Helaian nyawaku hilang sudah
Hancur ditepis getar gelombang darimu
Tubuhku tergolek di sini,
mengais sisa harap setipis kabut
Jiwaku bebas berkelana
Menjemput fajar memerah
yang mengintip malu dari balik bukit
serta
terbang, mencium pipi setiap jengkal dunia
Air mata embun menitik jatuh,
sebelum menguap hancur oleh mentari
Dan, daun hanya mampu memandang bisu
Ikut menundukkan rangkaian kepedhan
Melantunkan himne sesaat
Tangan-tangan dingin itu
Tangan-tangan yang kesepian
Mencengkeramku dalam tajam cakranya
Percuma meronta menggapai cita
Tubuhku mulai hilang wujud
Aku takut!
Oh, kegelapan telah ada di hadapanku
Tercipta oleh kehampaan lorong hati
Siap melantunkan bujuk rayunya
Menyemaikan senyum dalam beku,
nafas kematian
19 Oktober 2006
Senin, 10 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar