Senin, 05 Januari 2009

Kaum PGOT dan Anak Jalanan2

Orang-Orang yang Terlantar

Namun, pada prinsipnya kehidupan para gelandangan maupun pengemis di kota dengan segala keterbatasannya merupakan beban yang tidak ringan, baik untuk kehidupan mereka sendiri di kota, aparatur pengelola kota dan masyarakat lain yang mengkategorikan mereka sebagai gelandangan atau pengemis. Karena kondisi dan situasi kehidupannya yang selalu meresahkan dan menyedihkan serta penyebaran mereka sampai di pojok-pojok kota dan berpindah-pindah, maka mereka juga disebut sebagai orang-orang yang terlantar.


Anak Jalanan

Anak jalanan belakangan ini menjadi suatu fenomena sosial yang cukup penting dalam kehidupan kota besar. Kehidupan mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tertentu terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang bagaimana kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang-orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Anak jalanan sering juga disebut dengan anak stasiun kereta api, anak lampu merah, anak proyek. Kegiatan anak jalanan ini, antara lain:

  • Preman atau anak nakal, yang menjurus ke arah kriminalitas (penodongan, pencurian, perkosaan) termasuk sebagai pramu nikmat (penyimpangan seksualitas) yang dilakukan di tempat-tempat keramaian.

  • Penyemir sepatu, yang dilakukan di pinggir pertokoan, terminal angkutan umum, warung-warung makan.

  • Penjual koran, yang dilakukan pada saat lampu merah di perempatan maupun persimpangan jalan.

  • Peminta-minta (mengemis) secara langsung atau tidak langsung dengan alasan membersihkan kaca mobil, yang dilakukan pada saat lampu merah di perempatan maupun persimpangan jalan.

  • Pengamen jalanan, dari rumah ke rumah, terminal angkutan umum, di bis kota maupun antarkota, di restoran maupun warung makan.


Dikutip dari buku Kemiskinan di Perkotaan

Ridlo, Mohammad Agung. 2001. Kemiskinan di Perkotaan. 2001 : Unisulla Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar