Seringku memimpikanmu, bukanlah kesalahan
Seringku memikirkanmu, bukanlah masalah
Jika hanya ada rasa hambar atau pahit
Bayagmu melangkah pasti menjauhiku
Meraba, mencari bentuk cintaku padamu
Kamu tahu?
Bila kuterperosok ke dalam jurang
ampir menemui kematian,
Bercumbu dengan maut
Atu tahu, kau akan tersenyum
mencemooh
Tak mau menarikku dalam
Kau berharap bahwa aku tak pernah ada
Gumpalan cinta yang meronta mencari asa
Isyaratkan bahasa asa hati manusia
Laksana gerimis yang berpisah dengan pelangi
Angkasa yang tak berlumur kasih rembulan
Nuansa ini!
Gemuruh ombak menghempasku, kasar
Aku ingin mereka bahagia
Nyata, tidak
Aku menjadi beban
Tak mampu beri kebanggaan
Maafkan …
Karena aku hanya seorang bodoh
Tak mengerti apapun
Tak mampu dalam apapun
Hanya jadi penghalang
Bila kupu-kupu telah mengepakkan sayap indahnya
Membius penghuni taman hingga terpana
Lebah hanya menangis menahan lara
Iri yang tak lagi tertahan
Menggerogoti sekeping hati, mulai menghitam
Mulai menghilang
Embun, bukankah kau ikut bersedih untukku?
Kita meneteskan air mata bersama
Meratapi diri yang tak berguna
Sudah tak ada harapan
Hanya kesuraman yang menanti
Dan, bila luka menjemput hati
Membawanya pergi menuju sudut gelap
Pelangi pun menghilang tertelan awan
Adakah tersisa jawab?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar