Senin, 30 Juni 2008

Ibuku, Indah Anugerah-Mu

Ibuku sayang, tahukah engkau bahwa aku sungguh menyayangimu. Hanya saja, selama ini aku tidak mampu mengungkapkannya. Hanya saja, selama ini aku tidak tahu bagaimana cara membalas kasih sayangmu.


Ibuku cantik. Luar dan dalam. Tak ada yang dapat menggantikan beliau di hatiku. Dan, aku … sangat bangga dapat memilikinya. Hampir setiap malam kami mengobrol dan berbicara dari hati ke hati. Semua persoalan yang terasa mengganjal, kutumpahkan semuanya pada Ibu. Tak ada yang kusembunyikan, karena beliau selalu dapat menebak isi hatiku. Seperti buku harian yang setia menemani, beliau menampung segala masalahku. Semuanya! Namun, tak seperti buku harian yang hanya terdiam, Ibuku dapat memberikan nasihat – nasihat yang tepat dan berguna bagi perkembangan jiwaku.


Mungkin, tanpa Ibu, aku takkan punya arti. Ibu selalu ada untukku. Bila Ibu tak menggandengku selama ini, aku pasti sudah terjatuh. Bila Ibu tak datang menjemputku, aku pasti sudah tersesat. Aku tahu, Ibu akan membawa lentera yang menerangi jiwa, saat aku berada dalam kegelapan yang tak terjangkau oleh tangan cahaya.


Ibuku adalah pahlawanku. Beliau tak sekalipun menyerah untuk mengusahakan yang terbaik bagiku. Aku pun tumbuh menjadi anak yang bahagia. Memang, seseorang yang membawa cahaya hidup bagi orang lain, tidak dapat menghalangi sinar itu dari dirinya sendiri. Dan, itulah ibuku. Aku takkan bisa melangkah maju tanpa dukungan dari beliau.


Ketika aku sedang patah hati, beliau datang membelai dan menghiburku dengan caranya sendiri, dan membuatku kembali mampu memandang dunia dengan optimis.


Ketika aku mengalami kegagalan, beliau senantiasa menghiburku. Tidak seperti orang – orang yang seakan menyalahkanku, beliau justru mengulurkan kedua tangannya dan membuatku merasa aman dalam dekapannya.


Beliau adalah sosok yang tak tergantikan. Untuk saat ini dan selamanya …



Citra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar