Rabu, 22 Oktober 2008

Puisi Tak Jadi

Seringku memimpikanmu, bukanlah kesalahan

Seringku memikirkanmu, bukanlah masalah

Jika hanya ada rasa hambar atau pahit

Bayagmu melangkah pasti menjauhiku

Meraba, mencari bentuk cintaku padamu

Kamu tahu?


Bila kuterperosok ke dalam jurang

ampir menemui kematian,

Bercumbu dengan maut

Atu tahu, kau akan tersenyum

mencemooh

Tak mau menarikku dalam

Kau berharap bahwa aku tak pernah ada


Gumpalan cinta yang meronta mencari asa

Isyaratkan bahasa asa hati manusia

Laksana gerimis yang berpisah dengan pelangi

Angkasa yang tak berlumur kasih rembulan

Nuansa ini!

Gemuruh ombak menghempasku, kasar


Aku ingin mereka bahagia

Nyata, tidak

Aku menjadi beban

Tak mampu beri kebanggaan


Maafkan …

Karena aku hanya seorang bodoh

Tak mengerti apapun

Tak mampu dalam apapun

Hanya jadi penghalang


Bila kupu-kupu telah mengepakkan sayap indahnya

Membius penghuni taman hingga terpana

Lebah hanya menangis menahan lara

Iri yang tak lagi tertahan

Menggerogoti sekeping hati, mulai menghitam

Mulai menghilang


Embun, bukankah kau ikut bersedih untukku?

Kita meneteskan air mata bersama

Meratapi diri yang tak berguna

Sudah tak ada harapan

Hanya kesuraman yang menanti


Dan, bila luka menjemput hati

Membawanya pergi menuju sudut gelap

Pelangi pun menghilang tertelan awan

Adakah tersisa jawab?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar