunyai kepemilikan properti selama tiga tahun sebelumnya, kecuali hal tersebut berhubungan dengan bisnis yang sedang dilakukan sebagai sumber utama pendapatan. Hal ini berlaku untuk semua negara bagian.
  • Veteran (dan pasangannya, jika terdaftar) tidak perlu mengisi persyaratan untuk membeli rumah pertama kali. Dalam hal ini, seorang veteran didefinisikan sebagai seseorang yang bertugas aktif tugas Angkatan Bersenjata atau Cadangan dan siapa saja yang diberhentikan atau dilepaskan dalam kondisi selain tidak terhormat.
  • Rumah harus menjadi kediaman utama bagi peminjam dan menjadi salah satu-atau dua-unit hunian.
  • Peminjam harus memiliki sejarah kredit yang dapat diterima dan kemampuan untuk membayar hipotek bulanan atas rumah yang telah dibeli. Pada umumnya, sekitar sepertiga dari pendapatan bruto bulanan dapat digunakan untuk pembayaran cicilan bulanan.
  • Total pembayaran kredit bulanan dan pembayaran bulanan (mobil pinjaman, angsuran utang, dan lain sebagainya) tidak boleh melebihi sekitar 40% dari pendapatan bulanan kotor peminjam.
  • Aset cair yang dimiliki keluarga (tidak termasuk dana pensiun) setelah penutupan tidak boleh melebihi $ 5.000. Aset cair ini berupa rekening tabungan, pasar uang, sertifikat deposito, saham, obligasi, dan sebagainya.
  • Untuk pinjaman FHA dan pinjaman konvensional, peminjam harus memiliki uang muka antara tiga dan lima persen dari harga pembelian. Untuk pinjaman konvensional, peminjam dengan skor kredit minimal 660, hanya perlu membayar uang muka sebesar 3%, dimana dana $ 1.000 berasal dari peminjam, dan sisanya berupa hibah non-profit. Untuk pembeli dengan nilai kredit di bawah 660, maka dia harus membayar uang muka sebanyak 5% untuk pinjaman konvensional, dimana dana 3% harus berasal dari peminjam.
  • Pinjaman VA dan pinjaman pelayanan Perumahan Pedesaan tidak memerlukan pembayaran uang muka. Pinjaman RHS tidak tersedia di Philadelphia dan Delaware atau kota-kota besar lainnya. Peminjam harus menyadari bahwa tidak semua lembaga keuangan menawarkan pinjaman FHA, VA, atau RHS.
  • Pendapatan total selama satu tahun dalam suatu keluarga tidak melebihi batas pendapatan minimal yang ditetapkan oleh daerah dimana rumah mereka berlokasi.

b. The Keystone Home Loan
Peminjam bisa mendapatkan pinjaman pembelian rumah dari PHFA dengan tingkat suku bunga yang tidak berubah selama 30 tahun, apabila :
  • Veteran (dan pasangannya, jika terdaftar) tidak perlu mengisi persyaratan untuk membeli rumah pertama kali. Dalam hal ini, seorang veteran didefinisikan sebagai seseorang yang bertugas di aktif tugas Angkatan Bersenjata atau Cadangan dan siapa yang diberhentikan atau dilepaskan dalam kondisi, selain tidak terhormat.
  • Pendapatan total selama satu tahun dalam suatu keluarga tidak melebihi batas pendapatan minimal yang ditetapkan oleh daerah dimana rumah mereka berlokasi.
  • Peminjam harus memiliki sejarah kredit yang dapat diterima dan kemampuan untuk embayar hipotek bulanan atas rumah yang telah dibeli. Pada umumnya, sekitar sepertiga dari pendapatan bruto bulanan dapat digunakan untuk pembayaran cicilan bulanan.
  • Jumlah pembayaran kredit bulanan dan pembayaran bulanan (mobil pinjaman, angsuran hutang, dan lain sebagainya) tidak boleh melebihi 40% dari pendapatan bulanan kotor peminjam.
  • Peminjam memiliki dana yang cukup untuk membayar biaya normal yang dibebankan oleh kreditur terkait dengan permohonan kredit dan proses penutupan, misalnya laporan kredit, penilaian, dan sebagainya. Sebagai tambahan, peminjam mungkin juga diminta untuk membayar biaya origination sebesar 1% dari jumlah hipotek dan biaya kualifikasi sebesar $ 300. Peminjam harus bertanya pada kreditur untuk menentukan besar biaya yang spesifik.