Senin, 30 Juni 2008

Dear Mr.Rotinsulu

Dear Mr. Rotinsulu,


Soale, aku bingung banget mau nulis gimana. Enaknya, aku memanggil Mr. Rotinsulu apa? Mas Ferry atau Pak Ferry? Kalo aku panggil Mas Ferry kok rasanya janggal. Mas Ferry kan udah married. Tapi, kalo aku panggil Pak Ferry, kesannya lucu gitu. Mr. Rotinsulu kan baru berumur 26 tahun. Jadi, apa dong? Mmm …, Mas Ferry aja, deh. Usia Mas cuma terpaut 7 tahun dariku.


Mas Ferry … Mas Ferry … Mas Ferry … . Uh, senangnya aku dapat menyapamu.


Dear Mas Ferry,


First, aku pengen ngucapin selamat ‘Congratulation’ buat Mas (kalo di Jawa, Mas berarti kakak laki – laki atau yang dianggap sebagai kakak laki – laki. Di Palembang apaan, Mas?), karena udah menang dari PSMS Medan pas final Ligina. Trus, selamat juga bwat Sriwijaya FC, double winner is yours. Menurutku, hal itu merupakan prestasi yang tak tertandingi dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Keren banget, deh!


O y, kenalin. Aku Citra, saat ini lagi kuliah di Universitas Diponegoro, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Hayooo, Mas Ferry pasti langsung pusing sambil mikir gini,” Jurusan apaan, tuh?” Bener kan dugaanku. Ah, sudah deh. Aku kan bukan orang penting kayak Mas. Okey, back to topics.


Aku pengen tanya, nih. Itu … soal kalung yang selalu dipakai Mas. Gimana sih sejarahnya? Kayaknya, Mas Ferry bener – bener mencintai kalung itu, sampe – sampe aku lihat Mas menciumnya pas menang sama Persija. Seandainya aku juga dicium!! He … he … he …


Btw, saat final kemarin, sebenarnya aku pengen ada drama adu pinalti, lho. Jadi, aku bisa memandang Mas Ferry lebii … hh lama, melihat gimana ketangkasan Mas di lapangan. Aku yakin Mas bisa mengatasinya dan MENANG. Di dalam hatiku, Mas adalah kiper number 1 di Indonesia. Setuju?


Satu lagi, Mas tuh manis banget kalo lagi tersenyum. Tapi, sayangnya aku jarang melihatnya. Tapi, aku paham kok jika seorang goal keeper mempunyai tugas yang berat kerena merupakan benteng terakhir dari pertahanan suatu FC.


Mas, aku boleh minta sesuatu nggak? Boleh, ya? Aku pengen punya foto Mas yang pualliiing cakep beserta tanda tangannya juga. Pliz. Merupakan suatu kehormatan bagiku untuk bisa memajang foto asli (bukan download - an internet) dari seorang kiper paling hebat yang pernah kulihat. Aku juga minta alamat rumah dan alamat email Mas donk!


Udah dulu, ya Mas. Kalo kebanyakan, nanti pasti Mas Ferry jadi bosen mbacanya. Kutunggu balasan suratmu, Mas. Ditulis pake tulisan tangan juga ngga apa – apa. Aku justru merasa bangga memiliki tulisan aslinya Mas. Salam bwat Bung Darmawan dan teman – teman Mas.


Makasih banyak. Ceritakan tentang diri Mas Ferry sebanyak – banyaknya. Kan mumpung kompetisi sepak bolanya belum dimulai. Pasti Mas punya banyak waktu.


“Pokoknya, suratku harus dibalas,” kata Citra.

“Aduh, ini anak … ngotot banget!” jawab Mas Ferry.

“Mas, aku kan bukan anak – anak lagi.”

“Iya … iya, kamu sudah dewasa!”

“Lalu, suratku akan dibalas?” tanya Citra penuh harap.

Mas Ferry mengangguk dan tersenyum.

“Hore … makasih ya, Mas,” teriak Citra senang sambil memeluk Mas Ferry.

Gubrakk! Citra terjatuh dari tempat tidurnya dengan memeluk guling. Dia kecewa … ternyata hanya mimpi.


Hopefully,




Citra


Untuk Mas Ferry, kekasih khayalanku


Sinar mentari menyinari sesosok wajah

dalam bayang – bayang

Dalam padang rumput pengikat sunyi,

terkungkung oleh penjara hati


Aku berlari mengarungi lautan mimpi

‘tuk temukan jiwamu yang

melayang – layang pada jalan

tak berujung


Tapi, kau hilang

di antara puing – puing cahaya,

tanpa jejak

Begitu saja … sekejap


Ah, kekasihku, sayang

Engkau adalah khayalan

Engkau adalah impian terindah dalam hidupku



I miss you every night

Tidak ada komentar:

Posting Komentar