Jumat, 06 Maret 2009

Minuman Keras

Penggunaan minuman alkohol telah menimbulkan masalah obat bius di negara-negara dunia Barat. Tetapi bila Anda bertanya, apakah alkohol termasuk obat bius? Jawabannya adalah ya. Karena alkohol mengubah fungsi tubuh manusia, termasuk otak, sehingga itu tergolong obat bius.

Begitu melimpah minuman alkohol, begitu lazim dalam masyarakat sosial, sehingga orang-orang meminumnya tanpa berpikir dua kali. Angket yang dijalankan tahun 1958 menunjukkan 55% orang dewasa di Amerika Serikat meminum alkohol. Pada tahun 1964 prosentase ini meningkat hingga 63%, dan tahun 1974 menjadi 68%. Angket yang dijalankan tahun 1974 itu juga menunjukkan bahwa seperempat dari peminum mengatakan bahwa mereka kadang-kadang “meminum terlalu banyak” dan 12% mengaku bahwa minuman itu telah membawa “malapetaka pada keluarga”.

Banyak peminum alkohol sudah begitu ketagihan sehingga tidak dapat lagi meninggalkannya. Mereka adalah peminum yang jumlahnya diperkirakan sembilan sampai sepuluh juta orang di Amerika Serikat. Seseorang tidak perlu menjadi peminum untuk mengalami sebagian akibat jelek karena mabuk. Paling seidkit separuh dari jumlah kecelakaan lalu lintas disebabkan karena pengemudinya sedang mabuk.

Mengapa orang minum alkohol?
Bukanlah cita rasa minuman keras itu yang membuatnya populer. Sebenarnya cita rasa minuman keras itu tidak enak. Minuman keras menjadi populer karena alkohol mempengaruhi tingkah laku seseorang – melegakan dan merangsang serta mengurangi ketegangan.

Alkohol bukanlah bahan perangsang sebagaimana menurut pemikiran orang. Mengapa seorang merasa lega setelah meminum alkohol dikarenakann fungsi otak intelektualnya tertekan. Larangan-larangan disingkirkan, dan melakukan hal – hal yang ia sendiri tidak biasa lakukan.

Dalam dosis tinggi alkohol bukan hanya menekan, tetapi juga sebagai obat bius yang sama penagaruhnya dengan eter. Satu sebab mengapa alkohol tidak digunakan dalam kamar operasi ialah karena kurang aman dibandingkan dengan obat-obar bius yang lain.

Pengaruh-pengaruh kejiwaan
Sebagian orang yang merasa malu dan tidak tenteram, mereka bergantung pada minuman keras supaya dapat melakukan hal-hal yang tidak disukai. Seorang ahli pidato ingin menengguk alohol untuk menghilangkan rasa takut. Rasa takutnya mungkin lenyap, tetapi fungsi intelektualnya terganggu, sehingga kata-katanya tidak tersusun dengan baik walaupun dia hanya minum setenggak. Kesanggupan mental tidak lagi terkendalikan sepenuhnya.

Kadang-kadang seseorang meminumnya untuk mengebalkan gerak hati. Walaupun seseorang tahu menghargai diri dan mematuhi perintah, tetapi kalau dipengaruhi alkohol, dia mudah melakukan kejahatan. Peyakit kelamin lebih banyak terdapat pada remaja yang suka minuman keras daripada yang tidak meminumnya

Setelah mengalami pengaruh kejiwaan karena minum alkohol, seorang pemalu yang tidak merasa tenteram mendapati bahwa lebih baik dia minum secara teratur. Di bawah pengaruhnya, dia merasa berani dan percaya diri. Segera setelah pengaruhnya hilang, dia merasa lebih malu dan semakin tidak tenteram karena kebodohan-kebodohan yang telah dilakukannya sewaktu mabuk. Maka, terbentuklah lingkaran yang tak berujung pagkal, sehingga orang yang kebingungan itu meminum lebih banyak lagi sebagai jalan pelarian dari kesulitan-kesulitannya.

Disadur dari Penuntun Perawatan dan Pengobatan Modern, karya Harold Shryock, M. D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar