Pak Rukuh Setiadi
Pendahuluan
Apabila dibandingkan dengan minyak sebagai sumber energi, maka air mungkin lebih bernilai karena air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup
Tanpa air, semua kehidupan akan mati dan jaring kehidupan menjadi terancam
Aksesibilitas terhadap pasokan air bersih merupakan suatu persoalan yang klasik, air merupakan kebutuhan dasar manusia dari zaman dahulu, sekarang, dan masa depan
Air merupakan suatu masalah yang rumit, selalu berhubungan dengan kemiskinan dan kependudukan
Sifat, Distribusi, dan Komposisi
Terbarukan (renewable resources)
Distribusi, meliputi daerah kaya air (tropis) dan daerah langka air (subtropis)
Komposisinya, 97% ocean water (air asin), 3% fresh water (air tawar), dimana 2.997% es, gletser, dan water ground, 0.003% siap pakai
Air Permukaan
Fresh water (air segar) yang langsung kita gunakan sebagai akibat dari proses persipitasi
Air proses persipitasi yang tidak terserap oleh tanah dan yang tidak menguap ke atmosfer, sehingga menjadi surface runoff (air larian permukaan) mengalir di permukaan, seperti danau, sugai, mata air, oase, salju, lautan
Di sekitar sumber air permukaan dikenak sebagai watershed/drainage basin/DAS
Air Tanah
Air yang dihasilkan oleh proses persipitasi dan selanjutnya terserap ke dalam tanah dan batuan
Terdiri dari water table dan aliran bawah tanah (aquifer)
Daerah resapan (recharge area)
Jika total air di dunia (100 liter/26 galon), maka air yang siap minum hanya 0.003 liter atau sekitar 1.5 sendok teh.
Pemanfaatan Sumber Daya Air
Bentuk pemanfaatan
Produksi (pertanian dan industri)
Konsumsi domestik (air minum, mandi, dan cuci)
Jasa (semua aktivitas wisata, khususnya wisata air, wisata bahari, dan sebagainya)
Upaya pemanfaatan
Penampungan (storage); dam/waduk, danau, reservoar
Pengaliran (transmisi); kanal, perpipaan, sungai
Pemurnian (purifikasi); sesuai kebutuhan (kota)
Siklus Air
Air bergerak secara menerus melalui suatu siklus dari penguapan (evaporasi), diturunkan menjadi hujan (precipitation), dan menjadi runoff, yang biasanya berakhir di laut. Angin membawa kembali uap sebesar runoff yang teralir ke laut.
Indikator Kuantitas dan Kualitas Air
Kuantitas (debit)
Kualitas (COD, BOD, dan DO)
Kelangkaan v.s Kelimpahan
Kebutuhan air meningkat, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat
Terkait dengan perbedaan iklim, kondisi geografis, dan budaya
Banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau
Kekeringan hampir terjadi sepanjang tahun di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika
Eksploitasi berlebih oleh aktivitas produksi dan domestik, menyebabkan berkurangnya pasokan sumber daya air, dan penurunan muka tanah (land subsidence).
Teknologi: DAM dan Eksploitasi ABT
Kebutuhan air meningkat untuk berbagai keperluan
Manusia semakin pintar dalam melakukan intervensi terhadap keterbatasannya
Waduk atau dam dan sumur dalam (artesis) dapat menembus ke lapisan aquifer
Manfaat dan kekurangan dari pembangunan waduk
Pro dan kontra
Eksploitasi DAM dan Water Table
Terjadi di
Brazil’s Movement of Dam-Affected People (MAB)
Bujagali Dam, Nile River, Uganda
Ilsu Dam, Tigris River, Turkey
Lesotho Highlands Water Project, Senqu River, Lesotho
Nam Theun 2 Dam, Theun River, Laos
Narmada River Dams, India
San Roque Dam, Aqno River, Phillippines
Three George Dam, Yangtze River, China
Air, Sanitasi dan Water Borne Deseases
PBB (2002) menyatakan bahwa 1 milyar penduduk di negara berkembang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Sekitar 2.5 milyar penduduk tidak memiliki sanitasi yang memadahi.
Sebagian besar di pedesaan Asia dan Afrika
Di daerah pedesaan India Namibia, Rwanda, dan Togo, presentase penduduk yang mampu mendapatkan akses terhadap sanitasi kurang dari 20%.
Sedangkan, presentase penduduk yang dapat mengakses fasilitas sanitasi di Mongolia, Korea Utara, dan Nigeria kurang lebih hanya 5%.
Air, Sanitasi, dan Water Borne Deseases : Sebab Akibat dan Hubungannya
Penurunan kualitas sumber air merupakan dampak langsung dari kurannya pasokan air dan pelayanan sanitasi
Penurunan kualitas sumber daya air ini disebabkan oleh berbagai macam aktivitas yang tidak diimbangi dengan pelestarian sumber daya air tersebut
Misalnya, pengolahan limbah pabrik yang tidak memadai akan berdampak langsung pada air permukaan, yang akan mendorong terjadinya peningkatan level bahan kimia berbahaya
Sedangkan, pada aktivitas domestik, sanitasi yang buruk pada umumnya disebabkan oleh kurangnya fasilitas pembuangan tinja.
Akibatnya, terjadi pencemaran terhadap tanah, air permukaan, dan air bawah tanah (terdapat bakteri yang dihasilkan dari pembuangan tinja manusia)
Masalah kesehatan, yang timbul dari penyebaran water borne deseases disebabkan oleh kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi
Penelitian yang dilakukan oleh WHO (organisasi kesehatan PBB), menyatakan bahwa setengah bagian penduduk di negara berkembang menderita penyakit yang disebabkan oleh kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi, seperti diare, ascaris, dracunculiasis, cacingan, schistosomiasis, dan trakoma.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sterilisasi air merupakan suatu isu yang krusial. Kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi mendorong pemerintah untuk menanamkan modalnya guna menjernihkan air yang berasal dari sungai, danau, dan sumber air lainnya
Penduduk di negara berkembang harus merebus air, karena air tidak sehat untuk dikonsumsi secara langsung. Sebagai akibatnya, jumlah energi yang dikeluarkan untuk memasak air sangat besar.
Gender dan Produktivitas (Masyarakat Miskin Pedesaan)
Di daerah pedesaan, masyarakat miskin bekerja keras dan berjalan jauh untuk mencapai sumber air dan kemudian mereka harus menggunakan air tersebut dengan hemat dan berhati-hati
Jarak antara rumah dan sumber mata air merupakan suatu dilema. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bolak-balik mengambil air
Sebagai akibatnya, hal tersebut mengurangi waktu mereka untuk melakukan aktivitas produktif yang dapat mendukung ekonomi rumah tangga
Pada beberapa kasus, wanita dan para gadis menggantikan peran laki-laki untuk mendapatkan air. Hal inilah yang menyebabkan dimensi gender merupakan suatu masalah penting dalam aspek sosial dalam kaitannya dengan kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi
Gender dan Produktivitas (Masyarakat Miskin Perkotaan)
Di daerah perkotaan, hampir seluruh masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses terhadap air bersih harus membeli kepada pedagang air keliling. Mereka harus mengeluarkan uang lebih besar untuk air dibandingkan dengan masyarakat kelas atas maupun menengah yang mendapatkan fasilitas air bersih
Misalnya, kurang dari seperempat penduduk di kawasan kumuh Jakarta yang mendapat fasilitas air bersih dan 30% nya bergantung pada pedagang air
Sedangkan di Lima, masyarakat miskin harus membayar kepada pedagang air 20 kali lipat dari yang dibayarkan oleh masyarakat kelas menengah yang mendapatkan pelayanan dari PDAM
Pada umumnya, lebih dari 40% total pendapatan dari masyarakat miskin dihabiskan untuk air
Kesimpulan dan Implikasi Bagi PWK
Planners harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia akan air
Namun, planners juga harus paham bahwa sumber daya air sangat terbatas
Ketidakadilan sebagai akibar keberadaan sumber daya air terjadi sebagai efek samping
Disamping perlu mempromosikan pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya air, planners juga perlu memikirkan cara-cara dalam mengkonversinya
Semua upaya tersebut harus mampu dijabarkan dalam wujud perencanaan tata ruang maupun kebijakan pada semua level
Tidak ada komentar:
Posting Komentar