Dear Mas D,
Dan, aku yakin bahwa ini hanyalah ilusi, yang akan segera menghilang tertiup angin malam. Hanya fatamorgana sesaat. Aku terbenam di dalam lautan. Entah dimana, mungkin di dunia yang tak terjangkau oleh tangan manusia. Dan, hanya Tuhan yang mengerti. Kularutkan juga hatiku. Biar aku tak lagi merasa sendiri dan kesepian.
Mas, mengharapmu bagai mencari setetes air di gurun gersang. Aku, orang bodoh yang tidak sanggup menahan kelembutan cinta. Datang tiba – tiba dan membelai hatiku perlahan, merasuk pasti. Tapi, semua itu hanyalah impian. Tak teraih. Tak terjangkau dalam genggam tanganku.
Aku sudah tidak dapat bersembunyi lagi dari takdir yang senantiasa mengejar, selalu menanti sesuatu. Entah apa, aku tak mengerti. Yang kutahu, cinta telah membuat mataku tertutup, dan selalu membuatku menangis memikirkannya. Apa yang harus kulakukan? Adakah cara untuk menghapusmu pergi dari ingatan? Biar hilang saja, hingga takkan meninggalkan kenangan yang selalu membekas di hati.
Rinai hujan kini telah membasahi bumi. Membasahi jiwaku yang semula memang tak pernah kering dari tangisan kehidupanku. Aku … lelah, teramat lelah, menunggumu di ujung mimpi. Tanpa batas, tak terbatas. Telah kujelajahi semua bagian. Namun, hanya membuat kesia – siaan semakin menumpuk. Menimbulkan kecewa yang tak bisa semudah itu dilupakan. Tak padam, selamanya.
Dan, aku yakin bahwa ini hanyalah ilusi, yang akan segera menghilang tertiup angin malam. Hanya fatamorgana sesaat. Aku terbenam di dalam lautan. Entah dimana, mungkin di dunia yang tak terjangkau oleh tangan manusia. Dan, hanya Tuhan yang mengerti. Kularutkan juga hatiku. Biar aku tak lagi merasa sendiri dan kesepian.
Mas, mengharapmu bagai mencari setetes air di gurun gersang. Aku, orang bodoh yang tidak sanggup menahan kelembutan cinta. Datang tiba – tiba dan membelai hatiku perlahan, merasuk pasti. Tapi, semua itu hanyalah impian. Tak teraih. Tak terjangkau dalam genggam tanganku.
Aku sudah tidak dapat bersembunyi lagi dari takdir yang senantiasa mengejar, selalu menanti sesuatu. Entah apa, aku tak mengerti. Yang kutahu, cinta telah membuat mataku tertutup, dan selalu membuatku menangis memikirkannya. Apa yang harus kulakukan? Adakah cara untuk menghapusmu pergi dari ingatan? Biar hilang saja, hingga takkan meninggalkan kenangan yang selalu membekas di hati.
Rinai hujan kini telah membasahi bumi. Membasahi jiwaku yang semula memang tak pernah kering dari tangisan kehidupanku. Aku … lelah, teramat lelah, menunggumu di ujung mimpi. Tanpa batas, tak terbatas. Telah kujelajahi semua bagian. Namun, hanya membuat kesia – siaan semakin menumpuk. Menimbulkan kecewa yang tak bisa semudah itu dilupakan. Tak padam, selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar