Jumat, 05 September 2008

Iri, mungkinkah?

Ada orang yang dapat menyuarakan isi hatinya kepada orang lain, tetapi ada pula orang yang kikuk, yang tidak bisa menghadapi orang lain, yang memendam sendiri semua perasaannya.


Aku memendam iri yang luar biasa pada adekku. Dia bisa berbicara dengan enak, santai, merayu orang lain dengan entengnya. Yah, sifatnya memang sama dengan ibu. Bisa dibilang, dia merupakan duplikat dari ibuku. Ibu yang sangat kukagumi, kuhormati, dan kusayangi. Sayangnya, sifat-sifat itu tidak menurun padaku. Jadinya, aku hanya bisa memandang dia, ingin menirunya, tetapi tida pernah berhasil. Padahal, kita dilahirkan dari rahim yang sama dan mendapat perlakuan yang adil. Namun, aku memang bukanlah dia.


Aku sangat menyayanginya, tak mau kehilangan dirinya. Tanpa dia, aku akan menjadi hampa. Tanpa kusadari, aku sudah bergantung padanya, seperti narkoba, sangat susah untuk melepaskan pengaruhnya.


Semoga dia juga menyayangiku …

Salam penuh cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar