Senin, 30 Juni 2008

Dear Mr.Rotinsulu

Dear Mr. Rotinsulu,


Soale, aku bingung banget mau nulis gimana. Enaknya, aku memanggil Mr. Rotinsulu apa? Mas Ferry atau Pak Ferry? Kalo aku panggil Mas Ferry kok rasanya janggal. Mas Ferry kan udah married. Tapi, kalo aku panggil Pak Ferry, kesannya lucu gitu. Mr. Rotinsulu kan baru berumur 26 tahun. Jadi, apa dong? Mmm …, Mas Ferry aja, deh. Usia Mas cuma terpaut 7 tahun dariku.


Mas Ferry … Mas Ferry … Mas Ferry … . Uh, senangnya aku dapat menyapamu.


Dear Mas Ferry,


First, aku pengen ngucapin selamat ‘Congratulation’ buat Mas (kalo di Jawa, Mas berarti kakak laki – laki atau yang dianggap sebagai kakak laki – laki. Di Palembang apaan, Mas?), karena udah menang dari PSMS Medan pas final Ligina. Trus, selamat juga bwat Sriwijaya FC, double winner is yours. Menurutku, hal itu merupakan prestasi yang tak tertandingi dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Keren banget, deh!


O y, kenalin. Aku Citra, saat ini lagi kuliah di Universitas Diponegoro, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Hayooo, Mas Ferry pasti langsung pusing sambil mikir gini,” Jurusan apaan, tuh?” Bener kan dugaanku. Ah, sudah deh. Aku kan bukan orang penting kayak Mas. Okey, back to topics.


Aku pengen tanya, nih. Itu … soal kalung yang selalu dipakai Mas. Gimana sih sejarahnya? Kayaknya, Mas Ferry bener – bener mencintai kalung itu, sampe – sampe aku lihat Mas menciumnya pas menang sama Persija. Seandainya aku juga dicium!! He … he … he …


Btw, saat final kemarin, sebenarnya aku pengen ada drama adu pinalti, lho. Jadi, aku bisa memandang Mas Ferry lebii … hh lama, melihat gimana ketangkasan Mas di lapangan. Aku yakin Mas bisa mengatasinya dan MENANG. Di dalam hatiku, Mas adalah kiper number 1 di Indonesia. Setuju?


Satu lagi, Mas tuh manis banget kalo lagi tersenyum. Tapi, sayangnya aku jarang melihatnya. Tapi, aku paham kok jika seorang goal keeper mempunyai tugas yang berat kerena merupakan benteng terakhir dari pertahanan suatu FC.


Mas, aku boleh minta sesuatu nggak? Boleh, ya? Aku pengen punya foto Mas yang pualliiing cakep beserta tanda tangannya juga. Pliz. Merupakan suatu kehormatan bagiku untuk bisa memajang foto asli (bukan download - an internet) dari seorang kiper paling hebat yang pernah kulihat. Aku juga minta alamat rumah dan alamat email Mas donk!


Udah dulu, ya Mas. Kalo kebanyakan, nanti pasti Mas Ferry jadi bosen mbacanya. Kutunggu balasan suratmu, Mas. Ditulis pake tulisan tangan juga ngga apa – apa. Aku justru merasa bangga memiliki tulisan aslinya Mas. Salam bwat Bung Darmawan dan teman – teman Mas.


Makasih banyak. Ceritakan tentang diri Mas Ferry sebanyak – banyaknya. Kan mumpung kompetisi sepak bolanya belum dimulai. Pasti Mas punya banyak waktu.


“Pokoknya, suratku harus dibalas,” kata Citra.

“Aduh, ini anak … ngotot banget!” jawab Mas Ferry.

“Mas, aku kan bukan anak – anak lagi.”

“Iya … iya, kamu sudah dewasa!”

“Lalu, suratku akan dibalas?” tanya Citra penuh harap.

Mas Ferry mengangguk dan tersenyum.

“Hore … makasih ya, Mas,” teriak Citra senang sambil memeluk Mas Ferry.

Gubrakk! Citra terjatuh dari tempat tidurnya dengan memeluk guling. Dia kecewa … ternyata hanya mimpi.


Hopefully,




Citra


Untuk Mas Ferry, kekasih khayalanku


Sinar mentari menyinari sesosok wajah

dalam bayang – bayang

Dalam padang rumput pengikat sunyi,

terkungkung oleh penjara hati


Aku berlari mengarungi lautan mimpi

‘tuk temukan jiwamu yang

melayang – layang pada jalan

tak berujung


Tapi, kau hilang

di antara puing – puing cahaya,

tanpa jejak

Begitu saja … sekejap


Ah, kekasihku, sayang

Engkau adalah khayalan

Engkau adalah impian terindah dalam hidupku



I miss you every night

Ibuku, Indah Anugerah-Mu

Ibuku sayang, tahukah engkau bahwa aku sungguh menyayangimu. Hanya saja, selama ini aku tidak mampu mengungkapkannya. Hanya saja, selama ini aku tidak tahu bagaimana cara membalas kasih sayangmu.


Ibuku cantik. Luar dan dalam. Tak ada yang dapat menggantikan beliau di hatiku. Dan, aku … sangat bangga dapat memilikinya. Hampir setiap malam kami mengobrol dan berbicara dari hati ke hati. Semua persoalan yang terasa mengganjal, kutumpahkan semuanya pada Ibu. Tak ada yang kusembunyikan, karena beliau selalu dapat menebak isi hatiku. Seperti buku harian yang setia menemani, beliau menampung segala masalahku. Semuanya! Namun, tak seperti buku harian yang hanya terdiam, Ibuku dapat memberikan nasihat – nasihat yang tepat dan berguna bagi perkembangan jiwaku.


Mungkin, tanpa Ibu, aku takkan punya arti. Ibu selalu ada untukku. Bila Ibu tak menggandengku selama ini, aku pasti sudah terjatuh. Bila Ibu tak datang menjemputku, aku pasti sudah tersesat. Aku tahu, Ibu akan membawa lentera yang menerangi jiwa, saat aku berada dalam kegelapan yang tak terjangkau oleh tangan cahaya.


Ibuku adalah pahlawanku. Beliau tak sekalipun menyerah untuk mengusahakan yang terbaik bagiku. Aku pun tumbuh menjadi anak yang bahagia. Memang, seseorang yang membawa cahaya hidup bagi orang lain, tidak dapat menghalangi sinar itu dari dirinya sendiri. Dan, itulah ibuku. Aku takkan bisa melangkah maju tanpa dukungan dari beliau.


Ketika aku sedang patah hati, beliau datang membelai dan menghiburku dengan caranya sendiri, dan membuatku kembali mampu memandang dunia dengan optimis.


Ketika aku mengalami kegagalan, beliau senantiasa menghiburku. Tidak seperti orang – orang yang seakan menyalahkanku, beliau justru mengulurkan kedua tangannya dan membuatku merasa aman dalam dekapannya.


Beliau adalah sosok yang tak tergantikan. Untuk saat ini dan selamanya …



Citra


Cinta Kepada Allah SWT



Semua orang pasti pernah merasakan cinta. Dari zaman dahulu hingga sekarang, hampir tidak ada seorang pun yang mengabaikan makna cinta. Contohnya, Nabi Adam A. S. yang mencintai Hawa, maupun Julius Caesar yang tegar dan kukuh di hadapan pasukannya, tetapi ternyata tunduk di hadapan Cleopatra


Manusia tidak akan bisa hidup tanpa cinta. Cinta telah hadir sejak kita berada di dalam kandungan ibu dan tidak akan menghilang hingga kita meninggal nanti. Namun, walaupun sudah menjadi fitrah bagi manusia, cinta harus tetap dikendalikan. S
elain, tentu saja, kita juga harus memahami apa arti dari cinta yang hakiki.


Mencari Cinta
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang mencintai sesuatu, bisa disebabkan oleh jasa seseorang kepadanya, karena kekayaannya atau mungkin juga karena kecantikan fisiknya. Seseorang yang sedang jatuh cinta tadi pasti akan melihat nilai lebih terhadap sesuatu di dalam pandangannya. Nilai tambah ini berbeda – beda di dalam pikiran manusia. Ada yang menetapkan standar yang tinggi, ada yang sedang dan ada pula yang rendah. Semua itu tergantung dari faktor manusianya masing - masing.


Cinta dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam. Pertama, cinta pada lawan jenis. Seorang pria meyukai seorang wanita atau seorang wanita menyukai seorang pria. Sudah menjadi sesuatu yang wajar apabila kita tertarik kepada lawan jenis. Namun, ada hal yang perlu diingat, yaitu adanya keterbatasan kadar cinta terhadap lawan jenis. Misalnya, jika seseorang hanya mencintai tampilan fisiknya saja, suatu saat dia pasti akan berpaling ketika dia melihat orang lain yang lebih cantik atau lebih tampan. Selain serba terbatas oleh pandangan semu manusia, cinta pada lawan jenis juga terbatas oleh tempat / jarak dan waktu / kematian. Belum lagi efek negatif yang ditimbulkan dan mendorong munculnya dosa yang besar apabila kita terlalu mengumbar cinta kepada lawan jenis.


Padahal, Allah SWT sudah memperingatkan kita dalam firman – Nya,


Katakanlah kepada laki – laki muslim, hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Sikap demikian ini lebih suci bagi mereka. Allah Mahatahu atas apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita mukmin, hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluannya? ( Q. S. An Nur : 30 – 31 )


Kedua, cinta pada orang tua. Kita harus memiliki cinta kepada orang tua, karena mereka lah yang telah melahirkan dan membesarkan kita, serta bekerja keras untuk membahagiakan kita. Keduanya juga senantiasa melindungi kita dari kecil hingga beranjak dewasa. Tidak diragukan lagi, jika cinta mereka adalah cinta yang tanpa pamrih dan tak terbatas.

Allah SWT berfirman,


Janganlah kamu megatakan ’Ah’ kepada keduanya ( orang tua )

( Q. S. Al Isra : 23 )


Namun, cinta kepada orang tua pun sifatnya terbatas, sebab cinta tersebut dapat dipisahkan oleh kematian.


Ketiga, cinta pada Allah SWT. Inilah cinta yang paling tinggi nilainya dan tidak ada yang melebihi kemuliaannya. Mengapa? Karena cinta kita pada – Nya tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tempat.


Cinta kepada Allah SWT mempunyai arti menaati semua perintah dan ajaran - Nya. Sebaliknya, cinta yang tertinggi dari Allah SWT kepada manusia berupa ampunan, ridha dan pahala. Firman Allah,


Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah – rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul – Nya dan dari berjuang (jihad) di jalan – Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan – Nya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik.? ( QS. At Taubah: 24 )


Sesungguhnya, Allah pasti akan menyelamatkan orang yang mencintai – Nya dari azab. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak mencoba untuk mengganti cinta itu dengan yang lain.


Cinta Nafsu
Cinta yang berasal dari nafsu kerap kali disebabkan oleh hati yang kotor, seringnya melakukan perbuatan dosa, dan tidak ada kemauan untuk bertobat. Apabila sifat sombong, dengki, iri dan sifat mazmumah yang lain tidak dikikis, maka semua tindakan yang dilakukan akan mengikuti arahan nafsu, termasuk di dalam meletakkan cinta.


Di dunia ini, ada banyak sekali contoh yang menunjukkan cinta karena nafsu belaka. Lelaki biasanya mencintai wanita yang cantik. Begitu juga sebaliknya, banyak wanita yang mencintai laki – laki karena kekayaan maupun ketampanannya. Oleh karena itu, sudah jelas bila cinta yang datang dari nafsu hanya ditujukan untuk mendapatkan kesenangan nafsu saja.


Cinta yang hanya berlandaskan nafsu, bila berlanjut sampai dengan membina rumah tangga, tidak akan langgeng. Suami hanya mencintai sang istri sewaktu istri tersebut masih muda dan cantik. Yaitu, ketika kesenangan nafsu masih berada pada puncaknya. Namun, apabila sang istri sudah menjadi tua, badan dan kulitnya mengendur, maka cinta suami pun dapat beralih dengan mudah.


Begitu juga dengan sang istri. Dia mencintai sang suami ketika suaminya dapat memberi kebahagiaan dan menuntaskan keinginan nafsunya. Seandainya suaminya kehilangan kekuasaan, menjadi miskin, atau masuk penjara karena terlibat kasus korupsi, maka seketika itu juga hilanglah cinta sang istri, dan justru berubah menjadi benci. Itulah gara – gara cinta nafsu yang menyusahkan manusia di dunia ini.


Cinta Hakiki
Cinta yang ditujukan pada Allah SWT pasti akan meletakkan Allah sebagai dzat yang paling mulia dan utama. Kita diharuskan untuk mendahulukan cinta kita pada Allah SWT daripada terhadap makhluk – Nya. Misalnya, seorang istri yang mencintai suaminya. Tiba – tiba, sang suami melarangnya untuk memakai jilbab. Maka, kecintaan istri tersebut kepada Allah SWT akan tetap mendorongnya untuk melaksanakan perintah Allah, sekalipun suaminya tidak suka. Tindakan tersebut dapat dianggap sebagai pengorbanan cintanya pada Allah. Namun, sebaliknya apabila sang istri menuruti kemauan suami, maka kecintaannya kepada Allah selama ini hanyalah sebuah kepura – puraan belaka.
Cintanya bukan lagi bersumberkan Allah, tetapi sudah datang dari nafsu.


Cinta yang datang dari Allah SWT menyebabkan seseorang menjadi takut untuk melanggar perintah – Nya. Seseorang yang sudah mencintai Allah, maka segala macam bentuk cinta yang lain menjadi kecil dan rendah.


Cinta kepada Allah SWT akan lahir bagi orang yang sudah mengenal Allah. Bagi manusia yang memiliki akal, rasa cintanya akan sepenuhnya dicurahkan kepada Allah SWT, karena segala kenikmatan itu sudah pasti berasal dari Allah SWT. Dan, begitu pula dengan cinta dan kasih sayang ibu, bapak dan keluarga, pada hakikatnya semua itu datang dari Allah SWT. Apabila Allah SWT menghendakinya, Dia bisa saja dengan mudah menarik kembali rasa cinta dari hati mereka.


Wahai Tuhan, aku mencintai Engkau bukan karena takut pada neraka – Mu, tetapi karena dzat – Mu, ya Allah. Aku rela masuk neraka jika itu kemauan – Mu.


Kata – kata tersebut merupakan rintihan hati dari seorang wali perempuan Rabiatul Adawiyah dalam munajatnya kepada Allah. Dia menyatakan bahwa dua cinta tidak boleh duduk dalam satu hati. Ketika cinta pada Allah sudah memenuhi hatinya, maka tidak akan ada tempat lagi untuk cinta yang lain.


Jadi, seseorang yang bijak dan beradab akan meletakkan kecintaan yang besar kepada Allah, pada Rasulullah, dan kemudian baru pada makhluk – makhluk lain di samping – Nya. Hal tersebut merupakan suatu kebenaran cinta yang hakiki, yang dapat membawa keselamatan pada diri kita, baik di dunia maupun di akhirat.



Disappeared Love

I never forgot that place, a place which always remembered me to someone. My special one. He had filled my heart with much of love until now. I couldn’t force myself to lose him from my brain. I thought, thought and thought him everyday in my life. Oh, my God! May be, I would be a foolish girl because of that.

I was here. I stood in the front of this remembrance place. And, I didn’t know what I did. My head was blank. I just looked on surrounding for a minute. Really didn’t know what to do. Yeah, everything was still same, like when I was in Junior High School. I smell the grass fragrance and got some sense with it. This place always made a beautiful song in my head. Yes, football field saved many memories on my happy and sad story.

I just watched and imagined him again, his smile, his laugh, all about him. I wouldn’t live without his voice in my ears. Slowly, I felt something comeback in my life. My memories replayed like a film. I saw it more and more clearly. I could see him running to me.

Nin, mm…”

“What’s wrong, Sam?” I asked him.

“I am so confused to say it.”

I heard my heart beat fast.

“What will he say? I was thinking it hard. But, I couldn’t find the answer. May he tell his love to me? Here? Now?” I thought it in my brain.

“What do you want? I will be so happy for helping you.”

“Really?”

“Yeah, everything you need.”

“If you say so …”

“I wait your words,” I gave comment.

“Well …”

“Ya?”

“Can you tell Mr. Joko if I won’t come playing football this afternoon?”

“No problem,” I answered.

“I am glad to hear that.”

“By the way, why you can’t go?

Sammy closed his mouth.

“Oops, sorry. It’s my secret.”

“Can’t I know?”

“No, it is very secret.”

“No?”

“No,”

“Let me guess.”

“Up to you, Nin. I am sure you can’t think about it.”

“I will begin! Mm …, you will go with your girlfriend?”

When I asked that question, I really hoped if my question was wrong. Suddenly, I felt confused. While he said “yes”, I didn’t want to cope this reality faster. I was scared.

“Wrong! You know that I haven’t a girlfriend. Next!”

What a relief to find it. I could breathe again.

“So, do you accompany your mother to go to supermarket?”

“Still wrong,” he said that with a happy face.

He tried to tempt! But, how handsome he is.

‘Okay, my last question. You help your friend?”

”No, Nin! You lose. You can’t guess it.”

“I surrender, Sam. It’s not a quiz. Do you understand?”

“Sorry, I don’t.”

“I am sorry, too. I won’t tell Mr. Joko.”

I had walked to go from him when Sammy followed my step.

“Wait! I will say it.”

I stopped and so did he. I saw he was panting after running after me.

“Actually, I am so embarrassed to say that. Well …”

“What!”

“I want to play PS.”

“Play Station?” I almost shouted if Sammy didn’t close my mouth with his hand.

“Sst …” It’s our secret.”

“Oh, Sammy. You are very naughty. I can’t help you.”

“You are like a teacher, Nin.”

“ So? “

“You had promised me!”

“But, I can’t …”

“Of course, you can. It will be our secret.”

“But …”

“Please! You are my best friend.”

“I surrendered and began to talk,” Never mind. I’ll do that.”

“Thank you, Nin.” Bye!”

I trusted if Sammy won’t play PS for twice. I knew he had a high responsibility with all his jobs. I never denied it. He is a good man for everybody, included me!

***

In these three years, I always stayed in the same class with Sammy. And, I didn’t know why. I only realized if God was beside me anytime. Protected and saved my life perfectly. Thanks, God. You had given me a best friend.

Sammy was my best friend I ever had. He made me foolish and happy everyday. His silhouette accompanied me wherever I went. Day after day had left fast. I began realizing my heart. My love for him, and it was bigger and bigger than before. I couldn’t stop it.

Actually, I wanted to tell my feeling. But, I forced myself not to do that. I had no desire to break our relationship. I hoped he had a same heart with me. Just it! I thought like that for a long time, until … something happened. Changed my life to be darkness where there were no candles. I was like in to the other world. I wasn’t here with my friends, because my soul had lost. May be, forever. Yes, my heart never comeback again. I said it ‘a tragic incident’.

I was walking in a beautiful Monday morning when someone called my name. I stopped and turned around fast. And, I saw Sammy was running to get to my place.

“Sammy? Why do you run like that?”

“I was scared you will leave me before I say something.”

“What’s that? Is it important?”

“Sure. It’s very very important for me.”

“Tell me now.”

“I am sorry, Nin. I can’t tell you.”

“Is it a secret?”

Sammy nodded.

“Again?” I didn’t believe it. Too much secret in his life. And, I was disappointed with myself because I couldn’t guess his thinking.

“Let you tell me what happen?”

“I want you watching my truly action this evening.”

“What action? Magic?” I didn’t understand what he said.

“I am kidding. Can you watch me in my football match?” he asked my softly.

“Huh, narcissi.”

“What did you say?”

“Nothing. Forget it.”

“ … “

“Don’t worry, Sam. I’ll see you.”

“At 4 o’clock. Don’t late, okay?”

“I’ll never disappoint you.”

“I trust you.”

“But, what’s going on?”

“It is still my secret. You don’t know yet. Bye.”

“Bye …”

I didn’t know what he wanted to say to me?

“No. No, Nin. Absolutely, there weren’t connections between you and Sammy. We just friend,” I tried to release this weight from my heart,” my God. I hope it won’t be a dream only. Sammy invited me!” I screamed it in my heart.

Everything entered to my head. I never found the answer till I had headache.

“Sam, don’t do this to me!” I said it with myself.

Even, I couldn’t focus my eyes in my lesson. He had filled my body and got my heart.

Suddenly …

“Nin, please! Answer the question number 3,” Mrs. Lydia pointed me.

Oh, she made me get heart attack. Tragically, I didn’t think that task yet.

“What must I do?” I was really confused.

“Why you don’t go to the whiteboard?”

“Immediately, Mam.”

I walked slowly. Didn’t know what must I did. Suddenly, Sandra gave her book, and whispered,” You look so confused. You can bring my book.”

“Thank you.”

Fortunately, Mrs. Lydia didn’t realize what we did. Because of Sandra’s book, I could write the answer succeedly.

***


The bell rang. After taking my books from the desk, I met Sandra.

“San, thank you. You are so kind.”

“That’s right. I’ll be happy helping you.”

“Without your book, Mrs. Lydia will be angry with me.”

“It’s okay.”

“Thank you so much. I like you.”

“I like you, too.”

“Bye, San. Have a nice day.”

“Bye!”

I didn’t know if Sammy watched behind us.


After I went home, I made my face over and wore the most beautiful gown I had.

“You look beautiful, honey,” I heard Mom gave a comment.

“Thanks, Mom.”

“What are you going to do?” she asked me.

“I will watch football match in my school at 4 o’clock.”

“Good luck.”

“For what, Mom?”

But, Mommy didn’t explain it.

“Okay, does she know? It’s impossible. I never tell her about him.”

“It is 03.40. Hurry up!”

“Slow down, Mom. Only 5 minutes to get there.”

“Be careful, sweetie.”

“Bye, Mom,” I kissed Mom charmly.


I arrived there at 03. 45.

“Huff, I am not late yet,” I said.

Immediately, I found the empty lounge and sit there. The players didn’t enter the field yet. I sought Sammy between of his friends.

“Where is he? I can’t find him.”

“Hi, Nin,” A voice shouted near my ear.

“What?” I shouted too. I was taken aback by his act.

“ …”

“Sammy! You scared me.”

“ … “

“Don’t you gather with your friends?”

“Five minutes again.”

“What do you want to tell me?”

“I can’t say it now, Nin,”

“So, when?”

“After this match. Don’t go home. Lose or win, I will tell you.”

“Good luck, Sam.”

Sammy waved his hand to me.


The match began. In my lounge, I prayed for his victory. One hundred minutes had left. Finally, our school win with score 3 – 2. And, two of those goals were from Sammy’s kick. He was so great!

After it finished, he walked to me.

“Hi, Nin.”

“Hi. Do you need tissue?”

“Oh, you can understand me well. I love it.”

Then, I gave it to him. Unconsciously, my hands were shaky.

“Are you alright?” Sammy asked.

“Yes, I am fine.”

I look at surrounding. The field was quiet. Many people had gone home. Only I and Sammy here, and this condition made me nervous.

“Nin, I want to say something important to you.”

“I know that. What’s next?”

“This!” he said that and gave me a letter. A pink letter for exactly.

Twilight came fast than I guess. The sun shined beautifully.

“What letter? For me?” I could almost hear my own heartbeat waiting his answer.

“Sandra.”

“Sandra?” I didn’t believe what I heard.

“Yes.”

“Sandra, our classmate?”

“Is there anyone else beside her?”

“ … “

“ …”

“So, you want me to give this letter to her?”

“Absolutely, I love her, Nin.”

Deg! I felt that the world became ruins in one second. The sun doesn’t appear its shine again. I was in the darkness.

“Where was Sammy? I didn’t see him. My eyes? What was going on to my eyes? It is so dark here,” I said to my heart.

“Nin? What’s wrong with you?” Sammy shook my body.

“Who’s voice? There is someone called me.”

“Nin?”

My soul had comeback.

“Sammy …”

“What’s happen, Nin?”

“I don’t know. What’s matter with me?”

“Don’t you remember?”

I shook my head.

“Suddenly you blacked out. Luckily, I hold you. So, you don’t fall. I catch you now.”

“Sam, I make you bother.”

“No matter. Are you sick?”

“I don’t know what happen with me.”

”Okay, I will bring you home. Just relax! Don’t think something anymore.”

“Thanks, Sam.”

“No problem. I am your friend.”


At my home …

“Mrs. Burhan, Nindya blacked out in the field. I hope she will be better as soon as possible.”

“Thanks, Sam. You are a good boy. Nindya is lucky to get a friend like you.”

“You are welcome, Mam.”

Mom smiled.

“Excuse me. I have to go now. I don’t give news to my parents where I am. May be, they are confused me now. Good evening.”

“Good evening.”


Mom was worried with my condition.

“Nin, you have a nice friend. He brings you safely. He doesn’t hurt you.”

“Sure.”

He had hurt my heart, not my body.

“Mom, may I get alone?”

“Of course, honey. Please, tell me if you need something. Good night and have a nice dreams.”

“Okay.”

Mom left my room. I was alone here. I couldn’t stand with this. I cried for a long time until the dawn came, till the sunrise brought its shine to my window. I shouldn’t accept all of these. It was so pain to remember. But, why I couldn’t forget? Oh, my God! Give me Your way! What must I do to face these bitter facts? Tell me more!


Knock … knock … knock …!

“Wake up, honey. Are you fine?”

There wasn’t answer.

“May I enter your room?”

I was stunned hearing Mom’s voice. I wiped off my tears. I didn’t want Mom knew my problems.

“Wait a minute, Mom.”

I opened my door and saw Mom felt surprised looking my face. Did she know it? I hoped not. But, I usually shouldn’t keep my troubles hidden from her.

“Honey, tell me your problems to me. As your mother, I am asking you. Please!” Mom waited my agreement.

I just kept on silent.

“Wait! Mom won’t enter to the office today. I will accompany my sweet daughter,” Mom added.

I surrendered. I couldn’t lie with her. At last, I told her everything about my feeling to Sammy.

“So, the conclusion is he loves the other girl. Is it right?”

I nodded. “Yes. My heart was broken, Mom!”

Mom caressed my hair softly. I knew that she loved me.

“That will be alright, honey. I am sure you are a strong girl and can face your heart. I know you need a long time, may be one year, two years, but it doesn’t matter. You can forget him! Trust your Mom. You can forget it!”

“But, I see him everyday, Mom. And, he asks me to give his letter.”

“Alright. Give the letter to Sandra. But, you must show if you are fine without him.”

***

“Hi, Sammy.”

“Hi, Nin. Are you okay?”

“Cool it. I am fine.”

“Btw, you have given my letter?” he whispered in my ear.

“Not yet. But, I’ll give it during a break.”

My heart was so pain when I said that. I tried to control my tears. I couldn’t want to cry in front of him. I smiled and he did too.

“Wait my news!” I run leaving him.

During the break, I met Sandra on her desk.

“San, I want to give something for you.”

“Nindya? What is it?”

“This!” I give him that letter and smiled.

“Letter?”

“Yes, a love letter for you from someone.”

“Really? From who?”

“Sammy.” I almost couldn’t say that name. It was pain for me. Then, I said good bye to Sandra. I saw she read it with a happy face. Sandra was very lucky getting Sammy’s love. Of course, they would be happy ever after.

The next day, I heard that Sandra accepted his love. I wouldn’t cheat myself to say if I wasn’t glad with their happiness.

“Nindya!”

There was someone behind me. I knew him. After taking a breath for a while, I turned around to face him.

“Hi, Sam. Congratulation!”

“Yeah, because of your struggle. I can’t get her without your help.”

“It’s okay.”

“Sorry, I disturb you with my demand. Sandra is a calm girl. I don’t have courage to give it directly. You are really my best friend.”

***

Approximately one year later, Sandra and Sammy entered to SMA N 3, while I was in SMA N 1. I chose to separate with both of them. I didn’t stand longer to see them. I tried and I failed. I couldn’t forget him until now. I had to accept if he didn’t love me.

I said good bye to my memory place. But, suddenly I heard somebody called my name.

“Sammy?” I didn’t believe what I saw. I found he stared me. It must be a dream and I would open my eyes soon.

“Nindya? What are you doing here?”

I realize it wasn’t the dream only. He was real and standing in front of me.”

“I miss this place!”

“ … “

“I must go now. Bye!” I run fast, left him alone there.”

“Nindya Novita Sari! Wait me!” I saw Sammy was running after me. I run … and run … until I fell down. I didn’t see the rocks near my feet. I sprained my ankle. I couldn’t walk again now.

“Nindya, what happen with you?”

“My ankle …”

“Let’s go home!”

“Okay and thank you.”

We sit in the football field; saw the sunset together for a minute.

“But, before that … I need to know your reason about your deed. Why do you never replay my phone?” Sammy asked to me.

“I am sorry. I can’t explain it.”

“Why?”

“It’s a secret.”

“Okay, up to you.”

“How about Sandra? Where is she? You don’t bring her along with you?”

“We have separated. We felt not to be made for each other.”

I was only in a silent, waited what would he say.

“Do you know? I am stupid boy. I realize if I love someone else when I leave her alone for a long time. And, she is here in front of me.”

I was so surprised hearing that.

“Yes, Nin. I love you with all of my heart. Can you accept me?”

“I doubt I can’t.”

“Why?”

“ I … I am frightened you will leave me again and again,” I was sad when I told it. Unconsciously, I cried. And, Sammy saw my tears.

“Please, forgive me! I have made too much hurt. I am improper to you.”

I just bowed my head.

“But, I will never surrender for getting you. I promise I won’t leave you alone. I love you, Nin!” Sammy added,” lets go!”

Suddenly …

“I love you, too. I love you, Sam. I can’t live without you.”

Sammy kissed my hand softly, and said,” Will you be my girlfriend?”

“Yes! A thousand times yes!”


In a beautiful twilight in November, I found my truly love.


The End


by Ratna Novita Sari



Jumat, 27 Juni 2008

Etos Kerja Bagi Masyarakat Muslim

Latar Belakang Masalah

Bekerja merupakan kewajiban setiap muslim, karena dengan bekerja, setiap umat Islam dapat mengaktualisasikan kemuslimannya sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di dunia. Jadi, bekerja adalah suatu fitrah sekaligus identitas diri yang berlandaskan pada prinsip – prinsip iman tauhid. Oleh karena itu, jika manusia enggan untuk bekerja, sesungguhnya dia telah menurunkan derajat dirinya sebagai manusia.

Kita harus selalu menanamkan keyakinan bahwa bekerja adalah amanah Allah, sehingga ada beberapa sikap mental yang tegas pada diri setiap pribadi muslim bahwa bekerja harus dilandasi dengan tujuan yang jelas agar pekerjaannya memberikan hasil yang maksimal serta selalu berusaha menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang berguna bagi orang lain dan diri sendiri.


Ruang Lingkup Masalah

Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Sedangkan etos kerja muslim dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.

Orang yang menghayati etos kerja akan mempunyai sikap dan tingkah laku yang berlandaskan pada suatu keyakinan bahwa bekerja merupakan bentuk dari ibadah. Ciri etos kerja muslim, antara lain memiliki jiwa kepemimpinan (leadership), selalu berhitung, menghargai waktu, hidup hemat dan efisien, adanya keinginan untuk mandiri.

Ada beberapa hal yang menghambat etos kerja, yaitu takhayul, alon – alon asal kelakon, sikap gampangan, take it easy, nrimo – fatalistis, salah persepsi bahwa kerja kasar itu hina.


Tujuan Pembuatan Makalah

Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam pembuatan makalah ini, yaitu :

    1. Mendorong umat Islam agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengubah dunia dengan prestasi Islami.

    2. Setiap muslim dapat mempunyai inovasi dan kreativitas yang tinggi untuk mengolah alam secara maksimal, karena alam merupakan amanah dan rahmat dari Allah SWT.

    3. Penulis berharap dapat membagi pengetahuan yang diperolehnya kepada pembaca, sehingga pembaca mempunyai wawasan yang lebih luas.

    4. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama.


Pembahasan

Pemahaman kita tentang iman seringkali mempunyai makna yang bersifat abstrak, gaib, sehingga kita kehilangan gambaran nyata dari kekuatan iman tersebut. Iman adalah meyakini di dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dalam perbuatan.

Seharusnya, setiap muslim harus meyakini bahwa iman akan terasa bermakna apabila dimanifestasikan dalam bentuk amal saleh, yaitu suatu bukti wujud aktivitas kerja kreatif, yang ditempa oleh semangat dan motivasi tauhid untuk mewujudkan identitas dan cita – citanya yang luhur sebagai umat terbaik. Pada saat yng bersamaan kita pun sadar bahwa Islam bukanlah hanya sekedar seperangkat konsep ideal, tetapi juga suatu amal praktikal yang akan tetap aktual.

Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip – prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.

Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia.

Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai penganggur. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.

Tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk menganggur, apalagi menjadi manusai yang kehilangan semangat inovatif. Karena sikap hidup yang tak memberikan makna, apalagi menjadi beban dan peminta – minta, pada hakekatnya merupakan tindakan yang tercela.

Bekerja adalah manifestasi kekuatan iman.

Firman Allah dalam Q. S. Az Zumar : 39


Katakanlah : Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu masing – masing. Sesungguhnya Aku pun bekerja, maka kelak kamu akan mengetahui.”


Ayat ini adalah perintah, dan karenanya mempunyai nilai hukum wajib untuk dilaksanakan. Siapa pun mereka yang secara pasif berdiam diri tidak mau berusaha untuk bekerja, maka dia telah menghujat perintah Allah, dan sadar atau tidak, sesungguhnya orang tersebut sedang menggali kubur kenistaan bagi dirinya.

Islam menempatkan budaya kerja bukan hanya sekedar sisipan atau perintah sambil lalu, tetapi menempatkannya sebagai tema sentral dalam pembangunan umat, karena untuk mewujudkan suatu pribadi dan masyarakat yang tangguh hanya mungkin apabila penghayatan terhadap esensi bekerja dengan segala kemuliannya dikajikan sebagai pokok kajian bagi setiap muslik, mubaligh, para tokoh dan sampai menjadi salah satu kebiasaaan da budaya yang khas di alamrumah tangga seoran muslim.

Hanya pribadi – pribadi yang menghargai nilai kerja yang kelak akan mampu menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang tangguh.

Seorang muslim haruslah menjadi manusia yang memiliki semangat untuk menjadi manusia yang diperhitungkan, mampu memberikan pengaruh kepada alam sekitarnya, sehingga dengan cepat dia mampu dikenal, diperhitungkan, karena berhasil mengaktualisasikan prestasi dirinya.

Rasulullah SAW bersabda


Bahwasanya Allah itu cinta kepada seorang mukmin yang bekerja.

( H. R. Tabrani dan Baihaqi )


Sebagaimana hamba Allah yang meyakini kebenaran Al Qur’an dan hadist, maka tertanam dalam lubuk hatinya bahwa mensyukuri nikmat Allah merupakan kewajiban mutlak yang harus dikerjakan. Bekerja dalam takaran agama Islam ekulivalen dengan pernyataan syukur kepada Sang Pencipta, bahkan bekerja setara dengan berjuang fisabilillah.

Konsekuensi logis dari ajaran ini mempunyai makna bahwa siapa pun yang tiak bekerja, hidupnya tidak produktif dan tidak punya arti, karena dia tidak mensyukuri nikmat hidup, bahkan secara tidak langsung dapat dikategorikan sebagai orang yang mengkufuri nikmat sehat sebagai anugerah dari Allah.

Bekerja untuk mencari fadhilah karunia Allah akan menghapus kemiskinan, meningkatkan taraf hidup dan martabat, serta harga diri merupakan nilai ibadah yang esensial, karena Rasulullah pernah bersabda


Kemiskinan itu sesungguhnya lebih mendekati kepada kekufuran.


Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.

Dikatakan sebagai aktivitas yang dinamis, karena mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seorang muslim harus penuh dengan tantangan, tidak monoton, dan selalu berupaya untuk menari terobosan – terobosan baru ( inovatif ) dan tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan.

Membudayakan kebiasaan bekerja akhirnya akan menjadi salah satu ciri utama setiap pribadi muslim yang menjadikannya sebagai semangat yang terus memberikan ilham dalam perjalanan kehidupannya, dimana mereka akan mengukir sejarah dengan tapak – tapak prestatif.

Oleh karena itu, harus tertanam dalam keyakinan kita bersama bahwa bekerja itu adalah amanah Allah, sehingga ada semacam mental yang tegas pada diri setiap pribadi muslim, bahwa :

  • Karena bekerja itu adalah amanah, maka dia akan bekerja dengan kerinduan dan tujuan agar pekerjaannya tersebut menghasilkan tingkat hasil yang optimal.

  • Ada semacam kebahagiaan melaksanakan pekerjaan, karena dengan melaksanakan pekerjaan tersebut, berarti dia telah melaksanakan amanah Allah.

  • Tumbuh kreativitas untuk mengembangkan dan memperkaya dan memperluas, karena dirinya merasa bahwa dengan mengembangkan pekerjannya akan tumbuh berbagai kegiatan dan tantangan, yang berarti menunjukkan bertambahnya amanah Allah kepada dirinya.

  • Ada semacam malu hati apabila pekerjaannya tidak dia laksanakan dengan baik, karena hal ini berarti sebuah pengkhianatan terhadap amanah Allah.

Dengan cara pandang seperti ini, maka setiap pribadi muslim adalah tipikal manusia yang terus meronta, gelisah dan berpikir keras untuk secara dinamis mencari terobosan, inovasi serta aktivitas yang penuh arti dalam bentuk dinamika kreativitas yang terus mengalir tak mengenal lelah (creative action).


Jihad Sebagai Etos Kerja

Banyak orang yang berpikir sempit, dan menafsirkan dan mengartikan jihad hanya dengan pengertian perang. Jihad atau mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidu yang mempunyai makna sikap yang bersungguh – sungguh untuk mengerahkan seluruh potensi diri untuk mencapai suatu tujuan atau cita – cita.

Firman Allah dalam Q. S. Al Ankabut : 6

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.”

Sedangkan dalam Q. S. Al Imran : 142

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”

Sedangkan firman Allah dalam Q. S. Al Ankabut : 69

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Makna jihad dalam kaitannya dengan bekerja, berikhtiar atau mewujudkan suatu cita – cita. Jihad menjadi satu kesatuan yang secara abadi harus terus menyala serta digali dan diuji potensinya, sehingga mampu mengeluarkan energi yang signifikan. Tidak ada artinya apabila kita ingin meraih cita – cita tanpa memiliki keinginan serta daya juang.

Kita menyaksikan betapa banyak orang yang mempunyai obsesi untuk menjadi kaya, tetapi pada saat yang bersamaan, keinginan tersebut tidak diikuti dengan kesungguhan untuk mewujudkan, sehingga biasanya mereka terjebak untuk menghalalkan segala cara, seperti bermain judi, perdukunan dan perilaku lain yang tidak rasional.

Islam mengajarkan agar hidup selalu mempunyai arah tujuan dan telah ditanamkan bahwa keinginan itu wajib diwujudkan dengan dorongan jihad. Kita boleh bermimpi, tetapi jadikanlah mimpi itu menjadi kenyataan dengan mengerahkan seluruh potenai diri untuk mewujudkannya. Apalagi, dengan sangat jelas, kita yakin bahwa Allah tidak akan pernah mengubah nasib diri kita, kecuali diri kita sendiri yang secara aktif ingin dan mempunyai tujuan untuk mengubah nasib kita sendiri ( Q. S. Ar Raduu : 11 )

Semangat kerja dalam Islam adalah adanya niat serta tujuannya bahwa bekerja merupakan kewajiban agama dalam rangka menggapai ridha Allah sehingga kesadaran bekerja seperti ini kita sebut jihad fi sabilillah.

Semangat jihad yang tumbuh dari keyakinan tauhid yang seharusnya menjadi etos kerja setiap muslim di mana pun berada. Kita harus menumbuhkan suatu penghayatan pada diri kita semua yang membuahkan suatu keyakinan bahwa keyakinan terhadap kitab suci Al Qur’an itu adalah ciri dan cara hidup, bahkan merupakan suatu definisi yang absolut akan keabsahan muslim seseorang.

Al Qur’an memberi petunjuk dan ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan, bukan sebagai pernyataan statis yang tidak memberi dampak. Mengaktualisasikan Al Qur’an merupakan upaya akbar yang terus berkesinambungan dalam kehidupan seorang muslim.


Etos Kerja Muslim

Etos kerja muslim dapat difenisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.

Apabila setiap pribadi muslim memahami, menghayati, dan kemudian mau mengaktualisasikannya dalam kehidupannya maka akan tampak pengaruh serta dampaknya kepada lingkungan, yang kemudian mendorong dirinya untuk terjun dalam samudra dunia dengan kehangatan iman.


Ciri – Ciri Etos Kerja Muslim

Ciri – ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan tigkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu merupakan bentuk ibadah, suatu panggilan dan perintah Allah yang akan memuliakan dirinya, memanusiakan dirinya sebagai bagian dari manusia pilihan.


  1. Memiliki jiwa kepemimpinan ( leadership )

Memimpin berarti mengambil peran secara aktif untuk mempengaruhi orang lain, agar orang lain tersebut dapat berbuat sesuai dengan keinginannya. Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk memiliki kepemimpinan Islam sudah barang tentu seluruh peranan dirinya merupakan bayang – bayang dari kehendak Allah sehingga keputusan dirinya mampu mempengaruhi orang lain, lingkungan, dan ruang serta waktu dengan nilai tauhid. Semangat dan rasa kepemimpinan harus sejak dini ditanamkan di kalangan keluarga muslim agar menjadi generasi yang kuat.


  1. Selalu berhitung

Rasulullah pernah bersabda, bekerjalah untuk duniamu, seakan – akan engkau akan hidup selama – lamanya dan beribadahlah untuk akhirat seakan – akan engkau akan mati besok.

Setiap langkah dalam kehidupan seorang muslim harus selalu memperhitungkan segala aspek dan resikonya dan menggunakan perhitungan yang rasional, yaitu tidak percaya dengan takhayul. Komitmen pada janji dan disiplin pada waktu merupakan citra seorang muslim sejati.


  1. Menghargai waktu

Hal ini tercantum di dalam firman Allah, Q. S. Al Ashr : 1 – 3. Waktu bagi seorang muslim adalah rahmat yang tiada terhitung nilainya. Baginya pengertian terhadap makna waktu merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Sebagai konsekuensi logisnya dia menjadikan waktu sebagai wadah produktivitas.

Setiap muslim harus berpegang kepada Al Qur’an dalam rangka untuk mempersiapkan diri menghadapi hari esok. Ajaran Islam adalah ajaran yang nyata, merupakan ayat – ayat amaliyah, suatu agama yang menuntut pengamalan ayat – ayat dalam bentuk perbuatan.


  1. Hidup hemat dan efisien

Seorang muslim mempunyai cara hidup yang sangat efisien di dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Dia menjauhkan sikap yang tidak produktif dan mubadzir, karena kedua sikap tersebut dijauhi dalam Islam.

Dia berhemat bukan dikarenakan karena ingin menumpuk kekayaan, sehingga melahirkan sikap kikir. Tetapi berhemat dikarenakan bahwa tidak selamanya hidup itu berjalan mulus, sehingga berhemat berarti mengestimasikan apa yang akan terjadi di masa depan.


  1. Keinginan untuk mandiri

Sesungguhnya daya inovasi dan kreativitas hanya terdapat pada jiwa yang merdeka, sedangkan jiwa yang terjajah akan terpuruk, sehingga dia tidak pernah mampu mengolah kemampuan serta potensi dirinya secara optimal.

Semangat jihad ini melahirkan kebahagiaan untuk memperoleh hasil dan usaha atas karsa dan karya yang dihasilkan oleh dirinya sendiri. Kemandirian bagi dirinya adalah lambang perjuangan sebuah semangat jihad yang sangat berarti.


Beberapa Nilai Yang Menghambat Etos Kerja

  1. Takhayul

Islam ingin menempatkan manusia sebagai subyek yang luhur dan mandiri. Hak dan kewajiban manusia hanyalah menjadi hamba Allah. Rezeki, jodoh, hidup, dan kematian mutlak berada di tangan Allah. Tidak ada suatu Dzat lain yang bisa menggeser hak Allah tersebut. Oleh karena itu, bagi seseorang yang mencari bentuk lain selain Allah, maka dia telah berbuat sirik yang sangat dibenci oleh Allah.

Sikap takhayul ini justru menjatuhkan harkat dan martabat manusia, serta membunuh kreativitas sebagai salah satu ciri etos kerja yang hakiki. Takhayul mengandung suatu ilusi yang membayangkan sesuatu tanpa adanya fakta yang empiris dan dapat dinalar, sehingga nilai keobyektivitasannya justru diragukan. Apabila hal ini diyakini sebagai sebuah kebenaran, maka hal tersebut akan menumbuhkan kemubadziran serta tumpulnya daya pikir.

Sulit diterima oleh akal, korelasi antara keyakinan bahwa menanam “kepala kerbau” berhubungan dengan keselamatan dan keberhasilan suatu proyek yang akan dibangun.

Segala macam kepercayaan takhayul itu mengakibatkan dua sisi kerugian yang sangat fatal bagi manusia, merendahkan derajat kemanusiannya dan menumpulkan etos kerja muslim yang bekerja atas dasar perangkat iman, ilmu, dan tanggung jawab dirinya sebagai hamba Allah.


  1. Alon – alon asal kelakon

Secara hakiki peribahasa yang dikenal sebagai warisan nenek moyang kita tersebut, sebenarnya memberikan pengertian bahwa setiap pekerjaan atau kegiatan apapun harus dilandaskan pada kesungguhan, ketelitian, ketepatan data.

Falsafah serta ungkapan dari nenek moyang atau para leluhur kita itu pada awalnya sangat luhur, tetapi kemudian memberikan konotasi negatif karena telah kehilangan spirit dari makna yang sesungguhnya. Kemudian, juga membawa efek samping yaitu adanya jiwa yang malas. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh menunggu, tidak boleh kehilangan waktu, dan harus pandai mengestimasikan waktu secara tepat.


  1. Sikap gampangan, take it easy

Seorang muslim harus memandang dunia sebagai ajang ibadah yang penuh tantangan dan perjuangan, sehingga segala sesuatu harus diperhitungkan dengan cermat. Dia menyadari bahwa tidak ada suatu pun hal yang diciptakan oleh Allah dengan sia – sia. Jika ada, maka kesia – siaan itu hanya datang dari cara pandang dan sikap manusia itu sendiri. Jadi, kita harus selalu memiliki motivasi yang dicapai dengan disiplin yang tinggi.


  1. Nrimo – fatalistis

Tawakal adalah suatu sikap berserah diri kepada Allah, setelah kita berusaha dan berdoa. Dan, sabar adalah daya tangguh yang tersimpan sebagai energi yang kuat untuk membentengi diri dari kerapuhan jiwa yang mudah menyerah.

Konotasi sabar, pasrah, dan nrimo, jangan sampai berubah menjadi sikap fatalisme. Kita tidak boleh hanya mengikuti arus, tanpa mampu mengubah diri dan posisinya. Sebaliknya, kita harus menafsirkan bahwa sabar itu adalah suatu keyakinan batin yang tangguh dan secara konsisten tidak pernah mengenal kata menyerah untuk tetap meraih cita – citanya.

Konsep kesabaran dalam Islam bukanlah konsep pasrah tanpa melakukan usaha. Tetapi, merupakan suatu sikap batin untuk tetap bekerja dalam rangka mewujudkan keinginannya untuk menjadi manusia yang penuh arti.


  1. Salah persepsi bahwa kerja kasar itu hina

Kita harus membuang jauh – jauh suatu pandangan yang salah bahwa bekerja kasar itu hina. Persepsi seperti ini kemudian melahirkan suatu penyakit yang mendorong seseorang menjadi manusia yang penuh dengan rasa gengsi, rapuh, dan kehilangan daya juang. Jangan sampai terkesan bahwa hanya dengan memakai dasi, maka gengsi akan naik dan mendapatkan kemuliaan. Pada akhirnya, seseorang itu dinilai dari prestasinya, bukan oleh gengsi.

Islam telah mendidik kita agar menjadi pekerja yang tangguh, serta menghasilkan prestasi yang terlahir dari kerja keras dan perjuangan hidup yang ulet.

Rasulullah bersabda,” bahwa memikul kayu bakar lebih baik daripada meminta – minta. Dari ucapan tersebut, tampak jelas bahwa Islam sangat menghargai budaya kerja, tanpa membedakan apakah pekerjaan itu dalam bentuk kerja fisik ataukah dalam bentuk kerja otak. Perbedaannya hanyalah pada ketrampilan atau profesionalisme saja. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa setiap pribadi muslim harus mampu untuk mandiri, bekerja dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidangnya masing – masing. Pandangan yang mengatakan bahwa kerja kasar (fisik) itu adalah rendah, sesungguhnya sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.


5 PRINSIP KERJA SEORANG MUSLIM

  1. Kerja, aktifitas, ‘amal dalam Islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada ni’mat Allah SWT. (QS. Saba’ : 13)

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ {سبأ/13}

  1. Seorang Muslim hendaknya berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan hasanah fi al-akhirah – ( QS. Al-Baqarah [002] : 201)

وِمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ {البقرة/201}

  1. Dua karakter utama yang hendaknya kita miliki: al-qawiyy dan al-amiin. QS. Al-Qashash [28] : 26

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ {القصص/26}

Al-qawiyy merujuk kepada : reliability, dapat diandalkan. Juga berarti, memiliki kekuatan fisik dan mental (emosional, intelektual, spiritual). Sementara al-amiin, merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur, dapat memegang amanah.

  1. Kerja keras. Ciri pekerja keras adalah sikap pantang menyerah; terus mencoba hingga berhasil. Kita dapat meneladani ibunda Ismail a.s. Sehingga seorang pekerja keras tidak mengenal kata “gagal” (atau memandang kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda).

  2. Kerja dengan cerdas. Cirinya: memiliki pengetahuan dan keterampilan; terencana; memanfaatkan segenap sumberdaya yang ada. Seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Sulaeman a.s. Jika etos kerja dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber dari visinya: meraih hasanah fid dunya dan hasanah fi al-akhirah. Jika etos kerja difahami sebagai etika kerja; sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja, maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan.

Penutup

  1. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas, antara lain:

  1. Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip – prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.

  2. Kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.

  3. Etos kerja muslim dapat difenisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.

  4. Ada beberapa hal yang menghambat etos kerja, yaitu takhayul, alon – alon asal kelakon, sikap gampangan, take it easy, nrimo – fatalistis, salah persepsi bahwa kerja kasar itu hina.

  5. Semangat kerja dalam Islam adalah adanya niat serta tujuannya bahwa bekerja merupakan kewajiban agama dalam rangka menggapai ridha Allah sehingga kesadaran bekerja seperti ini kita sebut jihad fi sabilillah.

  6. Ciri etos kerja muslim, antara lain memiliki jiwa kepemimpinan (leadership), selalu berhitung, menghargai waktu, hidup hemat dan efisien, adanya keinginan untuk mandiri.

  1. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan, yaitu :

  1. Seorang muslim haruslah menjadi manusia yang memiliki semangat untuk menjadi manusai yang diperhitungkan.mampu memberikan pengaruh kepada alam sekitarnya, sehingga dengan cepat dia mampu dikenal, diperhitungkan, karena berhasil mengaktualisasikan prestasi dirinya.

  2. Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai penganggur.

  3. Harus tertanam dalam keyakinan kita bersama bahwa bekerja itu adalah amanah Allah, sehingga ada semacam mental yang tegas pada diri setiap pribadi muslim, bahwa bekerja adalah amanah dari Allah.


Daftar Pustaka

beranda.blogsome.com/2006/04/24/etos-kerja-dalam-islam/

media.isnet.org/islam/Par

mhamzah.multiply.com/journal/item/18

pustaka.wordpress.com/2007/01/06/48/

Tasmara, Toto. 1994. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta : PT Dana Bhakti Wakaf.

www.acehforum.or.id/islam-dan-etos-t1661.html