Senin, 05 Januari 2009

Sumber Daya Air

Pak Rukuh Setiadi


Pendahuluan

  • Apabila dibandingkan dengan minyak sebagai sumber energi, maka air mungkin lebih bernilai karena air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup

  • Tanpa air, semua kehidupan akan mati dan jaring kehidupan menjadi terancam

  • Aksesibilitas terhadap pasokan air bersih merupakan suatu persoalan yang klasik, air merupakan kebutuhan dasar manusia dari zaman dahulu, sekarang, dan masa depan

  • Air merupakan suatu masalah yang rumit, selalu berhubungan dengan kemiskinan dan kependudukan


Sifat, Distribusi, dan Komposisi

  • Terbarukan (renewable resources)

  • Distribusi, meliputi daerah kaya air (tropis) dan daerah langka air (subtropis)

  • Komposisinya, 97% ocean water (air asin), 3% fresh water (air tawar), dimana 2.997% es, gletser, dan water ground, 0.003% siap pakai


Air Permukaan

  • Fresh water (air segar) yang langsung kita gunakan sebagai akibat dari proses persipitasi

  • Air proses persipitasi yang tidak terserap oleh tanah dan yang tidak menguap ke atmosfer, sehingga menjadi surface runoff (air larian permukaan) mengalir di permukaan, seperti danau, sugai, mata air, oase, salju, lautan

  • Di sekitar sumber air permukaan dikenak sebagai watershed/drainage basin/DAS


Air Tanah

  • Air yang dihasilkan oleh proses persipitasi dan selanjutnya terserap ke dalam tanah dan batuan

  • Terdiri dari water table dan aliran bawah tanah (aquifer)

  • Daerah resapan (recharge area)


Jika total air di dunia (100 liter/26 galon), maka air yang siap minum hanya 0.003 liter atau sekitar 1.5 sendok teh.


Pemanfaatan Sumber Daya Air

Bentuk pemanfaatan

  • Produksi (pertanian dan industri)

  • Konsumsi domestik (air minum, mandi, dan cuci)

  • Jasa (semua aktivitas wisata, khususnya wisata air, wisata bahari, dan sebagainya)


Upaya pemanfaatan

  • Penampungan (storage); dam/waduk, danau, reservoar

  • Pengaliran (transmisi); kanal, perpipaan, sungai

  • Pemurnian (purifikasi); sesuai kebutuhan (kota)


Siklus Air

Air bergerak secara menerus melalui suatu siklus dari penguapan (evaporasi), diturunkan menjadi hujan (precipitation), dan menjadi runoff, yang biasanya berakhir di laut. Angin membawa kembali uap sebesar runoff yang teralir ke laut.


Indikator Kuantitas dan Kualitas Air

  • Kuantitas (debit)

  • Kualitas (COD, BOD, dan DO)


Kelangkaan v.s Kelimpahan

  • Kebutuhan air meningkat, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat

  • Terkait dengan perbedaan iklim, kondisi geografis, dan budaya

  • Banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau

  • Kekeringan hampir terjadi sepanjang tahun di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika

  • Eksploitasi berlebih oleh aktivitas produksi dan domestik, menyebabkan berkurangnya pasokan sumber daya air, dan penurunan muka tanah (land subsidence).


Teknologi: DAM dan Eksploitasi ABT

  • Kebutuhan air meningkat untuk berbagai keperluan

  • Manusia semakin pintar dalam melakukan intervensi terhadap keterbatasannya

  • Waduk atau dam dan sumur dalam (artesis) dapat menembus ke lapisan aquifer

  • Manfaat dan kekurangan dari pembangunan waduk

  • Pro dan kontra


Eksploitasi DAM dan Water Table

Terjadi di

  • Brazil’s Movement of Dam-Affected People (MAB)

  • Bujagali Dam, Nile River, Uganda

  • Ilsu Dam, Tigris River, Turkey

  • Lesotho Highlands Water Project, Senqu River, Lesotho

  • Nam Theun 2 Dam, Theun River, Laos

  • Narmada River Dams, India

  • San Roque Dam, Aqno River, Phillippines

  • Three George Dam, Yangtze River, China


Air, Sanitasi dan Water Borne Deseases

PBB (2002) menyatakan bahwa 1 milyar penduduk di negara berkembang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Sekitar 2.5 milyar penduduk tidak memiliki sanitasi yang memadahi.


Sebagian besar di pedesaan Asia dan Afrika

  • Di daerah pedesaan India Namibia, Rwanda, dan Togo, presentase penduduk yang mampu mendapatkan akses terhadap sanitasi kurang dari 20%.

  • Sedangkan, presentase penduduk yang dapat mengakses fasilitas sanitasi di Mongolia, Korea Utara, dan Nigeria kurang lebih hanya 5%.


Air, Sanitasi, dan Water Borne Deseases : Sebab Akibat dan Hubungannya

  • Penurunan kualitas sumber air merupakan dampak langsung dari kurannya pasokan air dan pelayanan sanitasi

  • Penurunan kualitas sumber daya air ini disebabkan oleh berbagai macam aktivitas yang tidak diimbangi dengan pelestarian sumber daya air tersebut

  • Misalnya, pengolahan limbah pabrik yang tidak memadai akan berdampak langsung pada air permukaan, yang akan mendorong terjadinya peningkatan level bahan kimia berbahaya

  • Sedangkan, pada aktivitas domestik, sanitasi yang buruk pada umumnya disebabkan oleh kurangnya fasilitas pembuangan tinja.

  • Akibatnya, terjadi pencemaran terhadap tanah, air permukaan, dan air bawah tanah (terdapat bakteri yang dihasilkan dari pembuangan tinja manusia)

  • Masalah kesehatan, yang timbul dari penyebaran water borne deseases disebabkan oleh kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi

  • Penelitian yang dilakukan oleh WHO (organisasi kesehatan PBB), menyatakan bahwa setengah bagian penduduk di negara berkembang menderita penyakit yang disebabkan oleh kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi, seperti diare, ascaris, dracunculiasis, cacingan, schistosomiasis, dan trakoma.

  • Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sterilisasi air merupakan suatu isu yang krusial. Kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi mendorong pemerintah untuk menanamkan modalnya guna menjernihkan air yang berasal dari sungai, danau, dan sumber air lainnya

  • Penduduk di negara berkembang harus merebus air, karena air tidak sehat untuk dikonsumsi secara langsung. Sebagai akibatnya, jumlah energi yang dikeluarkan untuk memasak air sangat besar.


Gender dan Produktivitas (Masyarakat Miskin Pedesaan)

  • Di daerah pedesaan, masyarakat miskin bekerja keras dan berjalan jauh untuk mencapai sumber air dan kemudian mereka harus menggunakan air tersebut dengan hemat dan berhati-hati

  • Jarak antara rumah dan sumber mata air merupakan suatu dilema. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bolak-balik mengambil air

  • Sebagai akibatnya, hal tersebut mengurangi waktu mereka untuk melakukan aktivitas produktif yang dapat mendukung ekonomi rumah tangga

  • Pada beberapa kasus, wanita dan para gadis menggantikan peran laki-laki untuk mendapatkan air. Hal inilah yang menyebabkan dimensi gender merupakan suatu masalah penting dalam aspek sosial dalam kaitannya dengan kurangnya persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi


Gender dan Produktivitas (Masyarakat Miskin Perkotaan)

  • Di daerah perkotaan, hampir seluruh masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses terhadap air bersih harus membeli kepada pedagang air keliling. Mereka harus mengeluarkan uang lebih besar untuk air dibandingkan dengan masyarakat kelas atas maupun menengah yang mendapatkan fasilitas air bersih

  • Misalnya, kurang dari seperempat penduduk di kawasan kumuh Jakarta yang mendapat fasilitas air bersih dan 30% nya bergantung pada pedagang air

  • Sedangkan di Lima, masyarakat miskin harus membayar kepada pedagang air 20 kali lipat dari yang dibayarkan oleh masyarakat kelas menengah yang mendapatkan pelayanan dari PDAM

  • Pada umumnya, lebih dari 40% total pendapatan dari masyarakat miskin dihabiskan untuk air


Kesimpulan dan Implikasi Bagi PWK

  • Planners harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia akan air

  • Namun, planners juga harus paham bahwa sumber daya air sangat terbatas

  • Ketidakadilan sebagai akibar keberadaan sumber daya air terjadi sebagai efek samping

  • Disamping perlu mempromosikan pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya air, planners juga perlu memikirkan cara-cara dalam mengkonversinya

  • Semua upaya tersebut harus mampu dijabarkan dalam wujud perencanaan tata ruang maupun kebijakan pada semua level




Tidak ada komentar:

Posting Komentar